Sukses

GTS Internasional Incar Laba Setara Rp 85,67 Miliar hingga Akhir 2022

PT GTS Internasional Tbk (GTSI) optimistis untuk kinerja keuangan hingga akhir 2022.

Liputan6.com, Jakarta - PT GTS Internasional Tbk (GTSI) mengincar laba USD 5,5 juta atau sekitar Rp 85,67 miliar (kurs Rp 15.576,45 per USD) hingga akhir tahun.

Pada 2021, perseroan mencatatkan rugi USD 11,55 juta. Namun pada semester I 2022, GTS Internasional berhasil memperbaiki kinerja dan mencatatkan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD 3,01 juta.

Target laba itu sejalan dengan pendapatan akhir tahun yang diperkirakan mencapai USD 41 juta, lebih tinggi dari pendapatan perseroan pada 2021 sebesar USD 30,76 juta.

“Proyeksi pendapatan tahun ini sekitar 41 juta USD kalau profit 5,5 juta USD. Pendorongnya, seluruh kapal yang dimiliki GTSI tahun ini full utilisasinya,” kata Direktur PT GTS Internasional Tbk, Dandun Widodo dalam paparan publik perseroan, Kamis (22/12/2022).

Perseroan memperkirakan capaian kinerja tahun depan tak jauh berbeda dari tahun ini. Maski ada rencana penambahan satu kapal FSRU, tetapi realisasinya kemungkinan terjadi pada kuartal III 2022. Sementara ada dua kapal eksisting perseroan, yakni kapal Ekaputra dan kapal Triputra akan melakukan perbaikan atau docking.

"Tahun depan memang dua kapal andalan kita akan lakukan docking dan itu sedikit banyak mempengaruhi kinerja kita di 2023 meski mungkin tidak signifikan penurunannya,” imbuh Dandun.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kinerja Semester I 2022

Sebelumnya, perusahaan pelayaran terintegrasi PT GTS Internasional Tbk (GTSI) membukukan laba USD 4,18 juta atau setara Rp 62,05 miliar (kurs 14.848 per dolar AS) pada semester I 2022. Hal ini berbanding terbalik dengan kinerja perseroan pada periode sama tahun lalu yang mencatat rugi USD 724.390.

Direktur GTSI Dandun Widodo mengatakan, perolehan laba tersebut ditopang pendapatan yang mencapai USD 21,14 juta atau setara Rp 313,91 miliar pada semester I 2022, melonjak 117,9 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya USD 9,76 juta atau setara Rp 144,97 miliar.

"Hingga akhir 2022, perseroan memproyeksikan kinerja keuangan yang tumbuh positif dengan memperoleh total pendapatan mencapai USD 42,19 juta atau setara Rp 626,44 miliar. Target tersebut melonjak 37 persen dibandingkan dengan pendapatan tahunan GTSI pada 2021," ujar Dandun dikutip dari Antara, Kamis (28/7/2022).

Sementara itu, perseroan turut membidik keuntungan USD 8,11 juta atau setara Rp 120,49 miliar sepanjang 2022, atau membalikkan kinerja perseroan yang tercatat rugi USD 16,21 juta pada 2021.

Dandun optimistis target tersebut dapat tercapai sejalan dengan peningkatan kinerja di seluruh lini bisnis perseroan. Dandun memaparkan prospek cerah bisnis perseroan pada segmen transportasi gas alam cair atau Liquified Natural Gas (LNG) khususnya di wilayah Indonesia Tengah dan Timur.

"Gasifikasi 33 pembangkit listrik di wilayah Indonesia Tengah dan Timur jadi target pangsa pasar GTSI selanjutnya. Hal ini sejalan dengan komitmen pemerintah terhadap upaya peningkatan bauran energi baru dan terbarukan (EBT) sebesar 23 persen pada 2025," kata Dandun.

 

3 dari 4 halaman

Pembukaan IHSG pada 22 Desember 2022

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) fluktuatif pada perdagangan saham Kamis (22/12/2022). Sektor saham teknologi dan infrastruktur memimpin kenaikan pada perdagangan Kamis pekan ini.

Mengutip data RTI, IHSG dibuka menguat ke posisi 6.820,70 pada perdagangan Kamis pekan ini. Pada pukul 10.06 WIB, IHSG melemah 0,13 persen ke posisi 6.813. Indeks LQ45 melemah tipis 0,12 persen ke posisi 940,02. Sebagian besar indeks acuan melemah dan menguat.

Pada perdagangan Kamis pagi ini, IHSG berada di level tertinggi 6.844,12 dan terendah 6.800,94. Sebanyak 258 saham menguat dan 179 saham melemah. 198 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 268.967 kali dengan volume perdagangan 4,9 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 1,9 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.570.

Secara indeks sektoral, mayoritas sektor saham menguat dan melemah. Sektor saham energi melemah 0,31 persen, sektor saham basic merosot 0,08 persen, sektor saham nonsiklikal tergelincir 0,13 persen, dan sektor saham keuangan turun 0,22 persen.

Sementara itu, sektor saham industri menanjak 0,46 persen, sektor saham siklikal bertambah 0,40 persen, sektor saham kesehatan menanjak 0,23 persen, sektor saham teknologi bertambah 0,90 persen, sektor saham infrastruktur bertambah 0,65 persen dan sektor saham transportasi mendaki 0,02 persen.

 

 

4 dari 4 halaman

Selanjutnya

Mengutip riset PT Ashmore Asset Management Indonesia, IHSG naik 0,8 persen ke posisi 6.820 pada perdagangan Rabu, 21 Desember 2022. Saham teknologi pulih dengan saham GOTO naik 2,3 persen. Hal itu berdampak positif untuk saham lainnya antara lain saham TLKM bertambah 1,9 persen, saham BUKA naik 1,6 persen, saham ARTO bertambah 1,4 persen dan saham AMRT menanjak 1,2 persen.

Saham bank bervariasi. Saham BBCA naik 1,2 persen, saham BBRI melemah 0,4 persen, saham BMRI susut 0,5 persen dan saham BBNI merosot 1,1 persen.

Sementara itu, saham logam menguat seiring dolar Amerika Serikat yang melemah terhadap yen. Saham ANTM naik 1,5 persen dan INCO bertambah 0,3 persen.

Di sisi lain, Indonesia akan menerapkan larangan ekspor bauksit mulai Juni tahun depan. Larangan ini muncul setelah larangan ekspor nikel yang mulai berlaku Januari 2020 dan bagian dari langkah pemerintah untuk mendorong pengolahan sumber daya mineralnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.