Sukses

4 Ancaman Android yang Bikin Pengguna Ketar-ketir

Perangkat Android tak selamanya dinilai aman. Terdapat empat kelemahan yang mampu mengancam penggunanya, apa saja?

Liputan6.com, Jakarta - Sistem operasi Android bisa dibilang menjadi salah satu sistem operasi populer yang hampir digunakan semua vendor smartphone di seluruh dunia. Namun demikian, rupanya sistem operasi besutan Google ini dinilai masih lemah.

Kelemahan tersebut diungkap berdasarkan fakta bahwa Android memang masih memiliki celah keamanan yang bisa diakses dengan mudah oleh para hacker untuk mencuri data pribadi para penggunanya.

Nah, merangkum informasi yang dilansir Phone Arena, Rabu (16/9/2015), terdapat empat (4) kelemahan yang ada di perangkat Android yang bisa `mengancam` penggunanya. Apa saja? Berikut tim Tekno Liputan6.com rangkum, simak ulasannya berikut ini.

UI Spoofing

Berdasarkan informasi yang beredar dari para pengguna perangkat robot hijau ini, diungkap bahwa Android memang masih rentan terhadap isu keamanan. Dijelaskan, kerentanan tersebut berada di dalam sistem multitasking.

Bahayanya lagi, kelemahan ini justru bisa dimanfaatkan untuk menyerang sesuatu. Katakan saja UI Spoofing yang bisa dilakukan para hacker untuk mendapatkan akses login pada kredensial penggunanya.

Melalui celah kelemahan inilah para hacker bisa mengirimkan ransomware atau sebuah `aplikasi` pemantau aktivitas pengguna. Diyakini, semua versi Android memiliki kesamaan terhadap desain multitasking sistem ini.

Ransomware

Ransomware merupakan malware yang bisa memanfaatkan celah kelemahan Android. Ransomware biasanya ada di dalam sebuah kode yang tersebar di aplikasi. Ransomware bisa menjebak penggunanya untuk mengunduh sebuah patch software. Nantinya, ketika diunduh, maka malware akan langsung muncul dan mengambil alih fitur administrator di perangkat Android dan menguncinya.

Pengguna pun nantinya akan diminta untuk membayarkan sejumlah uang untuk kembali membuka kunci akses tersebut. Parahnya lagi, sangat sulit untuk menumpas ransomware di perangkat Android yang sudah terinfeksi. Bahkan, malware ini dinilai begitu agresif dan mampu membunuh semua anti virus yang terinstal di perangkat Android.

Sampai saat ini, pergelutan malware ransomware dikabarkan semakin canggih. Malware yang bisa `menyandera` gadget ini telah menyebar luas ke seluruh perangkat di wilayah Amerika Serikat dengan persentase sebanyak 77 persen.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Fingerprint

Fingerprint

Seiring meningkatnya sistem operasi Android menjadi lebih cepat dan stabil, dipastikan bahwa perangkat tersebut akan disematkan teknologi fitur pemindai sidik jari (fingerprint). Namun, sebuah penelitian mengungkap bahwa perangkat Android yang memiliki fitur tersebut justru mudah diretas.

Bahkan, smartphone seperti HTC One Max dan Samsung Galaxy S5 justru merupakan smartphone yang fitur fingerprint-nya sangat mudah untuk di-hack. Namun, rentannya fitur ini untuk diretas bukan karena terjadinya kecacatan pada sistem operasi, hal tersebut dikarenakan Android tidak menghadirkan fitur fingerprint scanner secara native.

Mau tak mau, isu ini memang harus diatasi oleh vendor smartphone. Karena merekalah yang berinisiatif untuk menghadirkan fitur tersebut di perangkatnya.

Namun, informasi terbaru mengungkap bahwa sistem operasi Android teranyar, Marshmallow akan mengintegrasikan fitur fingerprint secara langsung di sistem operasinya.

Stagefright

Stagefright merupakan salah satu isu yang memang kerap dibicarakan di kalangan pengguna Android yang mana menjadi salah satu celah keamanan Android dan rentan dibobol oleh hacker. Caranya adalah mereka hanya memanfaatkan MMS dan mengirimkannya ke para korban.

Lewat metode Stagefright ini, hacker akan menyelipkan sebuah celah kerentanan yang hadir di media playback Android. Jika ini berhasil, maka mereka akan langsung mengambil data pribadi penggunanya, seperti mampu mengendalikan kamera, mikrofon dan lainnya.

Stagefright telah terjangkit di perangkat Android sebanyak 95 persen pada Agustus 2015 lalu. Untuk mengatasi hal ini, Google telah merilis patch keamanan ter-update setiap bulannya.

(jek/isk)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini