Sukses

Ashmore Indonesia Catat Laba Rp 58,7 Miliar pada 2021

PT Ashmore Asset Management Indonesia Tbk (AMOR) catat pertumbuhan pendapatan dan laba bersih pada 2021.

Liputan6.com, Jakarta - PT Ashmore Asset Management Indonesia Tbk (AMOR) mencatatkan pendapatan usaha dari kegiatan manajer investasi Rp 207,6 miliar sepanjang 2021. Raihan pendapatan itu naik 53,2 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 135,5 miliar.

Sejalan dengan kenaikan pendapatan, beban usaha naik menjadi Rp 134,82 miliar dari sebelumnya Rp 91,6 miliar di 2020. Sehingga diperoleh laba usaha sebesar Rp 72,78 miliar. Naik 65,73 persen dibandingkan tahun sebelumnya Rp 43,92 miliar.

Pada periode yang sama, perseroan mencatatkan pendapatan lain-lain sebesar Rp 2,5 miliar, jauh lebih kecil dibandingkan tahun sebelumnya Rp 5,77 miliar.

Namun, perseroan masih mencatatkan laba sebelum pajak Rp 74,84 miliar. Setelah dikurangi pajak, perseroan mencatatkan laba komprehensif Rp 58,77 miliar. Naik 47,3 persen dibanding posisi akhir 2020 sebesar Rp 39,9 miliar.

Laba per saham yakni tercatat Rp 26 per lembar, naik dari sebelumnya Rp 18 per lembar saham. Hingga akhir Desember lalu, aset perseroan tercatat sebesar Rp 385,6 miliar, turun tipis dibandingkan posisi Juni 2021 sebesar Rp 393,13 miliar. Kas dan setara kas pada akhir Desember 2021 yakni Rp 145 miliar.

Liabilitas Ashmore Asset Management Indonesiatercatat sebesar Rp 94,03 miliar, naik dari posisi Juni 2021 sebesar Rp 80,94 miliar. Sementara ekuitas perseroan tercatat turun menjadi Rp 291,6 miliar dibandingkan posisi Juni 2021 sebesar Rp 312,2 miliar.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dana Kelolaan Ashmore Indonesia Sentuh Rp 39,6 Triliun pada 2021

Sebelumnya, PT Ashmore Asset Management Indonesia Tbk (Ashmore Indonesia) mencatat dana kelolaan naik menjadi Rp 39,6 triliun pada akhir Desember 2021. Dana kelolaan itu posisi tertinggi yang pernah dicapai Ashmore Asset Management Indonesia.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin, 17 Januari 2022, pertumbuhaan dana kelolaan dari Rp 3,3 triliun didorong arus dana masuk sebesar Rp 2,8 triliun dan kinerja positif investasi sebesar Rp 0,5 triliun. Tema investasi saham secara khusus mengalami arus masuk dana yang kuat sementara pertumbuhan di produk lainnya seperti reksa dana pasar uang mendapatkan manfaat dari kerja sama strategis dengan Bukalapak.

Sementara itu, pasar saham dan obligasi Indonesia membukukan kinerja baik pada kuartal terakhir 2021. Meski pun penyebaran yang cepat varian Omicron baru COVID-19, dampak awal terhadap harga aset dari munculnya varian baru tersebut tidak senegatif munculnya varian sebelumnya karena efektivitas vaksinasi dan pasar modal didukung oleh indikator ekonomi makro Indonesia yang kuat.

Angka inflasi yang bertahan di level tinggi mendorong bank sentral global untuk mulai memperketat kebijakan atau memberi sinyal tingkat lebih tinggi apda 2022. Akibatnya pasar saham mengungguli kelas aset pendapatan tetap.

Pertumbuhan Ashmore Indonesia selama kuartal terakhir menggambarkan hal ini dengan aliran dana ke tema investasi saham yang menggembirakan untuk kelas aset dengan pengembalian lebih tinggi ini.

Presiden Direktur PT Ashmore Asset Management Indonesia Tbk, Ronaldus Gandahusada  menuturkan, seiring dengan pemulihan ekonomi dan pasar yang berlanjut pada 2021, pihaknya dengan senang hati mengumumkan Ashmore Indonesia mencapai tonggak baru dalam jumlah dana kelolaannya.

"Bersandar pada reputasi baik yang kuat, strategi bisns juga berhasil diversifikasi tipe nasabah dan dana kelolaan, dengan pertumbuhan aset yang kuat dalam tema investasi saham ekuitas dan momentum positif melalui kemitraan kami dengan Bukalapak,” ujar dia, dikutip dari keterbukaan informasi BEI.

Pada semester II 2021, varian varu COVID-19, kondisi likuiditas yang lebih ketat dan tekanan regulasi lebih lanjut di China menajdi sejumlah tantangan bagi Indonesia. Namun, banyak dari hambatan ini diperkirakan mereda pada 2022 dan prospek pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan tetap positif.

"Dengan latar belakang yang menggembirakan ini, pendekatan pengelolaan dana secara aktif Ashmore Indonesia dapat terus mencari peluang investasi yang menarik untuk memberikan yang lebih baik bagi klien,” kata dia.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.