Sukses

Bangunan SDN 2 Kertosono Trenggalek Rusak Diterjang Tanah Longsor

Selain ruang kelas dan perkantoran (ruang guru), bangunan perpustakaan juga rawan ikut terdampak gerakan tanah jika kembali turun hujan dengan intensitas tinggi.

Liputan6.com, Trenggalek - Bencana tanah longsor membuat bangunan SDN 2 Kertosono, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur mengalami kerusakan di bagian pagar. Kerusakan tersebut mengancam konstruksi ruang kelas dan perkantoran guru.

Kepala BPBD Trenggalek Triadi Atmono mengatakan gerakan tanah yang dipicu erosi air saat turun hujan deras terjadi pada Sabtu (1/4) sore dan menyebabkan kerugian sekitar Rp150 juta.

Selain ruang kelas dan perkantoran (ruang guru), bangunan perpustakaan juga rawan ikut terdampak gerakan tanah jika kembali turun hujan dengan intensitas tinggi.

"Longsor itu disebabkan derasnya aliran air yang masuk ke halaman sekolah akibat tingginya curah hujan yang mengguyur wilayah Panggul dan sekitarnya," kata Triadi di Trenggalek, dilansir dari Antara, Minggu (2/4/2023).

Untuk menanggulangi, warga dibantu petugas gabungan bergotong-royong menutup jalur air dan menguruk fondasi pagar yang ambrol.

Para guru dan siswa diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi ancaman longsor susulan.

"Kami berpesan untuk lebih hati-hati. Lokasi longsor dekat dengan ruang perpustakaan dan jauh dari ruang kelas. Namun, tidak menutup kemungkinan segala sesuatunya bisa terjadi perihal longsor susulan dan lain sebagainya," katanya.

Triadi mengatakan pagar SDN 2 Kertosono yang ambrol memanjang sekitar 55 meter dengan ketinggian sekitar empat meter dan lebar tiga meteran.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tanggul Jebol

Selain tingginya curah hujan, dari hasil asesmen, tingginya debit air yang mengalir di halaman dikarenakan adanya aktivitas warga yang membendung parit di sekitar sekolah untuk menyirami tanaman di areal persawahan.

Namun, tanggul air itu jebol, sehingga meluber ke halaman sekolah dan menghantam pagar dengan tekanan tinggi. Bangunan sekolah yang ada di dataran tinggi membuat rentan longsor.

"Setelah dilakukan asesmen, juga ada human error. Ada sungai yang dibendung (dibangun tanggul) oleh warga dan tidak kuat menahan air dan jebol, sehingga air meluber ke halaman sekolah dan terjadi longsor yang mengakibatkan pagar sekolah roboh," katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.