Sukses

IHSG Terpangkas 0,79%, Mayoritas Sektor Saham Lesu

IHSG melemah 0,79 persen ke posisi 6.906,95 pada penutupan perdagangan Rabu, 22 November 2023.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot pada perdagangan saham Rabu (22/11/2023). Koreksi IHSG terjadi di tengah mayoritas sektor saham yang tertekan.

Dikutip dari data RTI, IHSG melemah 0,79 persen ke posisi 6.906,95. Indeks LQ45 susut 0,34 persen ke posisi 912,59. Sebagian besar indeks saham acuan bervariasi.

Pada perdagangan saham Rabu pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 6.965,41 dan terendah 6.893,50. Sebanyak 355 saham melemah sehingga menekan IHSG. 180 saham menguat dan 225 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 1.028.165 kali dengan volume perdagangan 23,5 miliar saham. Nilai transaksi Rp 8,6 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.613.

Investor masih melakukan aksi jual saham tetapi terbatas. Tercatat aksi jual saham oleh investor asing mencapai Rp 34,73 miliar. Sepanjang 2023, investor asing menjual saham Rp 16,12 triliun.

Mayoritas sektor saham (IDX-IC) tertekan kecuali sektor saham kesehatan bertambah 0,44 persen dan sektor saham teknologi menguat 2,66 persen. Sementara itu, sektor saham infrastruktur merosot 5,44 persen, dan catat koreksi terbesar.

Selain itu, sektor saham energi terpangkas 0,59 persen, sektor saham basic merosot 2,52 persen, sektor saham industri turun 0,75 persen, sektor saham nonsiklikal turun 0,22 persen, sektor saham siklikal susut 0,14 persen.

Selain itu, sektor saham keuangan melemah 0,05 persen, sektor saham properti merosot 0,28 persen, dan sektor saham transportasi tergelincir 1,11 persen.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Top Gainers-Losers

Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:

Saham CITY melonjak 34,57 persen

Saham TRIN melonjak 34,57 persen

Saham IKBI melonjak 25 persen

Saham JARR melonjak 25 persen

Saham FMII melonjak 24,52 persen

 

Saham-saham yang masuk top losers antara lain:

Saham PTMP merosot 24,75 persen

Saham MDKA merosot 12,50 persen

Saham PGEO merosot 10,89 persen

Saham CARE merosot 10,55 persen

Saham STRK merosot 10,08 persen

 

Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensi antara lain:

Saham FUTR tercatat 43.043 kali

Saham BREN tercatat 40.525 kali

Saham GTRA tercatat 37.579 kali

Saham STRK tercatat 34.006 kali

Saham GOTO tercatat 32.030 kali

 

Saham-saham teraktif berdasarkan nilai antara lain:

Saham GOTO senilai Rp 562,2 miliar

Saham AMMN senilai Rp 560,6 miliar

Saham BBRI senilai Rp 543,8 miliar

Saham BREN senilai Rp 536,4 miliar

Saham BBCA senilai Rp 356,5 miliar

3 dari 5 halaman

Bursa Saham Asia Pasifik

Bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada perdagangan Rabu, 22 November 20230 setelah rilis risalah bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) pada 31 Oktober yang menunjukkan kebijakan the Fed tetap mempertahankan kebijakan moneter yang terbatas dan sedikit menunjukkan sinyal memangkas suku bunga.

“Dalam pembahasan prospek kebijakan, peserta terus menilai sangat penting untuk mempertahankan sikap kebijakan moneter yang cukup ketat untuk mengembalikan inflasi ke sasaran komite 2 persen seiring berjalannya waktu,” demikian isi risalah tersebut.

Suku bunga the Fed saat ini berada pada kisaran 5,25 persen-5,5 persen.

Indeks Nikkei 225 Jepang menguat dari kerugian dua hari berturut-turut menjadi naik 0,29 persen ke posisi 33.451,83. Indeks Topix bertambah 0,44 persen ke posisi 2.378.

Indeks Kospi Korea Selatan menguat tipis ke posisi 2.551,7. Indeks Kosdaq turun 0,29 persen ke posisi 814,61. Indeks Hang Seng mendatar. Sedangkan indeks CSI 300 melemah 1,02 persen ke posisi 3.544,42.  Di Australia, indeks ASX 200 melemah tipis ke posisi 7.073,4.

 

4 dari 5 halaman

Penutupan Wall Street 21 November 2023

Sebelumnya diberitakan, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street merosot pada perdagangan saham Selasa, 21 November 2023. Hal ini seiring pelaku pasar menilai risalah pertemuan terbaru bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed)  yang menunjukkan pejabat the Fed tidak memberikan indikasi penurunan suku bunga.

Dikutip dari CNBC, Rabu (22/11/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones merosot 62,75 poin atau 0,18 persen ke posisi 35.088,28. Indeks S&P susut 0,20 persen ke posisi 4.538,19. Indeks Nasdaq tergelincir 0,59 persen ke posisi 14.199,98. Indeks saham acuan menghentikan rangkaian kenaikan dalam lima hari berturut-turut.

Sementara itu, the Fed mengindikasikan kebijakannya harus tetap “membatasi” di tengah kekhawatiran inflasi akan menjadi semakin tinggi.

Pembuat kebijakan mempertahankan suku bunga acuan pada 5,25 persen-5,5 persen pada akhir pertemuan 31 Oktober-1 November 2023.

“Dalam pembahasan prospek kebijakan, peserta terus menilai kebijakan moneter harus dijaga cukup ketat agar inflasi dapat kembali ke sasaran Komite sebesar 2 persen dari waktu ke waktu,” demikian isi risalah tersebut.

 

5 dari 5 halaman

Suku Bunga

Indikasi penetapan harga fed funds futures menunjukkan hampir ada kesepakatan the Federal Open Market Committee akan tetap stabil pada pertemuan Desember dan perkirakan pemangkasan suku bunga mulai Mei 2023.

“Mungkin saja kita berada di tengah-tengah pergantian rezim yang jarang terjadi tetapi sangat signifikan. Dan mungkin saja kita tidak akan kembali ke tingkat suku bunga nol,” ujar Senior Portfolio Manager Exencial Wealth Advisors, Jon Burkett-St Laurent.

Ia menambahkan, hal ini tidak berarti suku bunga akan naik menjadi 20 persen. Akan tetapi, hal ini mungkin berarti suku bunga akan naik dan turun dalam kisaran lebih tinggi dibandingkan dekade lalu.

Suku bunga tinggi untuk jangka waktu lebih lama, data perumahan menunjukkan bulan lalu merupakan masa yang sulit bagi calon pembeli rumah. Penjualan rumah yang ada pada Oktober mencapai 3,79 juta unit, dibandingkan perkiraan 3,9 juta, menurut National Association of Realtors. Ini menandai laju penjualan paling lambat sejak Agustus 2010, dan turun 14,6 persen dari tahun sebelumnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini