Sukses

44 Tahun Kebangkitan Pasar Modal RI, Kapitalisasi Pasar Tembus Rp 7.389 Triliun

Mengingat pandemi yang masih berlangsung, OJK menyatakan setiap kebijakan terkait penanganan COVID-19 akan berdampak pada pasar modal Indonesia

Liputan6.com, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat kapitalisasi pasar hingga 9 Agustus mencapai Rp 7.389 triliun. Naik 6,01 persen dibandingkan posisi per 30 Desember 2020 sebesar Rp 6.970 triliun. Per 9 Agustus 2021, IHSG sudah kembali menguat dan berada pada posisi 6.127,46 atau naik 2,48 persen ytd.

“Kapitalisasi pasar juga telah meningkat menjadi Rp 7.389 triliun, naik 6,01 persen ytd,” ujar Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Hoesen pada Konferensi Pers dalam rangka 44 Tahun Diaktifkannya Kembali Pasar Modal Indonesia, Selasa (10/8/2021).

Mengingat pandemi yang masih berlangsung, Hoesen mengatakan setiap kebijakan terkait penanganan COVID-19 akan berdampak pada pasar modal Indonesia.

Kendati begitu, OJK menilai pelaku pasar modal sudah cukup siap dalam merespons hal tersebut sehingga tidak terjadi gejolak sebagaimana kebijakan yang sama pada 2020.

“Terbukti sampai dengan saat ini pasar masih bergerak sideways dengan IHSG yang masih mencoba untuk bertahan di level 6.000, dan kadang menunjukkan penguatan seiring dengan kondisi pemulihan ekonomi nasional,” kata Hoesen.

“OJK sebagai regulator di pasar modal akan senantiasa bersinergi dan bekerjasama dengan pemerintah dan stakeholder lainnya untuk jaga stabilitas dan volatilitas pasar modal Indonesia,” ia menambahkan.

 

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Terbitkan 92 Emisi

Pada periode yang sama, OJK telah mengeluarkan surat pernyataan efektif atas pernyataan dalam rangka penawaran umum untuk 92 emisi. Terdiri dari 25 IPO senilai Rp 28,40 triliun, 17 PUT senilai Rp 35,76 triliun, 3 EBUS senilai Rp 4,50 triliun. Kemudian 17 PUB EBUS Tahap I dan 30 PUB EBUS Tahap II masing-masing sebesar Rp 14,33 triliun dan Rp 35,05 triliun.

"Total nilai keseluruhan hasil penawaran umum sebesar Rp 118,03 triliun. Dari 92 emisi yang dinyatakan efektif tersebut, 27 diantaranya adalah emiten baru," ungkap Hoesen.

Tak hanya dari sisi supply, dari sisi permintaan juga terjadi pertumbuhan yang signifikan. Hingga 6 Agustus 2021, jumlah SID tercatat sebanyak 5,88 juta atau meningkat sebesar 51,68 persen dari 30 Desember 2020.

"Menariknya, peningkatan jumlah investor ritel di masa pandey ini justru didominasi oleh kaum milenial dan generasi Z yang berumur di bawah 30 tahun,” kata Hoesen. Adapun kelompok tersebut menempati 58,45 persen dari seluruh total investor pasar modal.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.