Sukses

Alasan Kelompok PNIB Tolak Anies Baswedan di Jatim: Lawan Politik Identitas dan Belum Masa Kampanye

Ketua Umum Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB) Waluyo Wasis Nugroho atau Gus Wal membeberkan alasan pihaknya menolak kedatangan Anies Baswedan ke Jawa Timur.

 

Liputan6.com, Surabaya - Ketua Umum Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB) Waluyo Wasis Nugroho atau Gus Wal membeberkan alasan pihaknya menolak kedatangan Anies Baswedan ke Jawa Timur.

“Kami menolak Anies karena kami konsisten melawan politik identitas, radikalisme dan terorisme,” ujarnya dikonfirmasi wartawan di Surabaya, Kamis (16/3/2023).

Ia mengatakan, politik identitas yang terjadi saat Pilkada 2017 lalu jelas sudah membuat bangsa ini terpecah belah. Praktik ini menghalalkan segala cara demi ambisi politik semata.

“Politik identitas itu menggunakan ayat, untuk pembenaran, untuk syahwat politik. Kami ingin menyadarkan masyarakat, jangan sampai kedatangan Anies ini menjadi embrio lahirmya politik identitas seperti Pilkada Jakarta lalu," katanya.

Selain itu, PNIB juga menolak Anies lantaran kini belum masuk tahapan kampanye Pilpres 2024. Anies dinilai sudah mencuri start.

“Karena ini belum saatnya masa kampanye. Belum resmi juga Anies daftar ke KPU, dan belum resmi juga partai koalisi yang mengusung ini mendaftar. Apa yang dilakukan Anies ini mencuri start kampanye,” ujarnya.

Kelompok Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB) menolak kedatangan Anies Baswedan dengan cara memasang sejumlah spanduk di sejumlah titik di Kota Surabaya

Namun, Gus Wal mengatakan beberapa spanduk yang dipasangnya itu disebut sudah dilepas oleh relawan dan simpatisan Anies.

“Terakhir kami pasang Sabtu 11 Maret malam, dan sekarang beberapa dilepas oleh relawan Anies,” katanya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Cuma Menolak, Tidak Persekusi

 

Menurut Gus Wal, pihak yang melepas spanduk itu jelas telah melakukan perbuatan yang anti demokrasi. Dan hal tersebut, jelas merupakan tanda-tanda ancaman demokrasi Indonesia ke depannya.

“Kami cuma menolak, kami menyerukan masyarakat untuk tidak memilih Anies. Anies lewat pun tidak kami ganggu, tidak kami stop, kami tidak persekusi, todak aksi kriminal atau anarkis, kami tidak ada pembubaran, kami juga menjadi warga negara yang baik, tidak melakukan kriminal, persekusi,” kata dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.