Sukses

Saratoga Kempit Mayoritas Saham RS Brawijaya, Berapa Belinya?

PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) mengakuisisi Rumah Sakit (RS) Brawijaya pada kuartal I 2024. saham yang dibeli milik investor asal Singapura.

Liputan6.com, Jakarta - PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) telah merampungkan akuisisi Rumah Sakit (RS) Brawijaya pada kuartal I 2024. Aksi ini selaras dengan komitmen Saratoga Investama Sedaya untuk meningkatkan value dari setiap portofolio. Termasuk meningkatkan investasi di sektor-sektor strategis seperti kesehatan, infrastruktur digital, dan energi terbarukan.

"Pada kuartal I tahun 2024, Saratoga mengakuisisi kepemilikan mayoritas di RS Brawijaya," kata Direktur Investasi PT Saratoga Investama Sedaya Tbk, Devin Wirawan dikutip Jumat (17/5/2024).

Sayangnya Devin enggan merinci berapa nilai transaksi dan porsi saham RS Brawijaya yang dikempit. Namun dia mengkonfirmasi bahwa pemegang saham mayoritas RS Brawijaya sebelumnya, yakni Falcon House Partners asal Singapura telah melepas seluruh kepemilikan sahamnya di rumah sakit tersebut.

 

"Jadi saat ini komposisi pemegang saham Brawijaya Hospital yaitu kami, Saratoga sebagai mayoritas. Lalu ada mitra lokal yang kami belum bisa sebut namanya," ungkap Devin.

 

Devin menyatakan, tahun ini Saratoga akan terus aktif dalam menjalankan strategi investasinya. Langkah ini sejalan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tetap positif. Berakhirnya proses pemilihan umum secara damai pada Februari lalu juga menjadi modal yang baik bagi pelaku usaha untuk terus berinvestasi dan mengembangkan bisnis mereka.

“Kami akan tetap fokus meningkatkan investasi di sektor ekonomi yang memberikan kontribusi besar terhadap ekonomi Indonesia. Salah satu strateginya adalah memperkuat investasi di portofolio yang sudah ada atau menambah portofolio baru yang memiliki prospek pertumbuhan bisnis yang baik dalam jangka panjang,” imbuh Devin.

Meningkatkan Value

Selain membidik portofolio baru, Saratoga berkomitmen untuk meningkatkan value dari setiap portofolio. Selain memperkuat investasi di portofolio yang sudah matang seperti PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX) dan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG),

“Kami yakin potensi investasi di Indonesia masih sangat menarik. Dengan dukungan likuiditas yang solid dan pengalaman yang sudah teruji, Saratoga akan terus mengoptimalkan setiap peluang investasi dan berperan aktif dalam mengakselerasi pertumbuhan ekonomi Indonesia,” ujar Direktur Keuangan Saratoga Lany D. Wong.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Nilai Aset Bersih 2023 Turun, Saratoga Buka-bukaan Kinerja Portofolio

PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) membukukan nilai aset bersih (Net Asset Value/NAV) sebesar Rp 48,9 triliun pada 2023. NAV tersebut mengalami penurunan 20 persen dibandingkan 2022.

Direktur Investasi Saratoga Devin Wirawan mengatakan, gejolak harga komoditas sepanjang tahun 2023 telah berdampak terhadap harga saham-saham perusahaan portofolio utama Saratoga yaitu PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA).

"Fluktuasi harga saham tersebut ikut berdampak terhadap NAV Saratoga pada akhir tahun lalu,” jelas Devin dalam keterangan resmi, dikutip Selasa (19/3/2024).

Devin berkeyakinan bahwa dengan fundamental baik yang dimiliki, perusahaan portofolio seperti ADRO dan MDKA akan mampu mencapai pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan dan menguntungkan. Apalagi dua entitas perusahaan tersebut berada di sektor strategis, yaitu komoditas batu bara, emas, nikel dan juga bisnis hilirisasi komoditas, yang berdampak langsung terhadap perekonomian global maupun domestik.

Meski terdapat penurunan NAV sepanjang 2023, perseroan berhasil mengoptimalkan kinerja perusahaan-perusahaan portofolionya melalui capaian dividen dan hasil divestasi yang menguntungkan. Hal ini tercermin dari arus kas dividen dan divestasi Saratoga di akhir 2023 yang mencapai level tertinggi yaitu sebesar Rp 3,9 triliun.

3 dari 3 halaman

Momentum Penting

Devin mengakui, 2023 merupakan momentum penting bagi Saratoga dalam menjalankan strateginya sebagai perusahaan investasi. Selain mendorong peningkatan dividen di tengah kondisi pasar yang dinamis, Saratoga juga berhasil melakukan divestasi dan monetisasi terhadap portofolio yang sudah matang dan menghasilkan return maksimal bagi perusahaan.

“Kami bersyukur pada tahun 2023 Saratoga mampu mencapai rekor pendapatan dividen tertinggi dari perusahaan portofolio, sehingga menjadikan likuiditas perusahaan sangat kuat. Dengan dana kas tersebut, kami mempunyai kapasitas yang luas untuk melakukan berbagai inisiatif strategi investasi, baik di tahun 2023 maupun pada tahun-tahun yang akan datang,” kata Devin.

Dengan dukungan neraca yang kuat, pada tahun 2023 Saratoga juga telah menjalankan strategi investasinya dengan meningkatkan kepemilikan di PT MGM Bosco Logistik (MBL) sehingga menjadi pemegang saham mayoritas.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini