Sukses

Saham Waskita Karya WSKT Hengkang dari IDX BUMN 20, Erick Thohir Akui Ada Andil Kasus Fraud

Menteri BUMN Erick Thohir menjelaskan, keluarnya saham Saham Waskita Karya dari indeks tersebut dikarenakan beberapa faktor.

Liputan6.com, Jakarta Saham BUMN Karya, PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) hengkang dari IDX BUMN 20. Sehingga posisi tersebut digantikan oleh PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk (JKON).

Menanggapi hal tersebut, Menteri BUMN Erick Thohir menjelaskan, keluarnya saham WSKT dari indeks tersebut dikarenakan beberapa faktor. Salah satunya adalah kasus fraud alias kecurangan.

"Memang karena ada kasus fraud. Bagaimana waktu itu ngeluarin surat utang atau bond, tidak ada tanggung jawab, ya tidak apa apa. Itu bagian pertanggung jawaban, dan itu nanti akan kita perbaiki perusahaannya," kata Erick saat ditemui di Kantor Kementerian BUMN, Selasa (1/8/2023).

Erick bilang, pihaknya akan melakukan proses hukum jika terjadi kasus di BUMN, salah satunya korupsi. Sebab, ia berpegang teguh untuk memperbaiki BUMN dari segala aspek.

"Saya terus mendorong proses proses hukum BUMN yang korup, kita dorong. Kita ingin sama-sama perbaiki BUMN ini," kata dia.

Di sisi lain, ia ingin memastikan BUMN bisa lebih baik lagi ke depannya. Ia pun tidak ingin jumawa karena BUMN mampu menghasilkan dividen kepada negara.

"Saya tidak mau jumawa kita sudah cukup, sudah baik dengan dividen yang diberikan ke negara sepanjang sejarah Rp 80,2 triliun, cukup? enggak, harus bagus lagi, oknum-oknum kita proses," ujar Erick Thohir.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Waskita Karya Garap Proyek IKN Rp 4,33 Triliun, Begini Perkembangannya

PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) tengah fokus mengerjakan 7 paket proyek IKN dengan total nilai kontrak sebesar Rp 4,33 triliun dari total nilai kontrak Rp 7,22 triliun.

Proyek IKN yang digarap Waskita di antaranya adalah proyek Jalan Tol IKN Segmen 5A, Proyek Jalan Lingkar Sepaku Segmen 4, Proyek gedung Sekretariat Presiden dan fasilitas Gedung penunjang, Proyek gedung dan kawasan Kementerian Koordinator (Kemenko) Paket 3, dan Proyek gedung dan kawasan Kemenko Paket 4.

Selain itu, Waskita Karya juga mengerjakan Proyek Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) 1, 2, 3 dan terakhir yaitu proyek Jalan Feeder Distrik Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) yang baru saja awal Juli lalu dilakukan penandatanganan kontrak kerja.

"Sampai dengan saat ini progres pembangunan IKN masih berjalan sesuai dengan rencana," kata Director of Operation II Waskita Karya, Dhetik Ariyanto dalam keterangan resmi, Selasa (25/7/2023).

Rinciannya, progres proyek Jalan Lingkar Sepaku 4 mencapai 48,13 persen, Tol Segmen 5A dengan mencapai progres 33,67 persen, Gedung Sekretariat Presiden mencapai progres 21,18 persen, Gedung Kemenko 3 mencapai progres 5,73 persen, Gedung Kemenko 4 mencapai progress 11,26 persen. Lalu proyek IPAL 1,2,3 mencapai progres 3,49 persen.

Komisaris Waskita Karya, Teuku Iskandar menambahkan, perseroan berkomitmen untuk memberdayakan pekerja lokal di setiap proyek yang dikerjakan Waskita. Dalam catatannya, pekerja lokal yang terlibat dalam proyek IKN saat ini mencapai 30 persen, dan akan terus ditambah ke depannya.

"Kami akan terus tambah pekerja lokal untuk mempercepat pekerjaan di proyek,” tutur Iskandar.

"Selain itu, value engineering, serta pengembangan teknologi dan digitalisasi melalui BIM & Green Construction kami implementasikan pada proyek-proyek on going terutama di proyek IKN,” pungkas dia.

3 dari 3 halaman

Waskita Karya Kantongi Nilai Kontrak Baru Rp 7,82 Triliun hingga Juni 2023

Sebelumnya, PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) mencatat nilai kontrak baru (NKB) Rp 7,82 triliun pada Juni 2023. Perolehan nilai kontrak baru ini masih didominasi oleh proyek pemerintah sebesar 66,24 persen.

SVP Corporate Secretary Perseroan, Ermy Puspa Yunita menuturkan, berdasarkan kepemilikan proyek, selain proyek pemerintah, diikuti oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) sebesar 13,62 persen, proyek Swasta sebesar 1,29 persen dan anak perusahaan sebesar 18,85 persen.

"Alhamdulillah sampai saat ini pemerintah masih percaya dengan menunjuk Waskita untuk mengerjakan proyek-proyek strategis nasional. Sementara berdasarkan segmentasi proyek total NKB tersebut bersumber dari infrastruktur konektivitas sebesar 53,49 persen, infrastruktur sumber daya air (SDA) sebesar 15,70 persen, gedung sebesar 11,80 persen, EPC sebesar 1,25 persen dan anak usaha sebesar 17,76 persen,” kata Ermy dalam keterangan resminya, Selasa (18/7/2023).

Adapun beberapa proyek dengan kontribusi terbesar hingga Juni 2023 adalah proyek pembangunan Jalan Tol Bayung Lencir – Tempino Seksi 1 di Sumatera Selatan sebesar Rp 582 miliar, proyek peningkatan dan rehabilitasi jaringan Irigasi Peterongan di Mrican Paket 2 sebesar Rp 115 miliar, Urban Flood Control System Improvement in Selected Cities Phase 2 Bima Sub Project (Package 4A) senilai Rp112 miliar. 

"Selain proyek dalam negeri, perseroan juga meraih proyek luar negeri yaitu peningkatan kualitas Jalan dari Pasar Tono menuju Oesilo, Rehabilitasi dua jembatan eksisting senilai Rp 513 miliar dan proyek Existing Runway Presidente Nicolau Lobato International Airport senilai Rp 1,1 triliun di Timor Leste,” kata dia.

Saat ini Waskita Karyatengah fokus mengerjakan 7 paket proyek IKN dengan total nilai kontrak sebesar Rp7,22 triliun dan secara porsi nilai kontrak Waskita menggarap proyek sebesar Rp4,33 triliun. 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.