Sukses

Aplikasi Streaming Hooq Tutup Layanan Hari Ini

Setelah lima tahun kehadirannya, aplikasi streaming video Hooq menghentikan layanannya pada hari ini, Kamis, 30 April 2020.

Liputan6.com, Jakarta - Aplikasi streaming video Hooq akhirnya mengumumkan perpisahan. Setelah lima tahun kehadirannya, Hooq menghentikan layanannya pada hari ini, Kamis (30/4/2020).

Ucapan selamat tinggal ini diumumkan Hooq melalui laman resmi sekaligus akun media sosial Twitter resminya @HOOQ_ID dan akun Twitter Hooq di negara lain seperti Filipina dan Thailand. Hooq juga berhenti beroperasi di India dan Singapura.

"30 April 2020, kami pamit. Kami semua di Hooq mengucapkan terima kasih atas kebersamaan Anda selama 5 tahun terakhir," kata Hooq dalam salam perpisahannya yang diunggah di akun Twitter.

Hooq menyebut, keputusan untuk menutup layanannya adalah hal berat namun harus diambil.

Aplikasi streaming video Hooq beroperasi di lima negara di atas dengan total jumlah pelanggan mencapai 80 juta.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Ajukan Likuidasi

Sebelumnya pada bulan Maret, Hooq mengajukan likuidasi pada para krediturnya. Informasi ini diketahui dari pengumuman perusahaan beberapa waktu lalu.

Dikutip dari Business Times, Senin (30/3/2020), likuidasi ini diajukan sebab tantangan layanan over-the-top video saat ini sudah jauh meningkat dari beberapa tahun lalu.

"Penyedia konten lokal dan global terus bertumbuh, biaya produksi konten tetap tinggi, dan kemampuan konsumen di pasar berkembang untuk membayar lebih di tengah layanan yang makin banyak," tutur perusahaan.

Hooq sendiri mengaku kesulitan bersaing di tengah kompetisi tersebut. Perusahaan mengatakan tidak mampu tumbuh secara memadai, termasuk kesulitan menutup biaya konten dan operasi platform yang berkelanjutan.

3 dari 3 halaman

Sulit Bersaing dan Tak Terima Pendanaan dari Investor

Pada sisi lain, perusahaan mengatakan sudah tidak lagi menerima pendanaan dari investor lama maupun bar. Oleh sebab itu, Singtel sebagai pemilik saham terbanyak mengajukan likuidasi.

Kendati demikian, perusahaan telko itu mengatakan likuidasi ini tidak memiliki dampak pada bisnis perusahan. Sebagai bagian dari keputusan ini, perusahaan akan bertemu dengan pemilik saham dan kreditur pada 13 April.

Keputusan ini disebut mengagetkan sebab beberapa bulan lalu Head of Localization Hooq Yvan Hennecart mengatakan berencana untuk menambah konten lokal di platformnya dan ada 100 judul orisinal untuk 2020.

Hooq saat ini dilaporkan sudah memiliki 80 juta pengguna yang tersebar di India, Indonesia, Thailand, Singapura, dan Filipina.

(Tin/Isk)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini