Sukses

Mendikbud: Gim Online Tak Selalu Berdampak Buruk

Tidak semua gim online rupanya memberikan pengaruh buruk bagi anak, meski begitu orangtua perlu menyaring gim apa saja yang cocok untuk anak

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan menyebutkan, permainan di layar elektronik seperti gim online dan PlayStation tidak selalu berdampak buruk bagi anak-anak.

Menurut Anies, ada sebuah studi yang menunjukkan bahwa anak yang terbiasa bermain gim sesuai umurnya, akan terbiasa mengambil keputusan secara cepat dan berani.

Meski begitu, mantan rektor Universitas Paramadina ini tidak memungkiri, ketika anak memainkan gim dewasa, akan timbul dampak negatif. Anak akan kecanduan karena adrenalinnya terpacu dan bisa saja menimbulkan perilaku brutal.

"Gim itu tergantung cara penggunaannya. Jangan anti gim, jangan juga buta pro gim. Tidak semua gim memiliki karakteristik yang cocok untuk dimainkan oleh anak semua umur," tutur Anies dalam keterangan tertulis yang diterima Tekno Liputan6.com, Rabu (27/4/2016).

Anies mengatakan, untuk mengawasi anak, orang tua perlu tahu dan peduli bahwa di dalam gim ada sistem rating.

Rating
inilah yang memberi peringatan kepada pembelinya mengenai kecocokan konten untuk dimainkan anak usia tertentu. Dengan demikian, anak-anak akan terhindar dari dampak gim yang tidak sesuai usianya.

Penggagas Gerakan Indonesia Mengajar ini mencontohkan, di negara maju seperti Amerika Serikat terdapat sistem Entertainment Software Rating Board (ESRB) yang memberikan kategori rating sesuai dengan usia. Kategori-kategori tersebut di antaranya adalah Early Childhood yang cocok untuk anak usia dini.

Kedua, Everyone yakni gim cocok untuk semua umur. Selanjutnya kategori Everyone 10+ yakni gim ini boleh dimainkan anak usia 10 tahun ke atas. Keempat, kategori Teen yakni gim untuk anak usia 13 tahun ke atas. Kelima, kategori Mature yang khusus bagi remaja usia 17 tahun ke atas serta Adults Only yakni gim khusus dewasa. Terakhir adalah kategori Rating Pending.

Selain kategori berdasarkan usia, Anies menjelaskan dikenal pula istilah deskripsi konten dalam ESRB. Di antaranya adalah konten Blood and Gore, Intense Violence, Nudity, Sexual Content, serta Use of Drugs.

"Biasanya, di kotak video gim terdapat pengategorian seperti ini, 'Mature 17+: Blood and Gore, Sexual Theme, Strong Language," kata Anies.

Anies menambahkan, klasifikasi ini menjadi sangat penting. Oleh karena itu, orang-orang di sekeliling anak wajib bertanggung jawab atas konten yang dimainkan anak-anaknya.

"Sebagian orang tua pun amat awam terhadap model atau rating gim. Selain itu mereka tidak menyadari bahwa tidak semua gim edukatif dan cocok untuk anak-anak," ucap Anies.

(Tin/Why)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini