Sukses

IHSG Berpeluang Menguat, Cek Rekomendasi Saham Hari Ini 10 Agustus 2023

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan berada di kisaran 6.800-6.950 pada perdagangan saham Kamis, 10 Agustus 2023.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat pada perdagangan saham Kamis (10/8/2023).

IHSG ditutup naik 0,1 persen ke posisi 6.875 pada perdagangan saham Rabu, 9 Agustus 2023 disertai dengan munculnya volume pembelian, tetapi penutupannya masih tertahan oleh moving average (MA) 20 harian.

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, pada skenario terbaiknya, posisi IHSG saat ini berada di awal wave v dari wave (a) dari wave (iii) yang berarti selama IHSG masih mampu berada di atas 6.834 sebagai stoplossnya, IHSG masih berpeluang berbalik menguat untuk menguji 6.966-7.013.

“Namun demikian, apabila menembus 6.834, IHSG akan terkoreksi ke rentang 6.793-6.820 untuk membentuk wave iv dari wave (a) dari wave (iii),” ujar Herditya.

Herditya prediksi, IHSG berada di level support 6.834,6.798 sedangkan level resistance 6.925,6.966.

Sementara itu, Analis PT RHB Sekuritas Indonesia, Muhammad Wafi menuturkan, IHSG terlihat melakukan rebound tetapi dengan bearish candle dan masih menguji support garis MA20 sekaligus support bullish channel-nya.

“Selama berada di bawah garis MA5, IHSG berpotensi untuk menguji support garis MA200 sekaligus support bullish channel-nya untuk masuk ke dalam fase minor sideways,” ujar dia.

Wafi menuturkan, jika mampu kembali breakout garis MA5, IHSG berpotensi untuk kembali membuat higher high (HH) level dan menguji level all time high (ATH) sekaligus melanjutkan fase bullish-nya.

“Range pergerakan IHSG saat ini berada di kisaran 6.800-6.950,” tutur dia.

Rekomendasi Saham

Untuk rekomendasi saham hari ini, Wafi memilih saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Cikarang Listrindo Tbk (POWR), PT Surya Citra Media Tbk (SCMA), dan PT Multipolar Tbk (MLPL).

Sedangkan Herditya memilih saham PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), PT Astra International Tbk (ASII), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), dan saham PT XL Axiata Tbk (EXCL).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Rekomendasi Teknikal

Berikut rekomendasi teknikal dari MNC Sekuritas:

1.PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) - Buy on Weakness

Saham AKRA terkoreksi 0,4 persen ke 1.275 dan masih didominasi oleh volume penjualan.

"Kami memperkirakan, posisi AKRA saat ini masih berada pada fase downtrendnya untuk membentuk bagian akhir dari wave [c] dari wave 3. Hal tersebut berarti, AKRA masih rawan terkoreksi dan dapat dimanfaatkan untuk BoW," ujar dia.

Buy on Weakness: 1.210-1.250

Target Price: 1.315, 1.345

Stoploss: below 1.200

 

2.PT Astra International Tbk (ASII) - Buy on Weakness

Saham ASII menguat 0,4 persen ke 6.875 disertai dengan munculnya volume pembelian. "Kami perkirakan posisi ASII saat ini sedang berada pada bagian dari wave (b) dari wave [y], sehingga ASII akan rawan terkoreksi terlebih dahulu sekaligus menutup gap yang ada," tutur dia.

Buy on Weakness: 6.00-6.25

Target Price: 7.50, 7.00

Stoploss: below 6.75

 

3.PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI)- Buy on Weakness

Saham BBRI menguat 1,3 persen ke 5.700 disertai dengan munculnya volume pembelian dan pergerakan saham BBRI masih mampu berada di atas MA20.

"Selama BBRI masih mampu bergerak di atas 5.575 sebagai stoplossnya, maka posisi BBRI saat ini sedang berada di awal wave (v) dari wave [c] dari wave 5," kata dia.

Buy on Weakness: 5.650-5.700

Target Price: 5.800, 5.900

Stoploss: below 5.575

 

4.PT XL Axiata Tbk (EXCL) - Buy on Weakness

Saham EXCL terkoreksi ke 2.330 disertai dengan munculnya volume penjualan. Selama EXCL masih mampu bergerak di atas 2.220 sebagai stoplossnya, posisi EXCL saat ini berada di akhir wave (iii) dari wave [iii].

Buy on Weakness: 2.280-2.320

Target Price: 2.400, 2.450

Stoploss: below 2.220

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

3 dari 4 halaman

Penutupan IHSG pada 9 Agustus 2023

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona hijau pada perdagangan saham Rabu (9/8/2023).

Dikutip dari data RTI, IHSG ditutup naik terbatas 0,09 persen ke posisi 6.875,11. Indeks LQ45 menanjak 0,36 persen ke posisi 965,30. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau.

Pada perdagangan saham Rabu pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 6.901,06 dan terendah 6.863,08. Sebanyak 219 saham menguat dan 304 saham melemah. 221 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan 1.313.971 kali dengan volume perdagangan 25,9 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 9,2 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.206.

Mayoritas sektor saham tertekan yang dipimpin sektor saham teknologi. Sektor saham teknologi susut 2,18 persen, disusul sektor saham transportasi tergelincir 1,53 persen.

Selain itu, sektor saham energi turun 0,54 persen, sektor saham basic susut 0,33 persen, sektor saham industri merosot 0,02 persen. Kemudian sektor saham kesehatan tergelincir 0,07 persen, sektor saham keuangan melemah 0,04 persen.

Selanjutnya sektor saham properti turun 1,16 persen. Sedangkan sektor saham nonsiklikal naik 0,58 persen, sektor saham siklikal bertambah 0,31 persen dan sektor saham infrastruktur menanjak 0,42 persen.

 

4 dari 4 halaman

Kata Analis

 

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, penguatan IHSG ditopang saham perbankan kapitalisasi besar antara lain saham BBCA dan BBRI. Penguatan saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) ini mengimbangi sektor saham teknologi yang terkoreksi signifikan.

“Penguatan IHSG ini juga di tengah sentimen eksternal yang kurang baik dari Amerika Serikat dan China,” tutur dia saat dihubungi Liputan6.com.

Adapun sentimen eksternal yang negatif itu berasal dari Amerika Serikat seiring peringkat perbankan AS diturunkan hingga sikap wait and see investor dalam menanti bagaimana kebijakan moneter ke depan.

“Dari China, rilis data perekonomiannya kurang begitu baik dan menunjukkan ada perlambatan ekonomi China. Di mana rilis ekspor impor yang terkontraksi,” kata dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini