Sukses

Badan Geologi Beberkan Pemicu Gempa M6,1 di Laut Seram Bagian Timur

Kondisi (morfologi) daerah terlanda guncangan gempa bumi berupa dataran pantai hingga dataran hingga dataran bergelombang, perbukitan bergelombang hingga terjal.

Liputan6.com, Bandung - Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan penyebab terjadinya gempa bumi berkekuatan magnitudo M6,1 di kedalaman 45 km laut Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), Provinsi Maluku, akibat aktivitas zona penunjaman di Laut Seram dengan mekanisme sesar naik berarah barat laut-Tenggara.

Gempa bumi terjadi pada hari Senin, tanggal 6 Mei 2024, pukul 01.33 WIB. Menurut Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Mohammad Wafid, kondisi (morfologi) daerah terlanda guncangan gempa bumi berupa dataran pantai hingga dataran hingga dataran bergelombang, perbukitan bergelombang hingga terjal.

"Menurut data Badan Geologi (BG) daerah tersebut tersusun oleh tanah lunak (kelas E) dan tanah sedang (kelas D) pada morfologi dataran hingga dataran bergelombang, dan tanah keras (kelas C) pada morfologi perbukitan," ujar Wafid dalam keterangan tertulisnya, Bandung, Senin, 6 Mei 2024.

Wafid menuturkan daerah Kabupaten SBT, Provinsi Maluku, tersusun oleh endapan Kuarter berupa endapan pantai dan endapan sungai, batuan berumur Tersier berupa batuan sedimen, serta batuan berumur Pra Tersier berupa batuan metamorf, meta sedimen dan batugamping.

Sebagian batuan berumur Pra Tersier dan Tersier tersebut telah mengalami pelapukan. Endapan Kuarter dan batuan yang telah lapuk pada umumnya bersifat lunak, lepas, belum kompak (unconsolidated) dan memperkuat efek guncangan, sehingga rawan gempa bumi.

"Masyarakat dihimbau untuk tetap tenang, mengikuti arahan dari petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, tetap waspada dengan kejadian gempa bumi susulan, dan jangan terpancing isu yang tidak jelas sumbernya mengenai gempa bumi dan tsunami," kata Wafid.

Wafid menerangkan otoritasnya belum menerima informasi soal korban jiwa dan kerusakan bangunan akibat kejadian gempa bumi tersebut.

Guncangan gempa bumi di daerah terletak dekat dengan lokasi pusat gempa bumi diperkirakan pada skala intensitas IV-V MMI (Modified Mercally Intensity).

"Data Badan Geologi mencatat sebaran permukiman penduduk yang terlanda guncangan gempa bumi di Kabupaten SBT, Provinsi Maluku terletak pada Kawasan Rawan Bencana (KRB) gempa bumi menengah," sebut Wafid.

Kejadian gempa bumi tersebut tidak menimbulkan tsunami meskipun lokasi pusat gempa bumi terletak di laut, karena tidak mengakibatkan terjadinya deformasi dasar laut yang dapat memicu terjadinya tsunami.

Menurut data Badan Geologi daerah pantai di Kabupaten SBT, Provinsi Maluku rawan terhadap bencana tsunami, dengan potensi tinggi tsunami di garis pantai lebih dari 3 meter.

"Daerah Kabupaten SBT tergolong rawan bencana gempa bumi dan tsunami, oleh karena itu direkomendasikan agar ditingkatkan upaya mitigasi bencana gempa bumi dan tsunami melalui mitigasi struktural dan mitigasi non struktural," ungkap Wafid.

Wafid menuturkan selain itu bangunan di Kabupaten SBT, Provinsi Maluku agar dibangun menggunakan konstruksi bangunan tahan gempa bumi dan harus dilengkapi dengan jalur dan tempat evakuasi.

Kejadian gempa bumi ini diperkirakan tidak berpotensi mengakibatkan terjadinya bahaya ikutan (collateral hazard) berupa retakan tanah, gerakan tanah dan likuefaksi.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Getaran Gempa Dicatat Dua Stasiun Luar Negeri

Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), lokasi pusat gempa bumi berada di Laut Seram pada koordinat 130,98 BT dan 3,22 LS, berjarak sekitar 55 km timur Bula, Kabupaten Seram Bagian Timur, Provinsi Maluku, dengan magnitudo (M6,1) pada kedalaman 45 km.

Sedangkan menurut data The United States Geological Survey (USGS) Amerika Serikat, lokasi pusat gempa bumi terletak pada koordinat 130,975 BT dan 3,313 LS dengan magnitudo (M6,2) pada kedalaman 12,1 km.

Sementara itu, berdasarkan data dari GeoForschungsZentrum (GFZ), Jerman, lokasi pusat gempa bumi berada pada koordinat 130,94 BT dan 3,42 LS, dengan magnitudo (M6,0) pada kedalaman 41 km. Ketiga stasiun tersebut mencatat terjadinya gempa bumi susulan.

 

3 dari 3 halaman

Antisipasi Gempa

Ini yang harus dilakukan sebelum, sesaat, dan sesudah gempa bumi.

Sebelum Terjadi Gempa:

- Pastikan bahwa struktur dan letak rumah Anda dapat terhindar dari bahaya yang disebabkan oleh gempa, seperti longsor atau likuefaksi. Evaluasi dan renovasi ulang struktur bangunan Anda agar terhindar dari bahaya gempabumi.

- Kenali lingkungan tempat Anda bekerja: perhatikan letak pintu, lift, serta tangga darurat. Ketahui juga di mana tempat paling aman untuk berlindung.

- Belajar melakukan P3K dan alat pemadam kebakaran.

- Catat nomor telepon penting yang dapat dihubungi pada saat terjadi gempabumi.

- Atur perabotan agar menempel kuat pada dinding untuk menghindari jatuh, roboh, bergeser pada saat terjadi gempabumi.

- Atur benda yang berat sedapat mungkin berada pada bagian bawah. Cek kestabilan benda yang tergantung yang dapat jatuh pada saat gempabumi terjadi.

- Simpan bahan yang mudah terbakar pada tempat yang tidak mudah pecah agar terhindar dari kebakaran.

- Selalu mematikan air, gas dan listrik apabila tidak sedang digunakan.

- Siapkan alat yang harus ada di setiap tempat: Kotak P3K, senter/lampu baterai, radio, makanan suplemen dan air.

Saat Terjadi Gempa:

- Jika Anda berada dalam bangunan: lindungi badan dan kepala Anda dari reruntuhan bangunan dengan bersembunyi di bawah meja, cari tempat yang paling aman dari reruntuhan dan guncangan, lari ke luar apabila masih dapat dilakukan.

- Jika berada di luar bangunan atau area terbuka: Menghindar dari bangunan yang ada di sekitar Anda seperti gedung, tiang listrik, pohon. Perhatikan tempat Anda berpijak, hindari apabila terjadi rekahan tanah.

- Jika Anda sedang mengendarai mobil: keluar, turun dan menjauh dari mobil hindari jika terjadi pergeseran atau kebakaran.

- Jika Anda tinggal atau berada di pantai: jauhi pantai untuk menghindari bahaya tsunami.

- Jika Anda tinggal di daerah pegunungan: apabila terjadi gempabumi hindari daerah yang mungkin terjadi longsoran.

Setelah Terjadi Gempa:

- Jika Anda berada di dalam bangunan: keluar dari bangunan tersebut dengan tertib; jangan menggunakan tangga berjalan atau lift, gunakan tangga biasa;periksa apa ada yang terluka, lakukan P3K; telepon atau mintalah pertolongan apabila terjadi luka parah pada Anda atau sekitar Anda.

- Periksa lingkungan sekitar Anda: apabila terjadi kebakaran, apabila terjadi kebocoran gas, apabila terjadi hubungan arus pendek listrik. Periksa aliran dan pipa air, periksa apabila ada hal-hal yang membahayakan.

- Jangan memasuki bangunan yang sudah terkena gempa,karena kemungkinan masih terdapat reruntuhan.

- Jangan berjalan di daerah sekitar gempa, kemungkinan terjadi bahaya susulan masih ada.

- Dengarkan informasi mengenai gempabumi dari radio (apabila terjadi gempa susulan). Jangan mudah terpancing oleh isu atau berita yang tidak jelas sumbernya.

- Mengisi angket yang diberikan oleh instansi terkait untuk mengetahui seberapa besar kerusakan yang terjadi.

- Jangan panik dan jangan lupa selalu berdoa kepada Tuhan demi keamanan dan keselamatan kita semuanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.