Sukses

Amazon Buka 55 Ribu Lowongan Kerja, Berminat?

Proyek Kuiper yang tengah dijalankan Amazon juga akan membutuhkan banyak karyawan baru.

Liputan6.com, Jakarta - Amazon berencana untuk mempekerjakan 55 ribu orang secara global dalam beberapa bulan mendatang. Hal itu diungkapkan oleh Chief Executive Officer (CEO) Amazon, Andy Jassy daam sebuah wawancara.

Dalam wawancara perdananya sebagai bos Amazon, ia mengatakan perusahaan membutuhkan lebih banyak sumber daya untuk memenuhi permintaan di ritel, cloud dan periklanan, di antara bisnis lainnya. Dia mengatakan Proyek Kuiper yang tengah dijalankan perusahaan juga akan membutuhkan banyak karyawan baru.

"Ada begitu banyak pekerjaan selama pandemi yang telah dipindahkan atau diubah, dan ada begitu banyak orang yang memikirkan pekerjaan yang berbeda dan baru," kata Jassy, ​​dikutip dari CNBC, Jumat (3/9/2021).

Karyawan baru akan mewakili peningkatan 20 persen staf di bidang teknologi dan perusahaan Amazon, yang saat ini berjumlah sekitar 275 ribu secara global. Posisi yang ditawarkan Amazon termasuk peran teknik, ilmu penelitian dan robotika, dan beberapa lainnya.

Penambahan puluhan ribu karyawan itu menjadi perhatian khusus bagi serikat pekerja AS, International Brotherhood of Teamsters. Mengingat Amazon menjadi perusahaan yang selalu diterpa kabar memberikan jam kerja yang berlebihan di tengah pandemi COVID-19.

Saat ditanya bagaimana perusahaan dapat mengubah budaya tempat kerja Amazon yang disebut menekan pekerja. Jassy memastikan akan terus membuat perbaikan.

"Semua orang di perusahaan memiliki kebebasan, ke depan kami melihat secara kritis bagaimana itu bisa lebih baik dan kemudian menemukan cara untuk membuatnya lebih baik," kata dia.

 

 

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Perusahaan Swasta Terbesar Kedua di AS

Amazon, yang sebelumnya disebut-sebut sebagai "budaya kantor-sentris," kemudian memutar balik visinya dan menawarkan pekerja kesempatan untuk menghabiskan hanya tiga hari dalam seminggu untuk bekerja mulai tahun depan.

Amazon menjadi perusahaan swasta terbesar kedua di Amerika Serikat. Amazon mempekerjakan lebih dari 500 ribu orang pada 2020, sebagian besar pekerjanya bekerja di gudang dan operasi pengiriman.

Perusahaan berinvestasi besar-besaran dalam membangun lebih banyak gudang dan meningkatkan gaji untuk menarik pekerja, untuk memenuhi permintaan yang kuat dari pembeli yang mencari produk yang dikirim ke rumah mereka.

Gaji yang ditawarkan untuk sejumlah pekerjaan mulai dari USD 15 setara Rp 213.834 (kurs Rp 14.225) hingga USD 17 atau Rp 242.346 per jamnya. Jassy mengungkap nilai itu merupakan gaji minimum yang didapat karyawannya.

"Amazon sangat kompetitif di sisi kompensasi. Kami telah memimpin dalam upah minimum USD 15. Dan di beberapa negara bagian rata-rata bahwa gaji awalnya adalah USD 17 per jamnya," ujar Jassy.

Lebih dari 55 ribu pekerjaan yang diumumkan Jassy. Lebih dari 40 ribu akan berada di Amerika Serikat, sementara yang lain akan berada di negara-negara seperti India, Jerman, dan Jepang.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.