Sukses

Facebook Pakai Aplikasi untuk Lacak Pengguna yang Doyan Komentar Negatif

Facebook ternyata memiliki cara untuk memantau penggunanya yang sering mengunggah komentar bernada ancaman untuk karyawan Facebook melalui sebuah daftar BOLO.

Liputan6.com, Jakarta - Facebook ternyata memiliki cara untuk memantau penggunanya yang sering mengunggah komentar bernada ancaman untuk karyawan mereka.

Kejadian ini bermula pada awal 2018, yakni saat seorang pengguna membuat ancaman pada karyawannya di salah satu kantor di Eropa.

Facebook kemudian menarik data pengguna dan memastikan, pengguna ini ada di negara yang sama dengan kantor yang diancamnya.

Bahkan, perusahaan memberi tahu pihak berwenang tentang ancaman dan mengarahkan petugas keamanan untuk mencari pengguna tersebut.

Mantan karyawan Facebook di bidang keamanan menceritakan hal ini. "Dia membuat ancaman terselubung yang menyebut besok semua orang akan membayar atau sesuatu akan terjadi," tutur karyawan tersebut.

Insiden ini dianggap mewakili langkah-langkah yang diambil Facebook untuk menjaga agar kantor, pejabat eksekutif, dan karyawannya terlindungi. Demikian menurut pada mantan karyawan kepada CNBC yang dikutip Tekno Liputan6.com, Sabtu (16/2/2019).

Rupanya, perusahaan menambang data jejaring sosialnya untuk mencari tahu komentar yang mengancam.

Bahkan, Facebook menggunakan aplikasinya untuk melacak lokasi orang yang menurut Facebook dianggap mengancam.

Sekadar informasi, Facebook memiliki 2,7 miliar pengguna di seluruh layanannya. Artinya, jika hanya 0,01 persen pengguna yang membuat ancaman, Facebook masih berurusan dengan 270 ribu risiko keamanan potensial.

Juru bicara Facebook menyebut, "tim keamanan fisik kami ada untuk menjaga karyawan Facebook tetap aman."

"Mereka menggunakan langkah-langkah standar industri untuk menilai dan mengatasi ancaman kekerasan dan dapat dipercaya terhadap karyawan dan perusahaan kami. Kami merujuk ancaman ini ke penegakan hukum bila perlu," tutur sang juru bicara.

Dia juga menyebutkan, Facebook memiliki proses ketat untuk melindungi privasi orang dan mematuhi semua aturan ketentuan layanan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Cara Facebook Monitor Ancaman

Salah satu upaya Facebook untuk memonitor ancaman yang masuk ke kantor ataupun para karyawannya adalah berdasarkan sebuah daftar bernama "BOLO" atau "be on lookout".

Daftar ini terus diperbarui minimal sekali seminggu. Daftar ini dibuat sejak 2018, demikian menurut seorang karyawan Facebook bagian keamanan fisik.

Parahnya, Facebook juga mampu melacak keberadaan pengguna yang masuk BOLO dengan menggunakan fitur lokasi pada smartphone si pengguna, aplikasi Facebook, atau alamat IP yang dikumpulkan lewat laman Facebook.

Kini, menurut empat mantan karyawan Facebook, daftar BOLO memuat ratusan orang (yang dianggap pernah mengancam Facebook).

Facebook memberi tahu para profesional di bidang keamanan kapanpun ada orang baru yang ditambahkan ke daftar BOLO.

Kemudian, daftar tersebut mencantumkan berbagai informasi tentang orang yang dianggap mengancam, baik nama, foto, lokasi umum, dan deskripsi singkat terkait alasan orang itu ditambahkan ke daftar BOLO.

Selama beberapa tahun belakang, tim keamanan Facebook bahkan memiliki monitor yang nemapilkan wajah-wajah orang di daftar BOLO.

Bahkan, sejumlah perusahaan lain pun memiliki daftar BOLO mereka sendiri-sendiri. Khusus Facebook, daftar ini cukup unik karena bisa memakai produk mereka untuk mengidentifikasi jenis ancaman dan melacak lokasi orang-orang di dalam daftar.

Para pengguna Facebook yang kedapatan mengancam perusahaan maupun karyawannya, dalam hal ini mengancam Mark Zuckerberg dan Sheryl Sandberg, merupakan yang paling sering dimasukkan ke dalam daftar BOLO.

Mereka biasanya dimasukkan dengan deskripsi "komunikasi tidak patut" atau "komunikasi mengancam."

3 dari 3 halaman

Kata-Kata yang Bikin Pengguna Masuk ke Daftar BOLO

Sebenarnya, kriteria yang diterapkan untuk memasukkan seseorang ke daftar BOLO Facebook bisa saja sangat rendah.

Misalnya, beberapa pengguna masuk ke BOLO setelah berulang-ulang muncul di properti perusahaan atau mengirim ancaman lewat email.

Ada juga yang masuk ke BOLO karena memberikan komentar kasar kepada Mark Zuckerberg atau Facebook.

Mantan karyawan menyebut, tidak ada standar jelas yang dikomunikasikan oleh perusahaan untuk memasukkan seorang pengguna ke BOLO.

Namun demikian, juru bicara Facebook membantah. "Tidak ada orang yang masuk ke BOLO tanpa penyebab yang jelas," tuturnya.

(Tin/Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.