Sukses

Awali Pekan, IHSG Dibuka Menguat ke 6.236,62

Pada awal pembukaan perdagangan, level tertinggi IHSG berada di 6.241,86 dan terendah di 6.219,12.

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat pada perdagangan di awal pekan ini. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.000.

Pada pra-pembukaan, Senin (4/11/2019), IHSG menguat 11,93 poin atau 0,19 persen ke level 6.219,12. Sedangkan pada pembukaan pukul 09.00 waktu JATS, IHSG masih tetap menguat dengan naik 29,49 poin atau 0,46 persen ke 6.236,62.

Sementara itu, indeks saham LQ45 juga menguat 0,72 persen ke posisi 987,17. Seluruh indeks saham acuan bergerak di zona hijau.

Pada awal pembukaan perdagangan, IHSG level tertinggi berada di 6.241,86 dan terendah di 6.219,12.

Sebanyak 153 saham menguat dan 47 saham melemah. Sedangkan 135 saham diam di tempat.

Adapun total frekuensi di awal perdagangan saham 20.009 kali dengan volume perdagangan 575 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 732 miliar.

Investor asing beli saham Rp 45 miliar di pasar reguler dan posisi rupiah di angka 14.000 per dolar AS.

Dari 10 sektor pembentuk IHSG, seluruhnya berada di zona hijau. Sektor yang menguat paling tinggi adalah industri dasar dengan naik 0,79 persen. Kemudian diikuti sektor pertambangan menguat 0,65 persen dan sektor manufaktur yang melonjak 0,58 persen.

Saham-saham yang menguat sehingga mengangkat IHSG ke zona hijau antara lain PDES yang naik 10,66 persen ke Rp 1.090 per saham, APEX naik 9,90 persen ke level Rp 555 per saham dan BLUE naik 9,70 persen ke Rp 520 per saham.

Saham-saham yang melemah antara lain PKPK turun 12,50 persen ke Rp 70 per saham, ANDI turun 9,09 persen ke Rp 1.550 per saham, dan BOSS turun 9,02 persen ke Rp 464 per saham.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Prediksi Analis

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan bergerak ke zona merah pada awal pekan ini.

Rilis data inflasi Oktober yang di bawah ekspektasi menjadi pemberat laju indeks di bursa saham. Selain itu, sejumlah rilis kinerja emiten kuartal-III juga tak cukup memuaskan.

"Inflasi yang menunjukan perlambatan sebesar 3,13 persen secara year-on-year (YoY) menjadi katalis negatif IHSG," ungkap Kepala Riset Reliance Sekuritas Lanjar Nafi, Senin (4/11/2019). 

Dia bilang, rilis data pertumbuhan PDB juga diproyeksikan akan jauh dari ekspektasi sehingga menjadi sentimen negatif dari domestik.

"Indonesia akan merilis data pertumbuhan PDB dengan perkiraaan turun menjadi 5,01 persen dari 5,05 persen meskipun bank Indonesia menyatakan optimis masih di atas 5 persen pada laju pertumbuhan PDB Indonesia," kata dia.

Sebab itu, pihaknya memprediksi IHSG akan tertekan dengan bergerak melemah apabila break level 6.200 dengan support resistance 6.170-6.250.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.