Sukses

66% Orang Tua Merasa Terisolasi dan Kesepian, Bagaimana Cara Mengatasinya?

66% orang tua mengatakan bahwa tuntutan membesarkan anak terkadang atau sering membuat mereka merasa kesepian dan terisolasi.

Liputan6.com, Jakarta Meskipun orang tua terkenal kurang memiliki waktu untuk menyendiri, ternyata mereka tidak luput dari epidemi kesepian yang sedang berlangsung.

Berdasarkan sebuah survei terbaru yang dilakukan oleh The Ohio State University Wexner Medical Center, 66% orang tua mengatakan bahwa tuntutan membesarkan anak terkadang atau sering membuat mereka merasa kesepian dan terisolasi.

"Para peneliti mensurvei 250 orang tua yang berusia antara 30 dan 49 tahun. Cara terbaik untuk mengatasi permasalahan ini adalah dengan memprioritaskan hubungan sosial," ujar Profesor klinis di The Ohio State University College of Nursing dan peneliti yang merancang survei ini, Kate Gawlik.

"Temukan kelompok orang tua atau adakan kelas orang tua-anak di mana Anda akan bertemu dengan orang yang sama berulang kali," katanya. "Begitulah cara koneksi terbentuk. Ini tidak bisa hanya menjadi satu acara saja."

Langkah Pertama Terkadang Tidak Mudah

Datang ke kelas atau menelepon orang tua yang ingin dikenal secara lebih dekat bisa menjadi hal yang menakutkan.

"Mengambil langkah pertama memang bisa mengintimidasi," kata Gawlik.

Namun penelitian menunjukkan bahwa orang pada umumnya senang menerima telepon mendadak. 79% orang tua yang diwawancarai mengatakan bahwa mereka menghargai adanya kesempatan untuk berhubungan dengan orang tua lain di luar pekerjaan dan rumah.

Seperti yang dikatakan psikoterapis dan pakar hubungan asal Belgia, Esther Perel, dalam sebuah episode podcast Ten Percent Happier milik Dan Harris baru-baru ini, rencana dadakan, khususnya, dapat membantu membentuk ikatan yang lebih kuat.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Konsistensi adalah Kunci

"Biasanya orang akan sibuk tiga minggu sebelumnya, namun tidak sibuk pada hari H," katanya kepada Harris. "Sungguh menakjubkan betapa banyak orang yang mau menghabiskan malam di rumah."

Ingatlah, konsistensi adalah kuncinya, kata Gawlik: "Ini benar-benar tentang frekuensi dan seberapa sering Anda bertemu dengan orang-orang," jelas dia.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.