Sukses

Turun 24 Poin, IHSG Terkapar di Zona Merah

Gerak IHSG yang bertahan di zona merah sepanjang perdagangan membuat indeks turun 24,58 poin (0,56%) ke level 4.326,2.

Pernyataan meresahkan pimpinan Bank Sentral Amerika Serikat (The Federal Reserves) yang memberikan sinyal penghentian program stimulus makin membenamkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di zona merah.

Indeks semakin terpuruk setelah dihantui gerak indeks bursa saham regional yang mengikuti pelemahan pasar modal Amerika Serikat.

Pada penutupan perdagangan Kamis (21/11/2013), IHSG bertengger di level 4.326,2 atau turun 24,58 poin (0,56%). Indeks saham bluechips juga terkoreksi sebesar 0,7%.

Kekhawatiran pelaku pasar terhadap pengumuman The Fed membuat transaksi perdagangan saham relatif sepi. Frekuensi perdagangan mencapai 107.837 kali dengan efek berpindahtangan sebanyak 3,28 miliar saham. Nilai transaksi perdagangan mencapai Rp 4,1 triliun.

Terseretnya IHSG ke zona merah terjadi setelah koreksi harga yang dialami 167 emiten. Tercatat hanya 83 emiten yang bergerak menghijau dan 89 lainnya bertahan di level yang sama seperti sehari sebelumnya.

Kabar kurang baik dari AS juga membuat pemodal asing ramai-ramai menarik dananya dari pasar modal tanah air. Tercatat dana sekitar Rp 600 miliar ditarik pemodal asing.

Sepanjang perdagangan, IHSG sama sekali tak mampu beranjak dari zona hijau. Indeks membuka perdagangan dengan melemah ke level 4.327,8 pada sesi pre-opening. Selanjutnya indeks hanya beranjak naik turun di zona merah.

Beruntung jelang penutupan perdagangan, pelaku pasar kembali mencoba peruntungan dengan masuk pasar modal. Indeks yang terjerembab hampir menembus level 4.300, kembali bergerak dalam tren menguat.

IHSG mencatat posisi terendah di level 4.300,13 dan hanya menyentuh level tertingginya di 4.338,14. IHSG menutupan perdagangan di level 4.326,2.

Meski memerah sepanjang perdagangan saham, tak seluruh sektor saham terpuruk mengalami pelemahan. Tercatat tiga sektor saham masuk zona hijau diantaranya industri aneka 1,62%, pertanian 0,53%, dan infrastruktur 0,01%.

Koreksi sektor saham terdalam dipimpin oleh emiten sektor barang konsumsi sebesar 2,54%, keuangan 0,9%, manufaktur 0,76%, pertambangan 0,66%, dan dan perdagangan 0,43%.

Emiten bluechips yang mampu menembus daftar emiten pencetak untung (top gainer) kali ini hanya dialami satu emiten yaitu INTP yang menguat Rp 200. Selebihnya, daftar top gainer dihuni emiten lapis dua seperti LPIN yang menguat Rp 375, TCID Rp 300, EPMT Rp 250, dan GEMS Rp 150.

Di daftar top losser bertengger saham-saham UNVR yang melemah Rp 1.150, MYOR Rp 950, GGRM Rp 850, ULTJ Rp 250, dan ROTI Rp 200. (Shd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.