Sukses

Gudang Garam Bakal Bangun Jalan Tol Kediri-Tulungagung pada Awal 2023

Kementerian PUPR menyampaikan Gudang Garam (GGRM) dinyatakan lulus ikuti pelelangan pengusahaan Jalan Tol Kediri-Tulungagung.

Liputan6.com, Jakarta - Emiten produsen rokok, PT Gudang Garam Tbk (GGRM) saat ini sedang menjajaki investasi di bidang jalan tol. Gudang Garam bakal membangun Jalan Tol Kediri-Tulungagung dengan nilai investasi Rp 10,25 triliun pada awal 2023.

Melansir Pemkab Tulungagung, Senin (23/1/2023), pembangunan Jalan Tol Kediri-Tulungagung direncanakan segera dimulai pada awal 2023 mendatang dan ditargetkan selesai pada 2024.

Sementara itu, Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengumumkan, Gudang Garam resmi dinyatakan lulus untuk mengikuti pelelangan pengusahaan Jalan Tol Kediri-Tulungagung.

Merujuk laman Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Republik Indonesia (RI), Jalan Tol Kediri - Tulungagung terletak di wilayah administrasi Provinsi Jawa Timur yang menghubungkan Kota Kediri dan Kabupaten Kediri dengan Kabupaten Tulungagung. 

Proyek Jalan Tol Kediri - Tulungagung merupakan proyek KPBU atas prakarsa dari PT Gudang Garam. Proyek ini tercantum dalam Peraturan Presiden Nomor 80 tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan Ekonomi di Kawasan Gresik - Bangkalan - Mojokerto - Surabaya - Sidoarjo - Lamongan, Kawasan Bromo - Tengger - Semeru, serta kawasan Selingkar Wilis dan Lintas Selatan.

Adapun, lingkup proyek yakni melakukan pendanaan pembebasan tanah, perencanaan teknis, pelaksanaan konstruksi, pengoperasian, dan pemeliharaan untuk keseluruhan ruas jalan. 

Sebelumnya, PT Gudang Garam Tbk (GGRM) menyetor modal kepada anak usaha yang bergerak di sektor konstruksi.  Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa, 10 Januari 2023, PT Gudang Garam Tbk menyuntik modal PT Surya Kerta Agung pada 9 Januari 2023. Perseroan menyuntik modal kepada anak usaha dengan mengambil bagian dari saham yang diterbitkan sebesar 7 juta saham dengan nilai Rp 7 triliun.

Perseroan bersama PT Suryaduta Investama mendirikan anak usaha bernama PT Surya Kerta Agung yang berkedudukan di Kediri pada 26 Juli 2019.

PT Surya Kerta Agung bergerak dalam bidang pembangunan, peningkatan, pemeliharaan, perbaikan jalan, jalan raya, dan jalan tol. Kemudian jembatan, jalan laying, termasuk kegiatan pembangunan, peningkatan, pemeliharaan penunjang, pelengkap dan perlengkapan jalan, jembatan dan jalan layang.

Perseroan memiliki saham sebanyak 99,99 persen di PT SKA dan PT Suryaduta Investama memiliki satu saham.

                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                  

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Bangun Bandara, Perseroan Kembali Setor Modal Rp 2 Triliun

Sebelumnya, PT Gudang Garam Tbk (GGRM) kembali setor modal kepada anak usaha perseroan PT Surya Dhoho Investama (SDHI) sebesar Rp 2 triliun untuk mendukung pembangunan bandara di Kediri, Jawa Timur.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Gudang Garam Tbk mengambil alih saham-saham baru yang dikeluarkan oleh SDHI sejumlah 2 juta saham dengan penyetoran tambahan modal oleh perseroan sebesar Rp 2 triliun. Dengan demikian, modal ditempatkan dan modal disetor SDHI menjadi Rp 10 triliun dari sebelumnya Rp 8 triliun.

Kepemilikan oleh perseroan seluruhnya sebanyak 9.999.999 saham atau sebesar Rp 9,99 triliun dan kepemilikan PT Surya Duta Investama sebanyak satu saham atau sebesar Rp 1 juta. Modal dasar SDHI juga ditingkatkan dari semula Rp 9 triliun menjadi Rp 10 triliun. Hal itu telah disetujui dalam keputusan di luar Rapat Umum Pemegang Saham SDHI pada 31 Oktober 2022.

Perseroan menyatakan penambahan modal dan pengambilan saham baru SDHI oleh perseroan termasuk salah satu transaksi afiliasi yang hanya wajib dilaporkan oleh perseroan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK)  dalam ketentuan pasal 6 ayat 2 POJK 42.

Perseroan menyatakan, penyetoran tambahan modal ditempatkan dan modal disetor tersebut akan dilakukan secara bertahap yang dimulai dengan penyetoran awal sebesar Rp 200 miliar pada 10 November 2022, dan sisanya disetor secara bertahap sampai seluruhnya disetor paling lambat akhir Maret 2023.

“Transaksi afiliasi bertujuan meningkatkan modal SDHI tersebut, dilakukan untuk mendukung kelanjutan proses pembangunan bandar udara terpadu di Kediri, Jawa Timur yang dibangun oleh perseroan melalui SDHI,” tulis perseroan.

 

3 dari 3 halaman

Alasan Bangun Bandara Kediri

PT Gudang Garam Tbk (GGRM) tegaskan tak ada keterkaitan nasib industri rokok dengan proyek pembangunan Bandara Dhoho, Kediri, Jawa Timur.

Direktur sekaligus Sekretaris Perusahaan Gudang Garam, Heru Budiman menegaskan, pembangunan bandara di Kediri ini tidak ada kaitannya dengan exit strategi perseroan dari industri rokok.

Heru mengakui adanya penurunan kinerja, utamanya sejak pandemi covid-19. Bersamaan dengan itu, pemerintah menaikkan tarif cukai hasil tembakau hingga 23 persen pada 2020, sehingga kinerja perseroan tergerus signifikan. Kendati begitu, ia menjelaskan bahwa pembangunan bandara ini telah diinisiasi bahkan sebelum pandemi covid-19.

“Bandara itu punya tujuan. Tentu kita harapkan profit, tapi lebih banyak tujuannya itu menyediakan airport di Kediri. Sehingga penduduk atau semua yang di sekitar bisa dapatkan manfaat jangka panjang, dan GGRM juga akan nikmati. “Yang jelas, airport itu tidak ada hubungannya dengan industri rokok ini,” kata Heru dalam Public Expose Live 2022, Jumat (16/9/2022).

Proyek Bandara Kediri ini akan memiliki landasan pacu atau runway dibuat sepanjang 3.300 meter, disebut mampu didarati oleh Boeing 777. Meski diakui terdapat sejumlah hambatan, tetapi Heru memastikan proses pembangunan tetap berlanjut, dan ditargetkan rampung tahun depan.

“Memang mungkin ada gangguan sedikit, yaitu cuaca atau curah hujan atau covid-19, tapi proyek bandara akan tetap jalan dan diperkirakan bisa selesai di akhir tahun 2023. Mudah-mudahan,” kata Heru.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.