Sukses

Perusahaan Investasi Warren Buffett Kembali Lepas Saham Produsen Kendaraan Listrik BYD

Kepemilikan saham BYD oleh Berkshire Hathaway yang tercatat di Hong Kong turun menjadi 18,87 persen dari 19,02 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan investasi Warren Buffett Berkshire Hathaway Inc memangkas kepemilikan saham di BYD Co. Berdasarkan pengajuan bursa, Jumat, 2 September 202, perusahaan investasi Berkshire Hathaway melepas lagi 1,72 juta saham per 1 September 2022.

Hal itu terjadi hanya beberapa hari setelah investor legendaris Warren Buffett mulai mengurangi kepemilikannya di produsen kendaraan listrik asal China itu.  

Kepemilikan saham BYD oleh Berkshire Hathaway yang tercatat di Hong Kong turun menjadi 18,87 persen dari 19,02 persen. Rata-rata penjualan saham itu sebesar 262,72 dolar Hong Kong sehingga nilai penjualan saham 450,8 juta dolar Hong Kong atau setara USD 57,5 juta. Penjualan tersebut setara Rp 856,57 miliar dengan asumsi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 14.897.

Dengan demikian, total saham BYD yang dilepas Berkshire menjadi 3,05 juta atau 1,4 persen dari kepemilikan 225 juta saham BYD oleh Buffett.

Teori tentang rencana Buffett untuk perusahaan mobil listrik China telah berputar-putar dengan kepemilikan saham BYD terakhir yang dilaporkan Berkshire di Hong Kong pada akhir Juni sebesar 20,49 persen. Kemudian memasuki Sistem Kliring dan Penyelesaian Pusat pada Juli 2022. Ini tanda bagi investor kalau penjualan mungkin sudah dekat. Ini memicu koreksi terbesar dalam saham BYD selama hampir dua tahun.

"Kami mungkin melihat beberapa penjualan lanjutan dari Buffett,” ujar Fund Manager EFG Asset Management HK Ltd, Daisy Li dikutip dari CNBC, Sabtu (3/9/2022).

Ia menambahkan, dalam jangka pendek akan sulit bagi investor di saham BYD untuk pulih. "Sementara sahamnya yang tercatat di bursa mungkin tidak terlalu berpengaruh. Dalam jangka panjang, kinerja saham masih akan bergantung pada fundamental perusahaan dan siklus produk,” kata dia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Saham BYD Melemah

Sebelumnya, kabar penjualan pertama saham BYD oleh Buffett pada Selasa, 30 Agustus 2022 memicu aksi jual. Saham BYD jatuh hampir 13 persen sebelum memulihkan setengah dari hampir setengah dari penurunan. Saham BYD turun 14 persen sepanjang 2022. Saham BYD melonjak 31 persen tahun lalu dan 423 persen pada 2020.

Seorang pejabat BYD menyampaikan awal pekan ini kalau tidak perlu menafsirkan berlebihan penjualan saham dan menambahkan operasi perusahaan tetap seperti biasa.

Menurut perhitungan berdasarkan laporan sementara BYD dan pengajuan terbaru investor, Buffett telah menjual sekitar 18 juta saham sejak 30 Juni-1 September 2022 menunjukkan mungkin ada lebih banyak pengungkapan publik yang akan datang. Berkshire yang pertama kali membeli 225 juta saham pada September 2008, sejauh ini merupakan pemegang saham terbesar di BYD.

 

3 dari 4 halaman

Aksi Jual

Aksi jual yang dilakukan Buffett dan BYD terjadi beberapa hari setelah BYD melaporkan laba keuangan yang kuat hingga 30 Juni 2022 dengan laba bersih tiga kali lipat dari perkiraan. Pendapatan bagaimana pun jauh dari perkiraan.

BYD terlepas dari apakah Buffett terus menjadi pendukung atau tidak, berada dalam posisi memerintah. Ini adalah produsen mobil listrik terbesar di China dengan pangsa pasar dekati 30 persen dan merupakan produsen baterai terbesar ketiga di dunia.

Analis Bloomberg Intelligence Steven Man dan Joanna Chen menuturkan dalam catatannya 31 Agustus 2022 menyebutkan momentum pertumbuhan BYD tetap kuat meskipun ada penjualan saham Buffett.

Mereka menunjuk pada integrasi vertikal mendalam yang memungkinkan BYD untuk meningkatkan produksi dan mengamankan keuntungan kendaraan listrik lebih tinggi, sementara rekan-rekan bersaing untuk suku cadang dan pasokan yang hemat biaya.

4 dari 4 halaman

Penutupan Wall Street 2 September 2022

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melemah pada perdagangan Jumat, 2 September 2022. Wall street tertekan setelah laporan pekerjaan AS pada Agustus 2022 yang solid gagal meredakan kekhawatiran the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral AS akan terus menaikkan suku bunga secara agresif untuk melawan inflasi.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melemah 337,98 poin atau 1,1 persen ke posisi 31.318,44. Indeks S&P 500 melemah 1,1 persen ke posisi 3.924,26, terendah sejak Juli 2022. Indeks Nasdaq melemah 1,3 persen ke posisi 11.630,86, dan mencatat penurunan beruntun dalam enam hari sejak 2019.

Semua indeks acuan rata-rata melemah dalam sepekan sehingga menjadikannya minggu negatif dalam tiga minggu berturut-turut setelah merosot pada akhir Agustus 2022. Indeks Dow Jones dan S&P 500 masing-masing turun 3 persen dan 3,3 persen. Indeks Nasdaq tergelincir 4,2 persen.

“Masih ada banyak kegelisahan tentang apa yang akan kita lihat selama beberapa bulan ke depan,” ujar Analis Investasi AS di eToro, Callie Cox dikutip dari CNBC, Sabtu (3/9/2022).

Ia mengatakan, inflasi dan pasar kerja kembali seimbang tetapi beberapa biayanya menjadi pertanyaan. “Pasar masih mencari tahu itu. Lebih buruk lagi, S&P 500 terjebak di zona bahaya, di bawah tiga rata-rata pergerakan besarnya,” kata dia.

Wall street tertekan selama sepekan ini oleh komentar hawkish dari pejabat the Federal Reserve (the Fed) yang menunjukkan kenaikan suku bunga tidak akan hilang dalam waktu dekat.

Itu membuat pelaku pasar waspada untuk menguji posisi terendah pada Juni 2022, terutama mengetahui September secara historis merupakan bulan yang buruk bagi pasar. Sejumlah pihak menyarankan jika S&P 500 gagal mempertahankan level 3.900, posisi terendah pada musim panas dapat kembali masuk.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.