Sukses

Dari Lapangan Hijau ke Meja Desain, Kisah Angga Prasetya Besarkan Lini Fashion Gloaming Miliknya

Gloaming, Brand Lokal yang Moncer di Dunia Travelling Besutan Mantan Pesepakbola Angga Prasetya Mengenal Gloaming, Brand Fashion Bertema Travelling Besutan Mantan Pilar Timnas Pelajar Angga Prasetya

Liputan6.com, Jakarta Kita tidak tahu apa yang akan dihadapi di kehidupan mendatang. Terkadang, rencana-rencana yang disusun berubah arah dan tidak bisa dicegah. Namun, tidak jarang justru hal itu membawa berkah tersendiri seperti yang dialami Angga Prasetya.

Beberapa tahun berkiprah sebagai pesepakbola, Angga Prasetya memilih untuk menepi dari lapangan hijau. Kini, dirinya justru menuai sukses membesarkan brand lokal lini fashion miliknya, Gloaming.

Gloaming adalah brand lokal asal Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah, yang fokusnya merancang busana dengan tema travelling. Brand ini memiliki koleksi mulai dari jaket, kaus, kemeja, dan aksesoris lainnya.

Berdirinya brand ini bermula dari Angga yang memutuskan untuk mengakhiri karirnya di sepakbola pada 2017 silam.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Menepi dari Lapangan Hijau

Sebelumnya, Angga Prasetya tercatat sebagai mantan anggota Timnas Sepak Bola Pelajar yang pernah mewakili Indonesia dalam kompetisi ASEAN School pada 2011 di Thailand. 

Namun, perjalanan kariernya terbilang cukup pendek. Dirinya tercatat aktif di lapangan hijau selama 2009 hingga 2015. Impiannya untuk terus menekuni si kulit bundar harus pupus karena terhentinya kompetisi di Indonesia pada 2015. 

“Di Tahun 2015 sepak bola indonesia terdapat masalah dan tidak ada liga hingga akhir 2016. Tapi sebelum tahun 2016, saya memutuskan untuk meninggalkan sepakbola. Selama setahun saya tidak dapat upah karena liga berhenti,” tuturnya dalam keterangan yang disampaikan belum lama ini.

 

 

3 dari 5 halaman

Terjun ke Bisnis Fashion

Enggan terpuruk, Angga akhirnya memutuskan menekuni bidang yang sangat kontras, yakni bisnis fashion. Dirinya berpikiran, menciptakan usaha yang berkonsep dan mempunyai karya yang dihargai banyak orang, akan membuatnya bertahan lama. Sebagai pengusaha muda, Angga melihat perkembangan dunia fashion yang tidak pernah mati. 

Angga kemudian memiliki ide untuk membuat brand yang mewakili kategori pakaian dengan harga terjangkau. Namun tetap memiliki kualitas terbaik dan bisa dipakai semua kalangan. 

“Tujuan saya membuat solusi untuk orang yang tidak mampu membeli produk mahal dan berkualitas. Saya akan berusaha membuat produk yang terjangkau tapi berkualitas. Secara otomatis saya membutuhkan tim yang harus dapat mencapai titik itu, sama halnya tujuan saya membuka lapangan pekerjaan di lingkungan brand saya berdiri,” katanya. 

 

4 dari 5 halaman

Konsep Travelling dan Awal Mula Berbisnis Fashion

Konsep travelling yang diusung Angga bukannya tanpa alasan. Dirinya melihat mayoritas masyarakat Indonesia pada umumnya akan mengisi waktu akhir pekannya dengan melakukan kegiatan di luar seperti traveling. Maka, dirinya ingin memenuhi kebutuhan outfit mereka yang cocok untuk berpergian di akhir pekan.

Sebelum menjual produk dari brand miliknya sendiri, Angga menjalankan bisnisnya dengan menawarkan produk orang lain. Awalnya, ia mencoba menjual produknya selama kurang lebih 3 bulan lewat Facebook. Kemudian ia membuka store untuk stok barang dan mempermudah pelanggan datang. 

Namun, dirinya berpikir tidak mungkin untuk selalu berusaha berjualan dengan merk brand lain. Pada akhirnya, ia membangun brand sendiri dengan konsep travelling tersebut. Ternyata, produk yang ia desain sendiri menarik minat pembeli.

 

5 dari 5 halaman

Membantu UMKM Sekitar

Gloaming tidak hanya hadir sebagai brand untuk memenuhi kebutuhan busana. Namun juga turut membantu UMKM sekitar dan menghadirkan lapangan pekerjaan. Angga melibatkan masyarakat sekitar untuk menciptakan produk yang ia besut.

“Kita produksi bukan 1 tempat saja, tapi ada beberapa tempat untuk memenuhi kebutuhan permintaan. Yang pasti kita menerapkan disiplin kerja, tanggung jawab, kerja keras, dan selalu ada evaluasi mulai dari desain hingga QC,” tutupnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini