Sukses

Garmin Ungkap Tingkat Stres dan Kesehatan Orang Indonesia Selama Pandemi Covid-19

Garmin mengungkap data aktivitas fisik penggunanya di Asia (salah satunya Indonesia) untuk memberikan gambaran terkait kondisi kesehatan masyarakat selama pandemi Covid-19.

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan teknogi penyedia perangkat nirkabel dan navigasi GPS, Garmin, mengungkap data aktivitas fisik penggunanya di Asia (salah satunya Indonesia) untuk memberikan gambaran terkait kondisi kesehatan masyarakat selama pandemi Covid-19.

Fakta ini terangkum dalam "Data Kesehatan 2020 Pengguna Garmin di Asia". Data tersebut mengintegrasikan data pengguna secara anonim melalui pemantauan kesehatan selama 24 jam.

Tak hanya aktivitas fisik, melalui data ini pula Garmin mengamati fase tidur hingga tingkat stres pengguna.

Tingkat stres

Pandemi Covid-19 membuat sejumlah negara memberlakuan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), yang secara langsung mempengaruhi segala aspek kehidupan, termasuk membatasi aktivitas dan kegiatan masyarakat.

Dengan kondisi tersebut, Garmin menganalisis tingkat stres masyarakat menggunakan data dari pengguna yang tercatat di Garmin Connect, dan menemukan fakta menarik. Tingkat stres pengguna Garmin di Indonesia menjadi yang terendah ketiga dibanding negara lain di Asia.

Menurut keterangan resmi Garmin, Selasa (22/12/2020), menariknya data itu menurun dibanding tahun lalu pada periode yang sama. 

Dengan kata lain, pandemi dan PSBB tak lantas membuat tingkat stres masyarakat Indonesia menanjak, khususnya perempuan di Indonesia yang mencatat tingkat stres di bawah 20, menjadi yang terendah dibanding seluruh pengguna Garmin di negara Asia lainnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Fase Tidur

Selama masa pandemi, Garmin menemukan fakta menarik lainnya perihal deep sleep atau fase tidur tatkala manusia sedang terlelap. Deep sleep merupakan fase penting yang dibutuhkan manusia agar merasa segar ketika bangun tidur.

Di Indonesia sendiri, data yang diperoleh oleh Garmin Connect menyatakan bahwa perempuan di Indonesia memiliki rata-rata deep sleep yang cukup baik dibanding di negara Asia lainnya, yaitu hampir mencapai 70 menit. Sedangkan, laki-laki justru memiliki rata-rata deep sleep yang cukup rendah, yaitu di atas 50 menit.

Selain itu, Garmin menemukan bahwa di seluruh negara di Asia, perempuan memiliki tingkat deep sleep yang lebih tinggi dibanding laki-laki. Hal ini dapat dikaitkan dengan kemampuan mengelola stres laki-laki yang belum sebaik perempuan.

Pasalnya, penelitian yang dilakukan oleh Bixler et.al. menyatakan secara umum bahwa perempuan memiliki waktu tidur yang lebih banyak dibanding laki-laki karena lebih mampu mengatasi pemicu stres yang berasal dari luar, di mana dapat mengganggu proses tidur manusia.

 

3 dari 3 halaman

Intensitas Aktivitas Fisik

Sebagai perangkat jam pintar yang mendukung gaya hidup aktif, Garmin juga mengukur intensitas aktivitas fisik pengguna atau yang biasa disebut dengan Intensity Minutes.

Data Intensity Minutes diperoleh saat jam pintar (smartwatch) Garmin mendeteksi aktivitas fisik dengan intensitas tertentu yang berlangsung selama lebih dari 10 menit berdasarkan detak jantung pengguna, di mana data tersebut kemudian diolah untuk mengevaluasi apakah pengguna sudah mencapai intensitas latihan mingguan, sesuai standar WHO.

Data yang diperoleh Garmin Connect di kawasan Asia menunjukkan intensitas aktivitas fisik pengguna laki-laki lebih tinggi dibanding perempuan.

Di Indonesia sendiri, intensitas aktivitas fisik pengguna laki-laki berada di urutan terendah dibanding pengguna laki-laki di Asia. Sedangkan, pengguna perempuan di Indonesia menempati posisi keenam di Asia.

(Isk/Ysl)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.