Sukses

Intip Rincian Rencana Rights Issue Summarecon Agung

Bagi pemegang saham yang tidak eksekusi hak dalam rights issue Summarecon Agung (SMRA) akan mengalami dilusi dengan jumlah maksimum sebesar 15,4 persen.

Liputan6.com, Jakarta - PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), emiten properti akan menambah modal dengan mekanisme hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) II atau rights issue. Perseroan akan melepas sebanyak-banyaknya 2,62 miliar saham baru dengan nilai nominal Rp 100.

Jumlah saham baru yang diterbitkan itu sebesar 15,4 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah rights issue II. Perseroan menyatakan harga pelaksanaan rights issue berkisar 10 persen-25 persen terhadap TERP pada saat tanggal penentuan harga pelaksanaan. Jumlah dana yang dibidik dari rights issue Rp 1,5 triliun.

Dana hasil rights issue antara lain digunakan untuk pelunasan utang obligasi berkelanjutan III Summarecon Agung Tahap I sekitar 28 persen. Sisanya sekitar 14 persen untuk melunasi sebagian pokok utang bank yang dimiliki oleh perseroan. Lalu sisanya sekitar 58 persen untuk modal kerja perseroan.

Demikian mengutip prospektus yang disampaikan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis, (8/4/2021), setiap pemegang 11 saham yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham pada 2 Juni 2021 pukul 16.00 WIB berhak atas sebanyak-banyaknya dua HMETD.

Setiap satu HMETD memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli satu saham baru yang harus dibayar penuh saat mengajukan pemesanan pelaksanaan HMETD.

Saat pelaksanaan rights issue, PT Semarop Agung sebagai pemeilik 4,87 miliar saham yang mewakili 33,78 persen dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan akan melaksanakan sejumlah tertentu atau seluruh HMETD-nya. Atau mengalihkan sejumlah tertentu atau seluruh HMETD-nya kepada afiliasinya.

Dalam rights issue ini tidak terdapat pembeli siaga. Apabila saham baru yang ditawarkan dalam rights issue tidak seluruhnya diambil dan dibeli oleh pemegang saham atau pemegang bukti HMETD, sisanya akan dialokasikan kepada pemegang saham atau pemegang bukti HMETD lainnya yang melakukan pemesanan lebih besar dari haknya.

Bagi pemegang saham yang tidak eksekusi haknya dalam rights issue ini akan mengalami penurunan persentase kepemilikan saham (dilusi) dengan jumlah maksimum sebesar 15,4 persen.

Pada perdagangan saham Kamis, 8 April 2021 pukul 13.50 WIB, saham SMRA stagnan di posisi Rp 975 per saham. Saham SMRA berada di level tertinggi Rp 980 dan terendah Rp 965 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 1.178 kali dengan nilai transaksi Rp 4,4 miliar.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Jadwal Rights Issue

Jadwal rights issue antara lain pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 19 Mei 2021. Tanggal terakhir perdagangan saham dengan HMETD atau cum rights di pasar regular dan negosiasi pada 27 Mei 2021 dan pasar tunai pada 2 Juni 2021.

Tanggal mulai perdagangan saham tanpa HMETD atau ex right di pasar regular dan negosiasi pada 28 Mei 2021, pasar tunai pada 3 Juni 2021. Pencatatan pemegang saham yang berhak atas HMETD untuk tanggal distribusi HMETD pada 3 Juni 2021, pencatatan HMETD di BEI pada 4 Juni 2021.

Periode perdagangan HMETD pada 4-10 Juni 2021, pelaksanaan HMETD pada 4-10 Juni 2021, penyerahan saham baru hasil pelaksanaan HMETD pada 7-14 Juni 2021, tanggal akhir pembayaran pemesanan pembelian saham  tambahan pada 14 Juni 2021, penjatahan pemesanan pembelian saham tambahan pada 15 Juni 2021, dan pengembalian kelebihan uang pemesanan pembelian saham tambahan yang tidak terpenuhi pada 17 Juni 2021.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.