Sukses

IPO, Samcro Hyosung Adilestari Incar Dana Segar hingga Rp 74,93 Miliar

PT Samcro Hyosung Adilestari Tbk (ACRO) menawarkan harga penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) Rp 103-108 per saham dalam rangka IPO.

Liputan6.com, Jakarta - PT Samcro Hyosung Adilestari Tbk (ACRO) akan menggelar penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) dengan mengincar dana Rp 74,93 miliar.

Mengutip laman e-ipo, Jumat (15/12/2023), Samcro Hyosung Adilestari bakal melepas saham sebanyak-banyaknya 693.828.000 Saham Seri A atau sebanyak-banyaknya 20% dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam Perseroan setelah penawaran umum dengan nilai nominal Rp 20 setiap saham.

Adapun harga penawaran sebesar Rp 103 hingga Rp 108 per saham. Dengan demikian, Perseroan bakal meraup dana sebesar Rp 74,93 miliar. 

Sebagai pemanis, Perseroan secara bersamaan juga menerbitkan sebanyak-banyaknya 231.276.000 Waran Seri I yang menyertai saham baru Perseroan atau sebanyak-banyaknya 8,33% dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh pada saat pernyataan pendaftaran dalam rangka IPO ini disampaikan. 

Setiap pemegang 3 saham baru Perseroan berhak memperoleh 1 Waran Seri I dimana setiap 1 Waran Seri I memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli satu saham baru Perseroan yang dikeluarkan dalam portepel. 

Waran Seri I adalah efek yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk melaksanakan setiap 1 Waran Seri I yang dimiliki menjadi 1 saham baru Perseroan dengan nilai nominal Rp20, yang seluruhnya akan dikeluarkan dari portepel dengan harga pelaksanaan Rp186  yang dapat dilakukan setelah 6 bulan sejak tanggal Waran Seri I diterbitkan, sampai dengan 1 Hari Kerja sebelum ulang tahun ke-2 pencatatan waran yang berlaku mulai  10 Juli 2024 sampai dengan 10 Januari 2026. Selain itu, total hasil pelaksanaan Waran Seri I adalah sebanyak-banyaknya Rp 43,01 miliar. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Dana Hasil IPO

Dalam melancarkan aksinya, Perseroan menunjuk PT UOB Kay Hian Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek. 

Seluruh dana yang diperoleh dari hasil IPO ini, setelah dikurangi biaya-biaya emisi, akan digunakan sekitar 30% untuk pembelian mesin, sekitar 10% akan digunakan Perseroan untuk membayar pinjaman Dollar AS dari PT Bank Woori Saudara 1906 Tbk.

Selain itu, sekitar 15% akan digunakan untuk 80,76% untuk sewa gudang dan kantor di Jawa Tengah dan Jawa Timur dan 19,24% akan digunakan untuk membeli kendaraan operasional dan peralatan gudang dan kantor di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Sisanya akan digunakan untuk modal kerja Perseroan, termasuk untuk pembelian kebutuhan bahan baku dan membiayai kegiatan operasional seperti biaya marketing, biaya SDM, biaya promosi, biaya desain kemasan, biaya perbaikan, pemeliharaan mesin dan bangunan, serta biaya overhead pabrik. 

3 dari 4 halaman

Jadwal IPO

Sementara itu, mulai tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2024 dan seterusnya, manajemen Perseroan bermaksud membayarkan dividen tunai kepada pemegang saham Perseroan dalam jumlah sebanyak-banyaknya 25% atas laba bersih tahun berjalan Perseroan.

Besarnya pembagian dividen akan bergantung pada hasil kegiatan usaha dan arus kas Perseroan serta prospek usaha, kebutuhan modal kerja, belanja modal dan rencana investasi Perseroan di masa yang akan datang dan dengan memperhatikan pembatasan peraturan dan kewajiban lainnya, serta kebijakan Perseroan dalam penggunaan laba bersih, penentuan jumlah penyisihan untuk dana cadangan, dan pembagian dividen tersebut akan diputuskan oleh para pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham sesuai dengan ketentuan Pasal 71 UU PT.

Jadwal 

  • Masa penawaran awal pada 15-22 Desember 2023
  • Tanggal efektif pada 29 Desember 2023
  • Masa penawaran umum perdana saham pada 2-8 Januari 2024
  • Tanggal penjatahan pada 8 Januari 2024
  • Tanggal distribusi pada 9 Januari 2024
  • Tanggal pencatatan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 10 Januari 2024

 

 

4 dari 4 halaman

27 Perusahaan Antre IPO, Mayoritas Catat Aset Menengah

Sebelumnya diberitakan, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat sejumlah perusahaan antre untuk mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Adapun hingga 8 Desember 2023, terdapat 79 perusahaan yang mencatatkan saham di BEI. Dana yang berhasil dihimpun dari penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) 79 emiten itu mencapai Rp 54,14 triliun.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna menyebutkan, saat ini ada 27 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI. Dari sisi asetnya, perusahaan dengan skala menengah masih mendominasi. 

"Hingga saat ini, terdapat 27 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI," kata Nyoman kepada wartawan, Sabtu (9/12/2023). 

Merujuk POJK Nomor 53/POJK.04/2017, terdapat 10 perusahaan dengan aset skala besar di atas Rp 250 miliar. Kemudian 16 perusahaan dengan aset skala menengah antara Rp 50 miliar sampai Rp 250 miliar, dan satu perusahaan dengan aset skala kecil di bawah Rp 50 miliar. 

Sementara, rincian sektornya adalah sebagai berikut:

  • 3 Perusahaan dari sektor basic materials
  • 6 Perusahaan dari sektor consumer cyclicals
  • 3 Perusahaan dari sektor consumer non-cyclicals
  • 2 Perusahaan dari sektor energy
  • 1 Perusahaan dari sektor financials
  • 0 Perusahaan dari sektor healthcare
  • 5  Perusahaan dari sektor industrials
  • 3 Perusahaan dari sektor infrastructures
  • 0 Perusahaan dari sektor properties & real estate
  • 3 Perusahaan dari sektor technology
  • 1 Perusahaan dari sektor transportation & logistic

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.