Sukses

Hillcon bakal Tebar Dividen 2023 Rp 103,9 Miliar

Dividen ini setara dengan 29,39% dari penerimaan laba bersih tahun buku 2023. HILL membukukan laba bersih Rp 351,07 miliar pada 2023.

Liputan6.com, Jakarta - Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) emiten jasa pertambangan dan kontraktor PT Hillcon Tbk (HILL) menyetujui untuk membagikan dividen tunai sebesar Rp 103,19 miliar kepada para pemegang saham atau Rp 35 per lembar saham. 

Dividen ini setara dengan 29,39% dari penerimaan laba bersih tahun buku 2023. HILL membukukan laba bersih Rp 351,07 miliar pada 2023. Adapun sisa laba, Rp 247,88 miliar) atau 70,61% dari total laba menjadi laba ditahan perseroan.

Hillcon termasuk konsisten membagikan dividen seiring dengan pertumbuhan kinerja. Pada RUPS tahun lalu, Hillcon sepakat membagikan dividen tunai tahun buku 2022 senilai Rp 88,45 miliar atau Rp30 per saham.

Direktur Utama Hillcon Hersan Qiu mengatakan, kinerja operasional perseroan tumbuh signifikan dengan adanya penambahan volume dari kontrak baru dan kontrak perpanjangan.

"Atas dasar ini, Perseroan senantiasa berkomitmen untuk menjalankan kegiatan operasionalnya dengan berlandaskan kepada kepedulian terhadap lingkungan serta memberikan kontribusi yang positif bagi masyarakat luas," ungkapnya dikutip dari keterangan resmi, Kamis (9/5/2024). 

Hersan menyampaikan pada 2024 memberikan proyeksi begitu beragam sehingga PT Hillcon Tbk harus menyikapi dengan kehati-hatian dan komitmen kuat untuk keberlanjutan. Perseroan telah mengidentifikasi langkah-langkah yang harus diambil untuk mendorong visi keberlanjutan dan mencapai target yang telah dicanangkan.

Selain berfokus meraih pencapaian di aspek finansial dan operasional, Perseroan juga menempatkan aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola sebagai perhatian utama. 

Manajemen HILL meyakini pertumbuhan yang berkelanjutan hanya dapat terwujud jika Perseroan mampu tumbuh bersama dengan lingkungan dan masyarakat sekitar. 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kinerja 2023

Sebelumnya, PT Hillcon Tbk (HILL) membidik pertumbuhan laba bersih hingga Rp 800 miliar dan pendapatan sekitar Rp 6 triliun pada 2023.

Direktur Hillcon, Jaya Angdika mengatakan, pihaknya menargetkan laba bersih Rp 700 miliar sampai dengan Rp 800 miliar dan pendapatan hampir Rp 6 triliun pada tahun ini. Hillcon juga tengah menyiapkan strategi untuk mengerek laba maupun pendapatan.

"Target tahun ini saya mau pendapatan hampir Rp 6 triliun, dari tahun lalu hampir dua kali lipat. Tahun lalu kalau auditnya dah jadi sekitar hampir Rp 3 triliun. Laba bersih kita target Rp 700-800 miliar," kata Jaya kepada awak media, Rabu (1/3/2023).

Jaya bilang, pihaknya tengah menyiapkan sejumlah strategi untuk mencapai target tersebut, salah satunya dengan kontrak yang sedang berjalan.

"Strateginya (untuk mencapai target) melalui kontrak yang sedang berjalan dan ada pipeline kontrak baru, juga dari infrastruktur yang kami dapat untuk pembangunan pelabuhan itu sekitar USD 100 juta," kata dia.

Dia menuturkan, pendapatan Hillcon akan didominasi dari sektor tambang batu bara dengan kontribusi sekitar 55 persen. Selain itu, Hillcon juga membidik pertumbuhan pendapatan dari nikel. 

Hillcon berhasil memproduksi nikel sebanyak 9 juta wet metrik ton (wmt) pada tahun lalu. Dengan demikian, Hillcon memproyeksikan produksi nikel menjadi 15 juta wmt pada 2023. 

"Kita harus menambah terus proyek-proyek nikel, kita harapkan 2024-2025 nikel sudah mendominasi. Kita harapkan bisa sampai 50:50 porsi pendapatannya," ujar dia.

 

 

3 dari 4 halaman

Prospek Nikel di Indonesia

Jaya mencermati, prospek nikel di Indonesia masih cerah ke depan. Lantaran, Indonesia sendiri tidak melakukan ekspor dan langsung menjual kepada smelter domestik di mana jaraknya cukup dekat sehingga biaya produksinya pun rendah.

"Jadi smelter permintaannya untuk wmt akan tinggi, ini baru RKEF. nah sekarang mulai muncul smelter HPAL yang memproduksi nikel kadar rendah yang nantinya akan dijadikan produk MHP, itu adalah bahan baku untuk baterai EV (electric vehicle/kendaraan listrik)," kata dia.

Sementara itu, ia menyebut, ke depan permintaan nikel ore akan naik tiga kali lipat dan pemerintah Indonesia mendorong hilirisasi ini agar pembangunan pabrik baterai di Indonesia dilakukan oleh pemain besar, seperti LG hingga Tesla.

"Pemerintah Indonesia mendorong hilirisasi ini supaya pembangunan pabrik baterai di Indonesia oleh major player kaya LG, Tesla ada di Indonesia karena cost productionnya rendah, bijih ada, smelter ada, baterainya ada," kata dia.

"Semuanya efisien, dibanding kalau smelter ada di China atau Eropa, bahan baku harus impor dari Filipina atau Indonesia. Jadi investor pasti senang untuk investasi di sini," ujar dia.

 

4 dari 4 halaman

Belanja Modal 2023

Sebelumnya, PT Hillcon Tbk (HILL) menyiapkan belanja modal (capital expenditure) sekitar Rp 800 miliar pada 2023. Dana tersebut dialokasikan untuk penambahan alat berat. Direktur Hillcon, Jaya Angdika menuturkan, pihaknya menyiapkan belanja modal sekitar Rp 800 miliar pada 2023. 

"Capex tahun ini hampir Rp 800 miliar, memang semuanya buat tambah alat berat. Alat berat itu beli, tergantung dari kebutuhannya, misalkan excavator antara United Tractors," kata Jaya kepada awak media, Rabu (1/3/2023).

Jaya mengaku, Hillcon tidak hanya bergantung pada satu merek alat berat. "Kalau enggak ada, kita cari San Ei, ADT truk paling cocok Volvo, ya kita beli Volvo, mungkin kalau yang lain ya ganti-ganti ada Reino, Hino, tergantung ketersediaan alat dari vendor, enggak melulu di satu merek," kata dia.

Di sisi lain, Jaya menyebut, alasan Hillcon menggelar penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) agar mendapatkan dana segar untuk belanja modal. Ia menuturkan, belanja modal tersebut tidak hanya dari IPO saja. Akan tetapi, belanja modal juga dibantu institusi keuangan maupun multifinance.

"Capex enggak dari IPO saja, kita butuh capex bantuan dari institusi keuangan dan multifinance, IPO membantu penambahan untuk modal kerja dan belanja modal," ujar dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.