Sukses

Review Film Kingdom of the Planet of the Apes: Ketika Kera Berevolusi, Ambil Alih Peradaban Manusia di Bumi

Kingdom of the Planet of the Apes akan melanjutkan kisah trilogi kehidupan kera yang sulit berdampingan dengan manusia.

Liputan6.com, Jakarta - Babak baru saga Planet of the Apes telah dimulai. Kingdom of the Planet of the Apes melanjutkan kisah trilogi kehidupan kera yang sulit berdampingan dengan manusia. Konflik utama masih berkaitan dengan spesies kera yang berkembang menjadi lebih pintar sehingga menjajah manusia dengan ambisi menguasai dunia.

Disutradarai oleh Wes Ball, film ini berlatar 300 tahun setelah lumpuhnya kepemimpinan Caesar (Andy Serkis) dalam War of the Planet of the Apes (2017). Dalam film ini, kaum manusia mulai mengalami kemunduran, bahkan menjadi liar dan primitif. Sebaliknya, bumi mulai diambil alih oleh peradaban bangsa kera yang berevolusi dengan kecerdasan dan teknologi yang tak kalah canggih dari manusia.

Terpecahnya bangsa kera menjadi beberapa klan membuat Film Kingdom of the Planet of the Apes memperkenalkan karakter baru di dalamnya. Di bawah kepemimpinan Proximus Caesar (Kevin Durand) yang otoriter dan terobsesi untuk menguasai bumi, ajaran Caesar mulai diputarbalikkan demi memperbudak bangsa kera lain untuk membangun peradaban layaknya manusia.

Namun, tak semua bangsa kera sepaham dengan Proximus Caesar, termasuk Noa (Owen Teague), seekor kera muda dari klan Elang yang dilarang mengetahui kehidupan dunia luar dan sejarah bangsa kera. Namun, ia harus melalui tantangan membahayakan untuk menggulingkan pemimpin tirani yang telah meluluh-lantakkan kaum kera dari tempatnya berasal.

Di tengah upayanya itu, ia ditemani oleh Raka (Peter Marcon), seekor kera baik yang mengingat kebenaran ajaran Caesar yang menganjurkan toleransi dan perdamaian dengan umat manusia. Noa mulai mempertanyakan tentang masa lalunya sendiri.

Ia juga terdorong untuk kembali membangun kebebasan hidup antara kera dan manusia. Dalam petualangannya mencari jawaban tersebut, ia bertemu dengan Mae (Freya Allan), manusia yang menjadi kunci penting dalam film ini. Lantas, akankah perjuangan Noa mewujudkan visi tersebut membuahkan hasil? Film Kingdom of the Planet of the Apes sudah bisa disaksikan di bioskop mulai hari ini, Rabu (8/5/2024). 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Plot Segar dan Menggelitik

Kingdom of the Planet of the Apes menawarkan plot segar dan penuh petualangan. Konflik menegangkan dibalut dengan interaksi kikuk antara kera dan manusia yang disajikan dalam film ini beberapa kali menggelitik.

Pertemuan seekor kera, Noa dan Raka, dengan Mae, manusia yang telah berubah menjadi primitif menjadi salah satu unsur komedi dalam film ini. Penonton disuguhkan dengan penggambaran apa jadinya apabila manusia diperlakukan sebagai kera?  

Pasalnya, manusia dalam film ini diburu dan diperbudak oleh koloni kera, bahkan dilempari makanan layaknya manusia memberi makan binatang. Namun, kekompakan trio tersebut berhasil menjadi plot emosional yang mendalam yang mengawali film ini.

3 dari 4 halaman

Kerja Sama Epik

Penonton juga akan ditarik ulur emosinya dengan kisah perjuangan Noa dan Mae. Di satu sisi, Noa memiliki visi kuat untuk menyelamatkan bangsa keranya dari Proximus Caesar. Sementara Mae, manusia yang berupaya mengembalikan dominasi peradaban manusia di bumi. Keduanya dituntut terlibat dalam kerja sama epik untuk mewujudkan impiannya masing-masing.

Namun, sosok Mae yang tak mempercayai kaum kera bisa menggantikan posisi manusia di bumi akan menjadi konflik batin tersendiri bagi Noa. Ia harus dihadapkan dengan pilihan antara hidup di bawah pemimpin tirani atau menaruh harapan besar kepada manusia.

Akankah sosok Mae menjadi penolong, atau justru menjadi ancaman bagi Noa untuk menjalankan visinya?

 

4 dari 4 halaman

Sajian Visual Canggih

Alur cerita progresif yang ringan dan mudah dimengerti, ditambah dengan efek visual yang menawan menjadi poin plus dalam film ini. Kualitas teknologi CGI yang disuguhkan begitu canggih sehingga dunia kera terasa lebih realistis.

Gerakan dan ekspresi wajah kera juga sukses dibuat senyata mungkin dengan aslinya. Dengan dilengkapi teknologi motion capture, tak hanya tampilan visual yang terasa asli, interaksi antarkarakter dan dunia di sekitarnya terjalin lebih alami.

Berdurasi 2 jam 35 menit atau sekitar 145 menit, film ini menjadi salah satu film terpanjang dalam franchise Planet of the Apes. Meski adegan di awal film terasa agak lamban, namun efek visual yang memukau dilengkapi dengan rentetan pertarungan dan aksi menegangkan antara Noa dengan Proximus Caesar akan menjadi tontonan seru yang sayang untuk dilewatkan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini