Sukses

Kecerdasan Buatan Bisa Deteksi Penyakit Genetik dari Wajah Manusia

Studi juga melaporkan kalau 8 persen populasi manusia memiliki gejala genetik yang harus diperiksa dari wajah.

Liputan6.com, Jakarta - Teknologi kecerdasan buatan (AI, Artificial Intelligence) kini berperan penting di industri kesehatan.

Terbaru, kecerdasan buatan tengah diuji coba oleh perusahaan kesehatan FDNA. Kecerdasan buatan ini, dapat mendeteksi gejala penyakit genetik cuma hanya dengan memeriksa wajah manusia.

Teknologi kecerdasan buatan bernama DeepGestalt tersebut, diharapkan bisa membantu dokter untuk mengidentifikasi sejumlah penyakit yang sulit dideteksi dengan alat kesehatan. Demikian dikutip CNN dari studi jurnal Nature Medicine, Selasa (12/3/2019).

Studi juga melaporkan kalau 8 persen populasi manusia memiliki gejala genetik yang harus diperiksa dari wajah.

Dalam hal ini, kecerdasan buatan DeepGestalt mampu mendeteksi sindrom Angelman, yakni gejala yang mempengaruhi sistem saraf manusia hanya dengan memeriksa bentuk wajah manusia, mulai dari letak gigi, letak mata, hingga posisi lidah.

"DeepGestalt mampu mendemonstrasikan bagaimana ia bekerja dengan algoritma deep learning untuk mendeteksi penyakit genetik," kata Yaron Gruovich, Chief Technology Officer FDNA.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Sudah Diuji Coba

Gurovich dan timnya juga sudah melatih DeepGestalt untuk memeriksa 17.000 gambar wajah dari pasien yang didiagnosis memiliki penyakit genetik.

Dalam uji coba tersebut, DeepGestalt mampu bekerja lebih akurat dan cepat ketimbang ahli klinis dalam memeriksa wajah pasien.

Dalam setiap uji coba, DeepGestalt mengungkap daftar penyakit dalam tingkat akurasi 91 persen.

Jorge Cardoso, dosen dari sekolah biomedis King's College London, mengakui kalau kemampuan DeepGestalt sangat menaik.

Ia pun berharap, ke depannya DeepGestalt bisa digunakan rumah sakit umum untuk membantu mendeteksi lebih banyak jenis penyakit genetik.

"Ini adalah salah satu pencapaian fantastis kecerdasan buatan yang dapat mengubah harapan hidup manusia. Ketika banyak orang memandang kecerdasan buatan dari sisi negatif, kami justru optimistis DeepGestalt dapat membawa harapan untuk kemanusiaan," tandasnya.

3 dari 3 halaman

Kecerdasan Buatan Kalahkan Dokter Saat Diagnosis Tumor Otak

Sistem kecerdasan buatan kembali menunjukkan tajinya di bidang kesehatan.

Kali ini, kecerdasan buatan asal Tiongkok yang dilaporkan berhasil mengungguli kemampuan diagnosis dokter.

Dilaporkan Xinhua, sebuah sistem kecerdasan buatan berhasil mengalahkan tim yang terdiri dari 15 doktor kenamaan Tiongkok dalam hal mendiagnosis tumor otak dan memprediksi hematoma.

Dari uji coba yang dilakukan, kecerdasan buatan ini berhasil mengunguli kemampuan dokter saat melakukan diagnosis dua penyakit tersebut. Dikutip dari The Next Web, Rabu (4/7/2018), kecerdasan buatan ini diberi nama BioMind.

Sistem ini dikembangkan oleh Artificial Intelligence Research Centre for Neurological Disorders dari Rumah Sakit Tiantan Beijing. Saat uji coba, kemampuan BioMind ternyata berada di atas rata-rata kemampuan para dokter.

Saat menelaah sejumlah kasus tumor otak, BioMind berhasil memprediksi benar sekitar 87 persen. Sementara para dokter hanya mampu menjawab benar 66 persen dari kasus yang diberikan.

Kecerdasan buatan ini juga mampu menganalisa kasus dengan lebih cepat. Dalam 15 menit, BioMind berhasil melakukan diagnosis 225 kasus, sedangkan para dokter hanya 30 kasus.

Ketika membahas soal hematoma di otak, BioMind juga berhasil menjawab dengan benar 83 persen kasus yang diajukan.

Adapun para dokter hanya dapat melakukan diagonsa yang benar untuk 63 persen kasus.

(Jek/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.