Sukses

Wallstreet Kompak Memerah, Kenaikan Suku Bunga Masih Membayangi

Wall Street juga menyisir risalah dari pertemuan kebijakan Federal Reserve di Juni, di mana para anggota memilih untuk melewatkan kenaikan.

Liputan6.com, Jakarta Bursa Amerika Serikat (AS) sedikit berubah usai mengalami pelemahan. Dow Jones Industrial Average kehilangan 27 poin, atau 0,08%. Sementara indeks S&P 500 berjangka dan Nasdaq-100 berjangka melayang di sekitar garis datar.

Pekan perdagangan yang dipersingkat yang berlanjut pada hari Rabu setelah istirahat untuk liburan Hari Kemerdekaan 4 Juli. Indeks utama wallstreet mencatat kerugian.

Melansir laman CNBC, Dow Jones Industrial Average kehilangan 129,83 poin, atau 0,38%. Sedangkan S&P 500 turun 0,2%. Kedua indeks mengakhiri rentetan kemenangan tiga hari. Sedangkan Nasdaq berakhir pada posisi 0,18% lebih rendah.

Wall Street juga menyisir risalah dari pertemuan kebijakan Federal Reserve di Juni, di mana para anggota memilih untuk melewatkan kenaikan. Temuan terbaru menunjukkan bahwa sebagian besar pejabat akan mendukung kenaikan suku bunga lebih lanjut.

Para pedagang menilai adanya peluang hampir 89% kenaikan suku bunga pada pertemuan bank sentral bulan ini, menurut FedWatch CME Group.

“Ketua Fed Powell telah memperjelas bahwa dia benar-benar berkomitmen untuk melihat target 2% ini tercapai, jadi, saya pikir itu cukup berarti bahwa ini adalah kapan, bukan jika, sejauh menyangkut kenaikan tambahan akhir tahun ini, ” kata Malcolm Ethridge dari CIC Wealth.

Saham JetBlue Airways beringsut lebih rendah dalam perdagangan yang diperpanjang setelah perusahaan mengumumkan akan mengakhiri kemitraannya di AS timur laut dengan American Airlines untuk fokus pada Spirit Airlines. Saham Amerika bergerak sedikit lebih rendah, sementara Spirit bertambah sekitar 2%.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kenaikan Suku Bunga

Ethridge mengatakan dia mengharapkan adanya 2 kenaikan lagi dari The Fed tahun ini, kemungkinan pada kuartal ketiga.

Ethridge, Wakil Presiden Eksekutif di CIC Wealth, juga mencatat bahwa meskipun inflasi menunjukkan tanda-tanda mereda, perlu waktu untuk mencapai target 2%.

"Tidak peduli di sisi mana Anda jatuh, kita semua dapat setuju bahwa tidak cukup banyak yang telah menembus titik ini secara berarti yang akan menandakan bahwa mereka akan mundur dari pedal gas dan memungkinkan kita meluncur dari sini," tambahnya .

Mengingat pengaturan ini, investor secara agresif memposisikan diri di pasar ini untuk cakrawala waktu atau selera risiko mereka mungkin ingin menggunakan periode kekuatan untuk mengambil keuntungan, katanya.

Pekan perdagangan yang dipersingkat berlanjut Kamis dengan sejumlah poin data ekonomi baru, termasuk data penggajian swasta ADP untuk Juni dan klaim pengangguran awal. Pembacaan PMI layanan global S&P dan PMI layanan ISM juga sedang dilakukan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini