Sukses

Eri Cahyadi Wajibkan Siswa Surabaya Nonton Film Soera Ing Baja

Menurutnya, film ini menanamkan rasa Kepahlawanan pada generasi penerus bangsa di masa kini, bukan lagi untuk melawan pendudukan penjajah. Akan tetapi untuk melawan kemiskinan, gizi buruk, stunting, putus sekolah dan kebodohan.

 

Liputan6.com, Surabaya - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyatakan,film "Soera Ing Baja: Gemuruh Revolusi 45" wajib ditonton generasi penerus bangsa di Surabaya.

Menurutnya, film ini menanamkan rasa Kepahlawanan pada generasi penerus bangsa di masa kini, bukan lagi untuk melawan pendudukan penjajah. Akan tetapi untuk melawan kemiskinan, gizi buruk, stunting, putus sekolah dan kebodohan. 

"Seluruh siswa SD-SMP yang di akan kami sediakan tempat, untuk kita wajibkan nobar film ini. Nanti ada dua studio yang kita siapkan," ujar Eri Cahyadi, Rabu (4/1/2022). 

Cak Eri, sapaannya, menyampaikan, bahwa pemkot juga akan menayangkan film Soera Ing Baja di Museum Pendidikan. Setelah ini, ia meminta jajarannya di pemkot untuk menyiapkan layar lebar, agar masyarakat dapat menikmati film tersebut. 

Film hasil kolaborasi antara pemkot dengan komunitas pegiat sejarah dan TVRI Jawa Timur itu diharapkan bisa memberikan manfaat bagi generasi muda Kota Pahlawan. Setelah sukses tayang, Cak Eri berencana membuat film sejarah yang lebih megah lagi. 

Cak Eri menambahkan, memerankan sosok Presiden Sukarno dalam film ini sangat berbeda dengan film Kusno sebelumnya. "Saya nervous (grogi) memerankan sosok Bung Karno. Karena film ini benar-benar heroik dan menggambarkan sejarah pertempuran Kota Surabaya," imbuhnya. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Data Sejarah

Sebelumnya, Sutradara Film Soera Ing Baja Faizal Anwar dan Achmad Zaki Yamani mengatakan, film yang digarapnya kali ini berdasarkan kisah pertempuran yang diambil dari arsip serta data sejarah. 

Di antaranya, arsip pemberitaan Resolusi Jihad di surat kabar, arsip resmi laporan kematian Brigadir Mallaby yang baru dapat dibuka pada 2022, arsip Surat Penetapan Pemerintah Republik Indonesia tentang Hari Pahlawan pada 1946, serta dokumen asli pidato Presiden Soekarno saat peresmian Tugu Pahlawan pada 10 November 1952.

 “Film ini adalah gambaran peristiwa yang terjadi pasca proklamasi kemerdekaan Indonesia di Surabaya hingga terjadinya palagan nasional pertempuran Surabaya. Hingga akhirnya pemerintah pusat saat itu menetapkan 10 November sebagai peringatan Hari Pahlawan dan membangun Tugu Pahlawan untuk mengenang peristiwa besar itu,” pungkas Zaki.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.