Sukses

Miliaran Ponsel Tak Bisa Pakai Teknologi Pelacakan Kontak Apple-Google, Ini Alasannya

Kemungkinan ada miliaran ponsel di seluruh dunia yang tidak dapat memanfaatkan pelacakan kontak dari Apple dan Google. Ini alasannya

Liputan6.com, Jakarta - Apple dan Google bekerja sama merancang teknologi pelacakan kontak untuk menekan penyebaran Covid-19 (virus Corona).

Mereka menggunakan Bluetooth untuk membantu pemerintah dan badan-badan kesehatan, tetapi tetap mengutamakan privasi dan keamanan pengguna.

Ini tentunya kabar baik, di mana dua perusahaan teknologi bekerja sama untuk kepentingan masyarakat dunia. Namun demikian, tak semua ponsel bisa menjalankan teknologi itu.

Menurut laporan dari The Financial Times, sebagaimana dilansir Ubergizmo, Senin (27/4/2020), kemungkinan ada miliaran ponsel di seluruh dunia yang tidak dapat memanfaatkan pelacakan kontak.

Hal tersebut karena persyaratan perangkat keras yang diperlukan agar dapat berfungsi di sebuah perangkat (smartphone atau feature phone) mungkin tidak kompatibel dengan teknologi tersebut.

Juga model perangkat yang lebih lama masih sangat banyak yang belum memenuhi syarat. Ini tentunya membuat miliaran ponsel (orang) tidak bisa menggunakan teknologi pelacakan kontak dari Apple dan Google.

Menurut analis CSS Insight, Ben Wood, keterbatasan teknologi yang mendasar adalah masih ada beberapa ponsel tidak memiliki Bluetooth atau sistem operasi terbaru yang diperlukan.

"Jika kamu berada dalam kelompok yang kurang beruntung dan memiliki perangkat lama atau feature phone, kamu akan kehilangan manfaat yang ditawarkan teknologi pelacakan kontak," ucapnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Apple dan Google Percepat Peluncuran Teknologi Pelacakan Kontak

Versi pertama teknologi buatan Apple dan Google untuk pelacakan kontak yang bertujuan menekan penyebaran Covid-19 akan tersedia untuk para pengembang pada 28 April 2020. CEO Apple dilaporkan mengungkapkan tanggal peluncuran tersebut saat melakukan viode conference dengan Komisioner Eropa, Thierry Breton.

Apple dan Google sebelumnya memperkirakan teknologi tersebut akan tersedia mulai pertengahan Mei 2020.

"Tim Cook mengatakan kepada saya bahwa versi pertama dari teknologi yang disiapkan Apple dengan Google akan tersedia untuk para pengembang pada 28 April," ujar Breton kepada media Prancis, iGeneration, seperti dikutip dari Apple Insider, Jumat (24/4/2020).

Bersama dengan pihak lain, Uni Eropa menekankan perhatian mereka terhadap implikasi privasi dari teknologi tersebut. Breton pun menekankan kedua perusahaan tentang mematuhi hal yang disebut oleh Uni Eropa sebagai standar "toolbox".

Menurut laporan iGeneration, Breton menggunakan percakapannya dengan Tim Cook untuk dapat bekerja dengan otoritas nasional dalam membantu alternatif mereka sendiri.

Secara khusus, sistem StopCovid milik Prancis tidak akan menggunakan teknologi Apple dan Google tersebut, tapi Breton ingin memastikan teknologi itu tidak akan diblokir.

"Merupakan tanggung jawab perusahaan-perusahaan seperti Apple untuk melakukan segala yang mungkin dalam mengembankan solusi teknis, sehingga aplikasi nasional berfungsi," kata Breton.

3 dari 3 halaman

Dua Tahap Implementasi

Mengingat kebutuhan yang mendesak, Apple dan Google sebelumnya mengungkapkan berencana "mengimplementasikan solusi ini dalam dua tahap dengan tetap mempertahankan perlindungan kuat terkait privasi pengguna."

Langkah pertama, Apple dan Google pada Mei akan merilis API yang memungkinkan interoperabilitas antara perangkat Android dan iOS menggunakan aplikasi-aplikasi dari otoritas kesehatan publik. Aplikasi-aplikasi resmi tersebut akan bisa diunduh oleh pengguna melalui toko aplikasi masing-masing.

Kedua, Apple dan Google dalam beberapa bulan mendatang akan bekerja untuk mengaktifkan platform pelacakan kontak berbasis Bluetooth lebih luas dengan membangun fungsi ini ke dalam underlying platform.

"Ini adalah solusi lebih kuat daripada API dan akan membuat lebih banyak orang berpartisipasi, jika mereka memilih ikut serta, dan memungkinkan interaksi dengan ekosistem lebih luas dari berbagai aplikasi dan otoritas kesehatan pemerintah," tutur kedua perusahaan.

Kedua raksasa teknologi itu menekankan privasi, transparansi dan persetujuan adalah hal paling penting dalam upaya ini.

"Kami berharap dapat membangun fungsi ini melalui konsultasi dengan berbagai pemangku kepentingan yang tertarik. Kami secara terbuka mempublikasikan informasi tentang pekerjaan kami agar bisa dianalisis oleh yang lain," ujar pihak Apple dan Google.

(Isk/Ysl)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.