Liputan6.com, Jakarta Saham PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) terpantau melenggang di zona hijau. Pada perdagangan hari ini, Rabu 7 Mei 2025, saham AMMN naik 3,65 persen ke posisi 7.825,00 pada penutupan sesi I. Dalam sepekan, harga saham naik 11,79 persen namun masih mengalami penurunan 7,96 persen sejak awal tahun (year to date/YTD).
Terbaru, perseroan melaporkan pelaksanaan pembelian kembali saham (buyback) yang dilakukan pada awal Mei 2025. Dalam dua hari pelaksanaan, emiten tambang ini telah membeli kembali total 281.300 lembar saham.
Merujuk keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), pada 5 Mei 2025 perseroan melakukan pembelian kembali 100.000 saham dengan harga rata-rata Rp 7.043 per saham. Kemudian pada 6 Mei 2025 perseroan melakukan pembelian kembali 181.300 saham AMMN dengan harga rata-rata Rp 7.303 per saham.
Advertisement
Total pembelian ini setara dengan 0,236% dari estimasi seluruh jumlah nominal saham yang direncanakan untuk buyback. Meski telah merealisasikan pembelian tersebut, Amman Mineral masih memiliki sisa anggaran buyback yang besar, yakni mencapai Rp 832,97 miliar, dari sebelumnya Rp 834,29 miliar.
Biaya pelaksanaan pembelian kembali saham perseroan akan didanai melalui cadangan kas internal perseroan, tanpa mempengaruhi kegiatan operasional perseroan. Buyback ini merupakan bagian dari strategi perusahaan untuk meningkatkan nilai pemegang saham dan memberikan fleksibilitas dalam mengelola struktur modal perusahaan.
Perseroan berharap, pembelian kembali saham akan memberikan tingkat pengembalian yang baik bagi para pemegang saham serta meningkatkan kepercayaan investor. Sehingga harga saham perseroan dapat mencerminkan kondisi fundamental yang sebenarnya.
Â
Kinerja Kuartal I 2025
Pada kuartal I 2025, Tidak ada volume penjualan yang tercatat untuk kuartal pertama tahun 2025, karena produksi pertama katoda tembaga terjadi di akhir Maret 2025. Penjualan bersih yang dilaporkan adalah US$2 juta, yang hanya mencerminkan penyesuaian harga mark-to-market dari pengiriman konsentrat kuartal sebelumnya.
"Kami mengharapkan peningkatan kinerja keuangan ke depannya, karena smelter mulai berproduksi sejak akhir Maret 2025," ujar Direktur Keuangan PT Amman Mineral Internasional Tbk, Arief Sidarto.
Pada periode yang sama, perseroan membukukan kerugian bersih sebesar USD 138 juta, dibandingkan dengan laba bersih sebesar USD 131 juta pada kuartal I 2024. Penurunan ini merupakan dampak sementara dari tidak adanya penjualan selama kuartal tersebut.
"Meskipun hasil tersebut mencerminkan tantangan jangka pendek, faktor- faktor ini telah diantisipasi dan diperkirakan tidak memengaruhi prospek Perusahaan tahun ini. Dengan akan dimulainya aktivitas penjualan pada kuartal mendatang, kami yakin akan pemulihan operasional dan keuangan," imbuh Arief.
Â
Â
Advertisement
Penghasil Emas Terbesar Kedua di Indonesia
Melalui entitas anak usaha, PT Amman Mineral Nusa Tenggara dan PT Amman Mineral Industri, perseroan kini menjadi produsen tembaga dan emas terbesar kedua yang terintegrasi penuh di Indonesia.
Pada akhir Maret, perseroan mencapai tonggak bersejarah, katoda tembaga pertama berhasil diproduksi di smelter baru.
"Ini adalah momen yang membanggakan bagi AMMAN. Namun, ini adalah awal dari sebuah perjalanan, bukan garis akhir. Layaknya fasilitas kelas dunia lainnya, fasilitas smelter kami memerlukan waktu untuk stabilisasi dan kalibrasi agar mencapai operasi yang optimal dan berkelanjutan," kata Arief.