Sukses

Susul Jeff Bezos, Elon Musk Jajaki Pasar Perumahan Keluarga di Texas

CEO Tesla Elon Musk seperti tak mau ketinggalan untuk investasi di real estate. Elon Musk dikabarkan masuk real estate dengan sesiakan rumah bagi karyawan perusahaan.

Liputan6.com, Jakarta - Real estat menjadi salah satu sumber kekayaan terbesar bagi banyak miliarder. Menurut Forbes, 193 miliarder dunia mendulang pundi-pundi kekayaan mereka melalui real estate.

Meski begitu, real estat bukan hanya sarana untuk mendaki ke puncak kekayaan. Kebanyakan jutawan dan miliarder mengalokasikan sebagian besar portofolio mereka ke kelas aset ini untuk stabilitas, arus kas, dan keuntungan pajak yang substansial.

Beberapa miliarder terkenal membuat permainan unik mereka sendiri di pasar real estat. Pendiri Amazon.com, Jeff Bezos, berinvestasi dalam startup real estate inovatif Arrived Homes pada 2021 selama putaran awal.

Kemudian menggandakan investasi tersebut dalam putaran seri A perusahaan pada 2022. Platform ini mendanai lebih dari 200 properti dengan nilai total lebih dari USD 75 juta.

Seolah tak mau ketinggalan, CEO Tesla Inc, Twitter dan SpaceX, Elon Musk mungkin akan membuat permainannya sendiri untuk mendapatkan bagian dari pasar real estat perumahan dengan bermitra dengan Lennar Corp., dalam membangun "Project Awesome", area perumahan baru dari 110 rumah di Bastrop County, Texas, yang dapat menyediakan perumahan bagi karyawan perusahaan terkait Musk.

Melansir Yahoo Finance, Rabu (22/2/2023), kesepakatan awal dengan Lennar membutuhkan sebanyak 110 rumah. Pada April 2021, Musk mengunggah sebuah dcuitan di akun twitter pribadinya, lebih banyak perumahan dibutuhkan di beberapa bagian Texas. “Kebutuhan mendesak untuk membangun lebih banyak perumahan di wilayah Austin yang lebih luas!” cuit Musk.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Elon Musk Bakal Lepas Jabatan CEO Twitter Akhir 2023

Sebelumnya, Elon Musk kembali mengungkapkan rencananya untuk mundur sebagai pimpinan di Twitter. Sebagai informasi, bos Tesla tersebut resmi menjadi pimpinan Twitter setelah membeli perusahaan tersebut di akhir tahun lalu.

Rencana Elon Musk untuk mundur sebagai CEO Twitter diungkapkannya saat event World Government Summit yang digelar di Dubai. Terhubung lewat panggilan video, ia menyebut akhir 2023 akan menjadi waktu yang tepat untuk melakukannya.

Namun sebelum mundur, seperti dikutip dari Bloomberg via GSM Arena, Kamis (16/2/2023), saat ini ia masih perlu untuk menstabilkan kondisi perusahaan, sekaligus memastikan Twitter sehat secara finansial.

"Saya kira akhir tahun ini akan menjadi waktu yang tepat untuk menemukan orang lain menjalankan perusahaan," tuturnya. Ini sebenarnya bukan kali pertama Elon Musk mengungkapkan rencananya mundur sebagai pimpinan Twitter.

Untuk itu, miliarder tersebut kini tengah aktif mencari sosok yang akan menggantikan dirinya. Sambil melakukan hal tersebut, ia pun tengah berupaya keras untuk membuat perusahaan berada di kondisi yang stabil.

Sebelumnya, pada Desember 2022, Elon Musk memang sempat menyatakan akan mundur dari posisinya sebagai CEO Twitter. Hal itu ia ungkap setelah membuat polling mengenai nasib jabatannya di perusahaan.

Dalam polling yang dibuatnya, survei membuktikan banyak warganet yang menginginkan dirinya mundur dari pimpinan Twitter, dengan 57,5 persen pengguna menjawab Yes.

Sementara, 42,5 persen menjawab No. Sebanyak lebih dari 17,5 juta suara pun sudah mengisi polling Elon Musk.

Meski begitu, tampaknya Elon Musk, sebagai pemilik media sosial itu akan tetap memiliki kendali langsung untuk platform tersebut. Hal ini dinyatakan CEO Tesla ini dalam cuitan terbarunya, Selasa (21/12/2022).

 

3 dari 4 halaman

Elon Musk Konfirmasi Bakal Mundur dari CEO Twitter

"Saya akan mundur sebagai CEO segera setelah saya menemukan seseorang yang cukup bodoh untuk menerima pekerjaan itu! Setelah itu, saya hanya akan menjalankan tim software & server," kata Musk.

Sejak mengambil alih kepemilikan Twitter, Elon Musk memang dikenal kerap mengeluarkan sejumlah keputusan kontroversial. Mulai dari memecat sebagian besar karyawan hingga menangguhkan akun sejumlah jurnalis.

Seakan mengerti dengan kondisi ini, dia pun membuat sebuah polling di Twitter yang meminta tanggapan para pengguna apakah dia seharusnya dia mundur dari pucuk kepemimpinan perusahaan.

"Haruskah saya mundur sebagai Head of Twitter? Saya akan mematuhi hasil polling ini," cuit Elon Musk.

Polling yang dibuka ini seakan menegaskan cuitan Elon Musk sebelumnya. Dalam kicauan tersebut, ia menuliskan Twitter akan mengadakan pemilihan suara untuk perubahan kebijakan besar di masa depan.

"Ke depan, akan ada pemungutan suara untuk perubahan kebijakan besar. Saya minta maaf. Ini tidak akan terjadi lagi," tulis Elon Musk.

 

4 dari 4 halaman

Tak Ingin Jadi CEO

Elon Musk sendiri sempat menyatakan dirinya tidak ingin menjadi CEO terus menerus di perusahaan mana pun, termasuk di Twitter. Hal ini diungkapkannya dalam kesaksian di sebuah persidangan beberapa waktu lalu, terkait paket kompensasi besarnya di Tesla.

Persidangan ini berfokus pada apakah dewan direktur Tesla bertindak dengan tepat ketika menyetujui paket pembayaran untuk Musk yang sekarang bernilai sekitar USD 52 miliar, pada harga saham baru-baru ini.

Namun, kesaksian Musk juga meluas ke topik lain termasuk gelarnya, bagaimana dia menghabiskan waktunya, dan apakah dia mabuk saat memberikan gelar ke dirinya sendiri sebagai "technoking" Tesla di 2021.

"Saya terus terang tidak ingin menjadi CEO perusahaan mana pun," kata Musk saat menjawab pertanyaan dari pengacara yang mewakili Tesla, dikutip dari The Verge, Kamis (17/11/2022).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.