Sukses

Jangan Pakai Pinjaman saat Investasi Saham, Ini Alasannya

Tak hanya itu, uang yang digunakan untuk belanja harian dan biaya sekolah tak boleh digunakan untuk investasi saham.

Liputan6.com, Jakarta - Keuntungan saat investasi menarik perhatian investor untuk menanamkan dana di bursa saham. Hal ini membuat sebagian masyarakat nekat menggunakan pinjaman untuk mendapat keuntungan dari investasi yang dilakukan.

Maraknya pinjaman online saat ini, menjadi salah satu godaan yang harus dihindari investor. Direktur MNC Sekuritas, Susy Meilina menyebut, uang yang harus digunakan untuk investasi haruslah berasal dari dana tak digunakan.

"Jangan, investasi itu harus uang yang menganggur. Waduh kalau dari pinjaman online beli saham, untungnya sedikit tapi bunga pinjamannya besar enggak bisa ke cover," kata Susy, Senin (12/7/2021).

Tak hanya itu, uang yang digunakan untuk belanja harian dan sekolah juga tak boleh digunakan untuk investasi saham. Hal ini tak terlepas dari risiko yang harus di hadapi.

"Jadi saya selalu mengingatkan bila investasi itu harus dengan uang kita yang berlebih jangan pakai uang belanja, jangan uang sekolah untuk mahasiswa, jadi memang harus uang yang tak digunakan," ujarnya.

Senada dengan Susy, Direktur Anugerah Mega Investama, Hans Kwee menegaskan uang yang digunakan untuk melakukan investasi saham sebaiknya uang yang tak digunakan selama 5 tahun ke depan.

"Saya dulu di grup ada orang curhat, tahun depan mau nikah uangnya dibelikan saham, ternyata harganya turun dari Rp 8.000 ke Rp400 waktu krisis 2008, nah ini akibatnya enggak jadi nikah. Jadi harus bijak saat berinvestasi," tuturnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Investasi Saham saat Pandemi COVID-19, Simak Hal Penting Ini

Sebelumnya, Pandemi COVID-19 yang terjadi sejak tahun lalu membuat sejumlah emiten mengalami penurunan performa dan mengalami kerugian. Meski demikian, tak sedikit pula yang justru meningkat.

Melihat hal ini, PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia memberikan beberapa tips yang bisa menjadi acuan investor ketika investasi saat pandemi COVID-19.

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Martha Christina menyebut, investor perlu memperhatikan kinerja fundamental emiten, bukan hanya melihat berita yang berkembang.

"Memang saat ini berita yang berkembang itu bisa membuat harga saham naik. Tapi bagi kami, hal terpenting yang perlu diperhatikan ialah fundamental perusahaan dan juga kinerja ke depannya seperti apa," katanya, Kamis, 8 Juli 2021.

Selain itu, Head of Investment information Mirae Asset Sekuritas, Roger MM menegaskan, investor perlu mencermati beberapa emiten yang mungkin akan kembali bergairah pasca pandemi COVID-19. Hal ini bisa dicermati untuk investasi jangka panjang.

"Pada saat sekarang, di tengah pandemi ini sebenarnya peluang sama dengan di awal pandemi, bagi beberapa investor bisa menjadi peluang. Karena harga yang ada bisa dilihat sebagai diskon. Pandemi ada batas waktu nanti bisa selesai," ujarnya.

Salah satu saham yang bisa menjadi pertimbangan ialah sektor perbankan dan telekomunikasi. Kesempatan ini diungkapkan Roger mampu menjadi peluang untuk investor melakukan investasi.

"Tapi pada saat ke depan program vaksin menyentuh seluruh Indonesia dan saat sektor yang terpuruk ini bisa berbalik menjadi peluang, seperti transportasi, retail dan restoran," tuturnya.

Tak hanya itu, Roger juga menyebut, investor bisa memiliki banyak pilihan, seperti market leading, yakni teknologi, kesehatan. "Semua kembali kepada investornya," ujarnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.