Sukses

BRI dan BNI Keluar, Wamen BUMN Tegaskan Bank Mandiri Tetap Jadi Pengendali Saham BSI

Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo menuturkan, BRI dan BNI perlahan akan mulai keluar dari Bank Syariah Indonesia (BI). Kenudian Bank Mandiri akan menjadi pengendali.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengungkapkan bakal ada perubahan struktur pemegang saham di PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS).

Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo menuturkan, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) perlahan akan mulai keluar dari struktur pemegang saham BSI.

Hingga saat ini, saham BRIS yang beredar di masyarakat (free float) mencapai 9,91 persen di bursa saham. Pria yang akrab disapa Tiko menyebutkan, saham kepemilikan masyarakat tersebut akan ditambah lagi ke depannya.

"Kita sedang float. Dari sisi pemegang saham pengendali sekarang Bank Mandiri, akan menjadi pengendali selamanya dan ada strategic. BRI, BNI perlahan akan mulai keluar dari BSI, ini kita lihat opportunity marketnya," kata Tiko di sela acara BSI Global Islamic Finance Summit 2023, Rabu (15/2/2023).

Dengan demikian, Bank Mandiri akan tetap menjadi pengendali saham BSI. Selain itu, Tiko menegaskan, pihaknya telah melakukan pembicaraan dengan investor potensial.

PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) membukukan kinerja positif sepanjang 2022 dengan membukukan laba bersih sebesar Rp 4,26 triliun atau tumbuh 40,68 persen secara tahunan (yoy). Pencapaian ini merupakan laba tertinggi sepanjang sejarah berdirinya bank syariah di Indonesia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Bank Syariah Indonesia Targetkan Luncurkan Super App pada 2023

Sebelumnya, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) menjelaskan target di ranah digital pada 2023. Salah satu target BSI pada tahun depan, yakni peluncuran Super APP.

SEVP Digital & Transaction Banking Bank Syariah Indonesia (BSI) Parulian Saragih menuturkan, pihaknya ingin Super App ini segera diluncurkan. Kemudian,Bank Syariah Indonesia juga ada bank as a service.

"Target kita sebetulnya Supper App, kita ingin supper app ini segera di launching. Kemudian kita ada bank as a service, kita ingin kejar,” kata Parulian di sela 4th Indonesia Fintech Summit 2022, Jumat (11/11/2022).

Menurut ia, Super App ini menjadi kegiatan nasabah saat melakukan kontak dengan bank atau biasa disebut touchpoint. 

"Karena, kita melihat bahwa Supper App touchpoint dengan nasabah kita, kita melihat bahwa kita perlu lebih dari satu touchpoint,” kata dia. 

Dia menambahkan, pihaknya ingin menggenjot dari sisi bank as a service. Sehingga,  penawaran produk jasa-jasa dari BSI bisa dilakukan melalui channel yang lain.

 

 

3 dari 4 halaman

Tahapan Peluncuran Super App

"Touchpoint itu tidak perlu punya kita, bisa jadi punya partner-partner kita. Makanya bank as a service nya ingin push. Sehingga, penawaran produk jasa-jasa kita itu bisa lewat channel yang lain juga. Itu dua hal jadi kunci kita,” ujar dia.

Parulian menuturkan, Super App ini sebenarnya bukan tiba-tiba diluncurkan, melainkan ada beberapa tahap dalam peluncurannya. 

“Super App itu cuma hasilnya aja di depan, cara kerja kita yang tadinya waterfall jadi agile. Nanti punya resource sendiri, terus kemudian punya digi lab sendiri, kemudian fitur-fitur kita update 4-6 minggu misalnya,” kata dia. 

Dengan demikian, Parulian mengaku, BSI ingin membuat fitur di dalam Super App ini lebih baik dari yang sekarang.

"Jadi Super App satu, di belakang kerjanya besar, itu bisa diapresiasi ketika sudah launch, UI UX insyaallah lebih baik dari yang sekarang, bank as a service lebih baik dari yang sekarang,” pungkasnya. 

 

4 dari 4 halaman

Komitmen Bank Syariah Indonesia Terapkan Pembiayaan ESG

Sebelumnya, PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau disebut BSI (BRIS) berkomitmen dalam penerapan prinsip Environmental (lingkungan), Social (sosial) dan Governance (tata kelola perusahaan) atau ESG.

Penerapan prinsip ESG ini selaras dengan aspek keuangan berkelanjutan (sustainable finance). BSI juga terus menjaga nilai-nilai syariah dengan memberikan pembiayaan yang sehat dan berkelanjutan sehingga tetap menjaga keberlangsungan kehidupan dan lingkungan. 

Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengungkapkan pembiayaan terkait ESG BSI terus mengalami peningkatan dan ke depannya akan diakselerasi. 

“Tujuannya agar perseroan mampu menghadirkan value yang lebih baik kepada para stakeholders. Tentunya value tersebut dihasilkan dari keselarasan antara kepentingan ekonomi, sosial dan lingkungan hidup,” ungkap Hery dalam paparan publik, Kamis, 27 Oktober 2022.

Per September 2022, pembiayaan keuangan berkelanjutan BSI mencapai Rp 51,03 triliun atau 25,54 persen dari total pembiayaan yang dicatatkan. Perseroan juga menggencarkan implementasi keuangan berkelanjutan dengan penyaluran dana corporate social responsibility (CSR) yang mengusung konsep 3P (people, planet dan profit).  

Dana CSR yang disalurkan BSI ke berbagai sektor socioeconomic jumlahnya telah mencapai Rp 84,1 miliar. Salah satunya pendampingan dan pengembangan 19 Desa Binaan BSI yang tersebar di Aceh, Lampung, Banten, Nusa Tenggara Barat dan Makassar. 

Sementara itu dalam bidang spiritual, BSI membangun masjid-masjid di tempat wisata. Terbaru yakni Masjid BSI Pananjakan di kawasan Bromo Jawa Timur. 

Adapun terkait aspek people, BSI memberikan lebih dari 400 program beasiswa. Sedangkan dalam hal Charity dan Environment BSI melakukan gerakan penanaman pohon lebih dari 20.000 bibit di daerah rawan banjir.

“Kami akan terus mendorong pembangunan keuangan berkelanjutan dan mengimplementasikan tanggung jawab sosial dan lingkungan di berbagai daerah, Di antaranya melalui project green campaign dan kepedulian terhadap lingkungan,” pungkas Hery.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.