Sukses

Nicki Minaj Bakal Tampil di Jeddah World Fest, Pemerintah Arab Saudi Diprotes

Pemerintah Arab Saudi disebut munafik karena menghadirkan Nicki Minaj dalam Jeddah World Fest.

Liputan6.com, Jeddah - Nama Nicki Minaj masuk penampil utama yang akan tampil dalam Jeddah World Fest pada 18 Juli 2019 mendatang. Ini, adalah tanda bahwa Arab Saudi mulai membuka pembatasan atas hiburan yang selama ini diberlakukan, seperti dilansir dari Page Six, Kamis (4/7/2019).

Konser yang berlangsung di King Abdullah Sports Stadion ini akan berlangsung tanpa alkohol dan obat terlarang, serta terbuka untuk orang berusia 16 tahun ke atas.

Hanya saja, selain ungkapan sukacita, keputusan mendatangkan Nicki Minaj ini juga mendatangkan kritik dari masyarakat.  Ini bukan hanya karena pelantun "Anaconda" ini dikenal karena gayanya yang vulgar dan provokatif. 

Sebuah video protes yang menjadi viral, menyebut bahwa kedatangan Nicki Minaj ini menandakan bahwa pemerintah Arab Saudi munafik. Pasalnya Nicki Minaj diundang untuk tampil tetapi penonton wanita yang hadir harus menutup tubh mereka. 

"Dia akan tampil dan menggoyang bokongnya dan semua lagunya tidak senonoh dan tentang seks dan goyangan bokongnya, kemudian Anda menyuruh saya mengenakan abaya," kata seorang wanita Arab Saudi dalam video di Twitter yang telah ditonton lebih dari 37 ribu kali tersebut. "Apa apaan?"

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Diliput MTV

Penyelenggara mengatakan konser akan disiarkan secara global dan diliput oleh MTV. Sejumlah artis lain akan tampil, termasuk Liam Payne dan DJ Amerika Steve Aoki.

Kerajaan bahkan menjanjikan visa elektronik yang diproses dengan cepat untuk pengunjung internasional yang ingin hadir.

3 dari 3 halaman

Kontras

Selama beberapa bulan terakhir, sejumlah musisi dunia telah tampil di negara ini. Beberapa di antaranya adalah Mariah Carey, Enrique Iglesias, Black Eyed Peas, rapper Sean Paul, DJ David Guetta dan Tiesto.

Konser semacam itu menjadi kontras, karena polisi moral Saudi disebut kerap menggerebek tempat yang memainkan musik keras.

Pemisahan gender antara pria dan wanita lajang juga masih diberlakukan di banyak restoran, kedai kopi, sekolah umum dan universitas. Namun kini aturan tersebut lebih longgar, setelah wanita diizinkan untuk mengemudi dan menghadiri acara di stadion olahraga.

 

(Antaranews.com)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini