Sukses

Elon Musk Bakal PHK Karyawan, Saham Tesla Merosot 9 Persen

CEO Tesla Elon Musk berencana melakukan 10 persen pemutusan hubungan kerja (PHK).

Liputan6.com, Jakarta - Saham Tesla melemah lebih dari 9 persen pada penutupan perdagangan Jumat, 3 Juni 2022. Koreksi saham Tesla ini seiring berita CEO Tesla Elon Musk berencana membekukan perekrutan dan terapkan 10 persen PHK di Tesla dan usaha energi terbarukan.

Saham Tesla turun 9,22 persen ke posisi USD 703,55 atau sekitar Rp 10,1 juta (asumsi kurs Rp 14.438 per dolar AS) pada Jumat pekan ini.

Melalui email yang dikirim Elon Musk kepada eksekutif Tesla pada Kamis malam, 2 Juni 2022 yang dilaporkan Reuters menyebutkan Musk memiliki "perasaan yang sangat buruk” tentang ekonomi dan menyerukan pemutusan hubungan kerja (PHK).

Laporan tersebut mengikuti berita Musk mengharuskan semua karyawan Tesla dan SpaceX untuk berhenti bekerja dari jarak jauh dan melapor di lokasi ke kantor utama selama minimal 40 jam seminggu.

Menurut pengajuan keuangan tahunannya, Tesla dan anak perusahaannya mempekerjakan 99.290 orang di seluruh dunia pada akhir 2021. Saham Tesla telah turun lebih dari 25 persen pada 2022 di tengah aksi jual yang lebih luas di teknologi.

Seperti pembuat mobil lainnya, Tesla telah mengatasi kekurangan suku cadang dan masalah rantai pasokan yang diperburuk oleh pandemi COVID-19 yang sedang berlangsung dan invasi Rusia ke Ukraina.

Namun, Tesla juga berusaha pulih dari dampak penguncian COVID-19 yang ketat di Shanghai, tempat pabriknya di China yang signifikan menghambat produksi kendaraannya.

Pada Jumat pekan ini, riset Cowen memangkas perkiraan pengiriman kuartal II untuk Tesla dengan mempertimbangkan dampak China. Pengiriman adalah perkiraan terdekat dengan angka penjualan yang dilaporkan oleh perusahaan.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Tantangan Tesla

Direktur Pelaksana Cowen dan analis riset senior Jeffrey Osborne menulis dalam sebuah catatan pada Jumat, 3 Juni 2022, kalau China adalah fasilitas Tesla yang paling menguntungkan.

"Jadi kami melihat hilangnya sekitar 50.000 hingga 60.000 kendaraan juga mengurangi profitabilitas yang akan diperburuk oleh peningkatan tantangan di Berlin dan Austin untuk model Y,” demikian mengutip dari laman CNBC, Sabtu (4/6/2022).

Sementara itu, pabrik baru Tesla di luar Berlin dibuka pada Maret dan mulai meningkatkan produksi pada Mei 2022. Cowen juga mengharapkan Tesla untuk merevisi panduannya lebih rendah pada 2022 bertujuan untuk meningkatkan penjualan kendaraan 50 persen pada 2022.

"Kami berharap Tesla menunjukkan tantangan dalam mencapai tujuan yang dinyatakan sekitar 50 persen pertumbuhan pengiriman pada 2022. Kami sekarang memodelkan 1,28 juta kendaraan untuk tahun ini dibandingkan 1,35 juta sebelumnya,” tulis Osborne.

Selain kekhawatirannya di Tesla, Musk juga berada di tengah kesepakatan untuk akuisisi Twitter seharga USD 54,20 per saham atau sekitar USD 44 miliar. Saat saham Tesla turun, begitu juga beberapa sumber modal Musk.

 

3 dari 4 halaman

Respons Elon Musk Usai Tesla Terdepak dari Indeks ESG S&P 500

Sebelumnya, S&P 500 melakukan pembobotan ulang untuk indeks ESG. Sebagai hasil dari evaluasi, perusahaan pembuat kendaraan listrik, Tesla, terdepak dari indeks tersebut.

Sementara, Apple, Microsoft, Amazon dan bahkan perusahaan multinasional minyak dan gas Exxon Mobil masih masuk dalam daftar. Perubahan indeks mulai berlaku pada 2 Mei. Melansir CNBC, Jumat (20/5/2022), keluarnya Tesla dari indeks ESGS&P 500 lantaran kurangnya strategi rendah karbon dan etika bisnis Tesla.

Selain itu, rasisme dan kondisi kerja yang buruk yang dilaporkan di pabrik Tesla di Fremont, California, mempengaruhi penilain.

Penanganan Tesla atas investigasi oleh Administrasi Keselamatan Transportasi Jalan Raya Nasional juga membebani skornya. Sementara misi Tesla untuk mempercepat transisi dunia ke energi berkelanjutan, rupanya pada Februari tahun ini harus berhadapan dengan Badan Perlindungan Lingkungan, setelah bertahun-tahun melanggar Undang-Undang Udara Bersih dan mengabaikan untuk melacak emisinya sendiri.

Tesla berada di peringkat 22 pada Toxic 100 Air Polluters Index tahun lalu berdasarkan kajian U-Mass Amherst Political Economy Research Institute. Bahkan lebih buruk dari Exxon Mobil, yang berada di peringkat 26.

Pada kuartal pertama 2022, perusahaan juga mengungkapkan sedang diselidiki untuk penanganan limbahnya di negara bagian California, dan harus membayar denda di Jerman untuk kegagalan memenuhi kewajiban pengambilan kembali (take back) untuk baterai bekas di negara itu.

CEO Tesla, Elon Musk mengeluh tentang keluarnya perusahaan dari indeks tersebut melalui media sosial twitter pribadinya.

 

 

4 dari 4 halaman

Respons Elon Musk

Ia mengatakan, S&P Global Ratings telah kehilangan integritas mereka. Dalam tweet sebelumnya di Musk menulis, ”Saya semakin yakin bahwa ESG perusahaan adalah Penjelmaan Iblis,” Dalam laporan dampak perusahaan berikutnya, Tesla menulis bahwa pelaporan lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) saat ini tidak mengukur cakupan dampak positif pada dunia.

Sebaliknya, laporan tersebut dinilai hanya berfokus pada pengukuran nilai dolar dari risiko atau pengembalian.

"Investor individu yang mempercayakan uang mereka ke dana ESG dari investasi besar institusi, mungkin tidak menyadari bahwa uang mereka dapat digunakan untuk membeli saham perusahaan yang membuat perubahan iklim menjadi lebih buruk, bukan lebih baik,” tulis laporan tersebut.

Dalam laporan itu, Tesla berpendapat pembuat mobil lain dapat mencapai peringkat ESG yang lebih tinggi bahkan jika mereka hampir tidak mengurangi emisi gas rumah kaca dan terus memproduksi kendaraan mesin pembakaran internal.

Saham Tesla turun lebih dari enam persen pada Rabu, 18 Mei 2022 imbas aksi jual. Sepanjang 2022, saham Tesla turun lebih dari 30 persen pada 2022.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.