Sukses

Peneliti NASA Temukan Oasis Kuno di Mars

Dari sekian banyak penelitian yang dilakukan di planet ini, akhirnya NASA menemukan "titik terang" tentang jejak kehidupan di planet Mars masa lalu,

Liputan6.com, Jakarta - Selama ini, peneliti selalu mencari jawaban apakah Mars bisa ditempati manusia di masa depan atau apakah ada kehidupan di planet tersebut.

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, peneliti dari NASA sendiri juga mengirimkan mesin pengelana ke Mars untuk mengumpulkan bukti-bukti penelitian kedepannya.

Dari sekian banyak penelitian yang dilakukan di planet ini, akhirnya NASA menemukan "titik terang" tentang jejak kehidupan di masa lalu, yakni berupa oasis kuno.

Berbentuk cekungan, oasis kuno ini dinamakan "Gale Crater" dan ditemukan oleh mesin pengelana NASA yang bernama "Curiosity".

Gale Crater ini sendiri memiliki luas sekitar 154 kilometer dan cekungan dengan tingkat kedalaman hingga 5 kilometer.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ditemukan melalui mineral garam

Wilayah perbukitan yang ditemukan robot Curiosity merupakan bekas danau di planet Mars, apakah benar?

Lebih lanjut, Gale Crater telah terbentuk dari hantaman dahsyat yang terjadi pada miliaran tahun yang lalu. Terdapat sebuah pegunungan tinggi mengitari oasis yang dinamai Pegunungan Sharp.

Peneliti juga menemukan kumpulan batu sedimen yang memiliki tinggi sekitar 150 meter. Bebatuan ini dinamakan sebagai Pulau Sutton.

Terdapat beberapa celah di bebatuan sehingga menciptakan sebuah danau yang peneliti namakan sebagai "Old Soaker", dan ditemukan mineral garam dalam danau tersebut. Dengan ini, peneliti memprediksi Mars atau area sekitar Gale Crater ini pernah terdapat air asin.

Melalui jurnal Nature Goescience, peneliti menemukan air yang ada di Pulau Sutton mengering dan meninggalkan garam asli, tetapi garam tersebut bukanlah garam meja, melainkan garam mineral.

Garam tersebut tercampur dengan sedimen yang diindikasikan terjadi melalui proses kristalisasi di lingkungan yang basah. Memungkinkan bahwa air asin yang berada di kolam-kolam kecil dulu menguap.

(Keenan/Ysl)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini