Sukses

Wall Street Beragam, Investor Masih Khawatir Kenaikan Suku Bunga The Fed

Wall street beragam pada perdagangan saham Rabu, 8 Maret 2023. Indeks Dow Jones merosot 0,18 persen ke posisi 32.798 yang dibayangi pernyataan ketua the Fed Jerome Powell soal suku bunga.

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street bervariasi pada perdagangan saham Rabu, 8 Maret 2023. Indeks Dow Jones melemah sendirian seiring pasar berjuang atasi aksi jual saham pada Selasa, 7 Maret 2023. Aksi jual itu didorong komentar dari  Ketua the Federal Reserve (the Fed) Jerome Powell yang isyaratkan suku bunga tinggi lebih lama.

Dikutip dari CNBC, Kamis (9/3/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melemah 58,06 poin atau 0,18 persen menjadi 32.798,40. Indeks S&P 500 naik 0,14 persen ke posisi 3.992,01. Indeks Nasdaq bertambah 0,4 persen menjadi 11.576.

Data pasar tenaga kerja baru memicu kekhawatiran investor kalau kenaikan suku bunga yang lebih besar mungkin akan terjadi. Data menunjukkan lowongan pekerjaan turun kurang dari yang diharapkan pada Januari 2023, sementara laporan gaji swasta pada Februari 2023 lebih kuat dari perkiraan menegaskan ekonomi tetap kuat meski kenaikan suku bunga bank sentral. Adapun temuan ini mendahului data pekerjaan pada Februari 2023 setelah rilis data Januari 2023.

Saham keluar dari sesi koreksi setelah komentar dari kesaksian Senat Powell memperingatkan anggota parlemen kalau tingkat suku bunga bank sentral akan lebih tinggi dari yang diantisipasi sebelumnya karena data ekonomi yang sangat tinggi. Pernyataan Jerome Powell berlanjut pada Rabu waktu setempat saat berbicara di depan Komite Jasa Keuangan DPR.

“Itu hanya menimbulkan gagasan kalau mereka mungkin harus berbuat lebih banyak,” ujar Ekonom Nationwide, Kathy Bostjancic.

Ia menambahkan, the Fed bersedia dongkrak untuk memperkenalkan gagasan lebih banyak lagi sehingga mereka membuat kesalahan kebijakan. Ini menghasilkan pendaratan sulit bagi ekonomi.

Sementara Powell menekankan selama kesaksiannya kalau belum ada keputusan yang dibuat tentang pertemuan pada Maret 2023. Pelaku pasar bertaruh pada kenaikan lebih besar dari perkiraan. Menurut alat FedWatch CME Group, lebih dari 75 persen meminta kenaikan suku bunga 50 basis poin.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell di Depan DPR

Sementara itu, ketua the Federal Reserve Jerome Powell menuturkan, pihaknya belum memutuskan tentang apa yang akan dilakukan bank sentral mengenai suku bunga saat rapat the Fed Maret.

Berbicara kepada Komite Jasa Keuangan DPR, Powell menuturkan pihaknya akan menilai serangkaian data inflasi yang masuk termasuk laporan harga konsumen dan produsen pekan depan.

“Mereka akan menjadi penting dalam penilaian kami atas pembacaan yang lebih baru-baru ini kami terima dan arah ekonomi secara keseluruhan dan kemajuan kami dalam menurunkan inflasi,” ujar pemimpin the Fed.

“Kami belum membuat keputusan tentang pertemuan Maret. Kami tidak akan melakukan itu sampai kami melihat data tambahan. Namun, poin yang lebih besar adalah kita tidak berada di jalur yang telah ditentukan sebelumnya, dan kita akan dipandu oleh data yang masuk dan prospek yang terus berkembang,” ujar dia.

Adapun Powell menguncang pasar pada Rabu, saat ia menuturkan antisipasi jika data inflasi tetap panas. Powell perkirakan suku bunga akan lebih tinggi dari yang diharapkan dan kecepatan yang lebih cepat. Pasar sekarang mengharapkan the Fed menaikkan suku bunga acuan pinjaman 0,50 persentase saat rapat the Fed pada 21-22 Maret 2023.

3 dari 4 halaman

Penutupan Wall Street 7 Maret 2023

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street alami aksi jual pada perdagangan saham Selasa, 7 Maret 2023. Wall street mengalami aksi jual setelah komentar dari ketua the Federal Reserve (the Fed) menyarankan suku bunga mungkin perlu naik lebih tinggi untuk waktu lebih lama.

Pernyataan Jerome Powell memicu kekhawatiran atas potensi kenaikan suku bunga lebih besar pada pertemuan kebijakan bank sentral berikutnya. Demikian dikutip dari CNBC, Rabu (8/3/2023).

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones merosot 574,98 poin atau 1,72 persen ke posisi 32.856,46. Indeks S&P 500 terpangkas 1,5 persen ke posisi 3.986,37 dan di bawah level 4.000. Indeks Nasdaq turun 1,25 persen ke posisi 11.530,33.

Ketika indeks saham utama melemah, imbal hasil obligasi Amerika Serikat bertenor 2 tahun melonjak ke level tertinggi sejak 2007 sebesar 5 persen. Aksi jual saham pada perdagangan Selasa pekan ini membawa Dow Jones ke wilayah negatif pada 2023 dengan turun sekitar 0,9 persen. Indeks S&P 500 dan Nasdaq masing-masing naik 3,8 persen dan 10,2 persen pada 2023.

“Data ekonomi terbaru datang lebih kuat dari yang diharapkan, yang menunjukkan bahwa tingkat suku bunga akhir kemungkinan akan lebih tinggi dari yang diantisipasi sebelumnya,” ujar Powell dalam sambutannya di the Senate Banking, Housing and Urban Affairs Committee.

“Jika totalitas data menunjukkan pengetatan yang lebih cepat diperlukan, kami akan siap untuk meningkatkan laju kenaikan suku bunga,” ujar dia.

Komentar tersebut mengindikasikan the Fed dapat mempertimbangkan kenaikan suku bunga yang lebih besar dari kenaikan suku bunga 25 basis poin pada bulan lalu pada pertemuan rapat the Fed berikutnya pada 21-22 Maret 2023.

 

4 dari 4 halaman

The Fed Berpotensi Kerek Suku Bunga 50 Bps

Morgan Stanley juga menyebutkan kalau the Fed mengisyaratkan potensi kembalinya kenaikan suku bunga 50 basis poin pada pertemuan the Fed pada Maret 2023 tetapi tergantung pada kekuatan data ekonomi yang masuk.

Pernyataan Powell juga dapat berarti kalau tingkat suku bunga akan lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya meski investor berharap the Fed akan segera menghentikan kenaikan suku bunga.

“Ini bukan berita yang mengejutkan, tetapi ini adalah pengingat yang kuat bagi pasar setelah reli begitu cepat,” ujar Analise Toro US Investment Callie Cox.

Ia menuturkan, prioritas utama the Fed menurunkan inflasi dan untuk alasan yang bagus. “Orang-orang mulai memperhitungkan inflasi yang terus menerus lebih tinggi, yang bisa menjadi skenario terburuk bagi investor jangka panjang dan menanggung risiko harga yang melonjak lebih tinggi,” kata dia.

Di sisi lain, saham bank memimpin koreksi seiring investor khawatir kenaikan suku bunga lebih lanjut akan mendorong ekonomi ke dalam resesi. Saham Wells Fargo merosot 4,7 persen. Saham Bank of America, Goldman Sachs, dan JPMorgan Chase masing-masing merosot sekitar 3 persen. Saham teknologi juga anjlok. Saham Apple, Alphabet dan Microsoft anjlok 1 persen.

Sementara itu, saham maskapai melawan tren penurunan pasar yang lebih luas setelah Departemen Kehakiman AS menggugat untuk memblokir akuisisi Spirit Airlines milik JetBlue. Saham United Airlines naik 3 persen. Sedangkan saham Delta dan American masing-masing naik 1,6 persen dan 1,5 persen.

Adapun komentar Powell menaikkan taruhan untuk laporan pekerjaan pada Februari 2023 yang keluar Jumat pagi, yang dapat menunjukkan pasar tenaga kerja yang tangguh. Ekonom berharap tambahan 225 ribu pekerjaan, berdasarkan survei Dow Jones.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.