Sukses

Migrasi Dimulai, Pengemudi Uber Belum Tentu Diterima Grab

Proses migrasi dan pendaftaran sopir Uber ke Grab telah dimulai. Namun ternyata, sopir Uber yang mendaftar belum tentu diterima oleh Grab. Mengapa?

Liputan6.com, Jakarta - Dalam hitungan hari lagi, Uber akan menutup aplikasi dan semua bisnisnya di Asia Tenggara, tak terkecuali di Indonesia. Tentu terbesit pertanyaan, mau dibawa kemana para pengemudi Uber?

Secara teori, karena Grab mengakuisisi bisnis Uber di Asia Tenggara, sudah pasti Grab juga akan merangkul semua pengemudi Uber.

Oleh karena itu, perusahaan transportasi online asal Negeri Jiran ini membuka  proses migrasi dan rekrutmen pengemudi Uber untuk segera bergabung ke Grab, sebelum akhirnya aplikasi Uber benar-benar ditutup pada 8 April 2018.

Tekno Liputan6.com berkesempatan menyambangi salah satu titik rekrutmen yang berlokasi di Gelanggang Olahraga (GOR) Bendungan Hilir, Jakarta, pada Jumat pagi (6/4/2018). Namun ternyata, proses migrasi dan rekrutmen yang kami datangi cuma khusus untuk layanan ojek online GrabBike.

Richard Aditya selaku Head of GrabBike Grab Indonesia, berkata kalau proses migrasi sudah dibuka sejak Grab resmi mengumumkan akuisisi Uber.

Ia membeberkan kalau proses migrasi diadakan setiap hari hingga waktu yang belum bisa ditentukan. Sayang, Richard tak mengungkap berapa banyak pengemudi yang sudah mendaftar dan berapa total pengemudi bekas Uber ke GrabBike yang mereka targetkan.

Menariknya, ternyata tidak semua pengemudi Uber yang migrasi mendapat jaminan benar-benar diterima di GrabBike. Richard menjelaskan, semua pengemudi Uber yang masuk tahap migrasi, harus mendaftar ulang lagi. Ini artinya, mereka harus mengikuti serangkaian tes sebelum akhirnya sah mendapatkan helm hijau GrabBike.

"Migrasi itu ya daftar baru lagi. Pasti ada yang tidak lolos, tetapi mereka bisa daftar ulang. Biasanya proses pendaftaran itu 45 menit hingga dua jam (paling lama). Kalau lolos, keluar langsung serah terima jaket dan kelengkapan GrabBike," kata Richard.

Richard juga mengakui kalau proses pendaftaran ini sama dengan pendaftaran pengemudi baru yang belum pernah masuk ke Grab atau layanan sejenis. Namun ia menekankan, proses migrasi kali ini hanya dikhususkan untuk pengemudi Uber saja.

"Untuk proses migrasi ini ada lima (5) titik di Jabodetabek, mulai dari Hutan Srengseng, GOR Benhil, Sawangan, Alam Sutera, dan Cibubur. Sisanya menyusul ke luar daerah," tandasnya.

Pada kesempatan yang sama, Dewi Nuraini selaku Public Relations Grab Indonesia, mengatakan kalau proses migrasi tak cuma dilakukan untuk pengemudi ojek online, tetapi juga untuk layanan mobil GrabCar. Namun, tahapan dilakukan di tempat berbeda.

"Kalau temen-temen yang mau daftar ke GrabBike kan mudah ya, mereka menggunakan motor dan pasti bisa memangkas waktu untuk pergi ke lokasi. Kalau yang mau daftar GrabCar kan mereka punya mobil, makanya lokasinya berbeda. Mereka harus makan waktu setengah hari untuk pergi ke lokasi, belum lagi uji driving-nya," kata Dewi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Tahap Pendaftaran

Elang, Quality Control GrabBike Grab Indonesia, mengungkapkan kalau pengemudi Uber yang hendak mendaftar ke GrabBike harus memiliki dokumen yang nantinya diverifikasi, adapun di antaranya mulai dari SIM Tipe C, KTP, STNK, serta SKCK.

Setelah mereka melewati tahap verifikasi dokumen, barulah akan masuk ke tahap uji safety driving  secara teori dan praktik.

"Nah ini pas mereka lagi uji driving, mereka harus memiliki teknik dasar, merka harus bisa melewati lintasan yang sudah kami atur sedemikian rupa tanpa harus menyentuh batas jalur," jelas Elang.

"Setelah itu mereka juga akan mengendarai motor di atas papan yang bergelombang tanpa harus menurunkan kaki dan tetap menahan postur, selain itu mereka juga harus memiliki beberapa teknik lain yang nantinya akan kami nilai apakah layak lolos atau tidak," paparnya menambahkan.

Elang juga mengungkap, untuk lulus pengemudi harus mengantongi skor rata-rata minimal 7,0 poin, di mana 10 menjadi poin tertinggi dari uji driving ini.

Setelah lolos, kata Elang, pengemudi baru GrabBike nanti harus kembali dibekali training, di mana mereka akan berkenalan dengan teknologi terbaru di dalam aplikasi Grab.

"Enggak cuma itu, pengemudi baru juga akan belajar kode etik kepada penumpang, berpakaian, serta berkomunikasi," tutupnya.

3 dari 3 halaman

Uber Integrasi Platform ke Grab

Sebelumnya diwartakan, akuisisi bisnis Uber oleh Grab di Asia Tenggara menyisakan kebingungan bagi sejumlah pengemudi. Sebagian pengemudi Uber secara spontan menghubungi Grab untuk bergabung ke platform Grab.

Grab pun mengeluarkan pernyataan resmi yang menyebut, platform teknologinya terbuka sehingga memungkinkan mitra pengemudi Uber terintegrasi di dalamnya.

"Platform teknologi kami yang terbuka memungkinkan mitra pengemudi Uber dengan mudah terintegrasi ke dalam platform kami," kata Managing Director Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata dalam keterangan Grab yang diterima Tekno Liputan6.com, Selasa (3/4/2018).

Integrasi platform ini, kata Ridzki, bakal memudahkan pengemudi Grab untuk bergabung dengan Grab. "Semua pengemudi Uber yang berada di luar Jakarta dan seluruh pengemudi UberX di Jakarta akan dengan mudah dapat mendaftar melalui Grab secara online, tanpa harus datang secara langsung ke Grab Driver Centre," katanya.

Grab saat ini tengah bekerja mengintegrasikan semua mitra pengemudi Uber di Indonesia. Grab juga menjamin aspek keamanan para pengemudi Uber yang bergabung dengan Grab.

"Proses migrasi mitra Uber ke platform Grab dilakukan berdasarkan standar operasional Grab dimana para calon mitra Grab harus memenuhi persyaratan," kata Ridzki.

(Jek/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.