Sukses

Krakatau Steel Bakal Rights Issue untuk Bayar Utang Rp 7,8 Triliun

PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) akan rights issue dan minta restu DPR seiring ada dilusi kepemilikan saham perseroan oleh DPR.

Liputan6.com, Jakarta - PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) memiliki kewajiban untuk memenuhi utang jatuh tempo senilai USD 524 juta atau Rp7,86 triliun (asumsi kurs Rp 15.000 per dolar Amerika).

Plh Direktur Utama sekaligus Direktur Keuangan Krakatau Steel Tardi mengungkapkan, dalam rangka  pemenuhan kewajiban tersebut beberapa inisiatif telah Krakatau Steel susun dengan berbagai contingency plan. Salah satu yang dilakukan perseroan dengan rights issue.

"Salah satu upaya yang akan kita tempuh agar pemenuhan kewajiban kepada kreditur ini terpenuhi sehingga Krakatau Steel bisa menjalankan program-program transformasi lanjutannya salah satunya adalah kita ingin menerbitkan saham baru kepada publik namun dengan konsekuensi pemerintah akan terdilusi jumlah porsi sahamnya dengan jumlah yang tetap,"ungkap Tardi dalam RDP dengan Komisi VI, ditulis Jumat (1/7/2022).

Namun, dengan penerbitan saham baru, pemerintah tidak mengambil bagian atas penerbitan saham baru tersebut, perseroan mencoba untuk menerbitkan saham baru sehingga porsi pemerintah akan turun dari sekarang 80 persen menjadi 60 persen.

"Jumlah saham baru yang akan diterbitkan perkiraannya di kisaran 6,4 miliar lembar kalau harga saham saat ini Rp 360 rupiah per lembar dan tahun lalu pada saat kondisi terbaik kita sempat menyentuh angka Rp 500 per lembar. Kita harapkan kita memperoleh dana lebih kurang Rp 1,8 triliun sampai Rp 2,5 triliun,” ujar Tardi.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Berharap Bisa Perkuat Modal

Tardi berharap penerbitan saham baru bisa memperkuat permodalan Krakatau Steel. Namun, pelaksanaan rights issue tersebut akan membuat dilusi saham pemerintah ini dari 80 persen ke 60 persen. Dengan demikian, perseroan mohon izin anggota  komisi VI DPR dengan ada dilusi karena aksi korporasi itu.

"Ini sebagai contingency plan apabila nanti kita harus melunasi kewajiban kita kepada kreditur kita. Mudah-mudahan dilusi saham pemerintah ini dari 80 persen ke 60 persen ini dengan penerbitan saham baru bisa memperkuat permodalan Krakatau Steel sekaligus bisa sebagai salah satu sumber pelunasan Krakatau Steel kepada para krediturnya,” ujar dia. Krakatau Steel pun meningkatkan pendapatan dan mencetak laba sejak 2020.

"Kita bisa meningkatkan pendapatan kita, dari sisi performance laba rugi juga kita sudah bisa mengembalikan dari rugi yang terus-menerus dialami oleh Krakatau Steel delapan tahun berturut-turut di 2020 kita bisa membukukan laba USD 23 juta dan di 2021 USD 62 juta," ungkapnya.

 

3 dari 4 halaman

Langkah Awal Transformasi

Tardi menjelaskan, hal itu  menunjukkan langkah awal transformasi perseroan telah menunjukkan satu hasil yang positif di lain pihak bahwa pimpinan dapat kami laporkan pemenuhan kewajiban-kewajiban kami kepada para lenders para kreditur secara bertahap juga kita penuhi dengan baik.

"Sampai dengan 2021 atau semester I kuartal 2022 ini jumlah bunga yang kita telah bayarkan kepada seluruh kreditur jumlahnya juga cukup signifikan USD 93 juta," ujar dia.

Untuk rincian kewajiban perseroan antara lain  USD 22 juta adalah total pembayaran pokok Tranche A yang telah dibayarkan para 2020, 2021 dan Maret 2022. Kemudian, USD 200 juta  adalah total pembayaran Trance B yang telah dibayar pada 31 Desember 2021.

Kepada Commerzbank, KRAS juga sudah cicil USD 33 juta. "Komitmen kami mencoba dengan seluruh usaha yang ada kita penuhi dengan baik," ujar dia.

4 dari 4 halaman

Rincian Transformasi

Tardi juga memaparkan proses transformasi dan restrukturisasi dibagi menjadi tiga periode dalam RDP dengan Komisi VI DPR RI.

"Kami dari Krakatau Steel (KRAS) melaporkan bahwa proses transformasi dan restrukturisasi Krakatau Steel yang telah kami mulai sejak tahun 2018-2019, kita bagi menjadi tiga periode pokok mulai dari 2019-2020, 2021-2022 dan 2022 sampai dengan 2025,” ujar Silmy dalam RDP dengan Komisi VI, ditulis Jumat. 1 Juli 2022.

Silmy juga menyebutkan, perseroan telah menandatangani restrukturisasi kredit sebesar USD 2,3 miliar atau Rp 34,49 triliun (asumsi kurs Rp. 14.999 per dolar Amerika).

"Pada awal-awal transformasi dan restrukturisasi kami telah menandatangani restrukturisasi kredit  yang cukup besar nilainya sebesar USD  2,3 miliar di internal kita. Kita ikuti dengan peningkatan marketing dan sales serta peningkatan kinerja operasional," ungkapnya.

Krakatau Steel telah menjalani perjalanan transformasi yang sukses dalam dua tahun terakhir antara lain:

1. Restrukturisasi Awal Transformasi KS (2019-2020)

 · Menandatangani MRA untuk merestrukturisasi total utang sebesar USD 2,3 miliar.

· Peningkatan M&S dan kinerja operasional

· Meluncurkan digitalisasi untuk tranparasni dan peningkatan kerja 

 

2 Pendirian KS holding co. (2021-2022)

· Mengaktifkan kembali aset hulu untuk pelabuhan: kemitraan HSM2 dan ISM

· Memperkuat anak perusahaan dan asosiasi melalui group nerve control center

· Mendirikan pusat pengembangan bakat pada seluruh grup

 

3 Memperluas dan memperkuat posisi pasar (2022-2025)

· Melangkah menuju realisasi 10 MTPA

· Memanfaatkan kapabilitas digital untuk meningkatkan daya saing biaya

· Memperluas dan memperkuat pangsa pasar baja domestik untuk produk flat & long

Untuk mengikuti perkembangan zaman, Krakatau Steel juga menerapkan proses digitalisasi untuk mempercepat proses operasional kita dan transparansi

"Selanjutnya nanti di 2023 sampai 2025, kita bertekad untuk merealisasikan Cilegon sebagai kawasan industri dengan kapasitas 10 juta ton dengan didukung oleh sumber daya yang cukup dan didukung oleh market share di domestik yang memadai,” ujar dia.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.