Sukses

Indocement Catatkan Laba Rp 1,85 Triliun Sepanjang 2017

PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) mencatatkan pendapatan Rp 14,4 triliun sepanjang 2017.

Liputan6.com, Jakarta - PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) mencatatkan pendapatan Rp 14,4 triliun sepanjang 2017. Angka tersebut turun 6,1 persen jika dibanding dengan periode setahun sebelumnya.

Penurunan pendapatan tersebut juga berdampak kepada laba tahun berjalan perusahaan. Tercatat, laba tahun berjalan perseroan turun 51,9 persen menjadi Rp 1,85 triliun pada 2017 dari setahun sebelumnya yang sebesar Rp 3,87 triliun.

Direktur Utama Indocement Tunggal Prakarsa Christian Kartawijaya mengatakan, penurunan kinerja tersebut disebabkan oleh adanya persaingan yang ketat. Sementara permintaan dan biaya produksi terus meningkat.

Bahkan penurunan ini juga dikarenakan tingkat bunga deposito yang lebih rendah.

"Saat itu Bank Indonesia (BI) memangkas tingkat suku bunga sebanyak dua kali, ditambah lagi oleh tingginya harga acuan batu bara dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat," kata dia saat melakukan paparan publik di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat, (23/3/2018).

Meski demikian, Christian juga memaparkan pertumbuhan positif pada posisi kas bersih sebesar Rp 8,29 triliun pada 2017. Arus kas yang signifikan dihasilkan dari oprasional dengan upaya manajemen untuk meningkatkan posisi modal kerja menjadi kunci dalam meningkatkan neraca keuangan yang solid.

"Dengan neraca yang kuat tersebut, Indicement siap mengarungi sulitnya kondisi pasar di 2018," imbuhnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Permintaan Naik

Cristian melanjutkan, pada 2017 permintaan semen nasional terus mengalami peningkatan menjadi 66,3 juta ton atau naik 7,6 persen dibandingkan dengan 2016. Namun ternyata kapasita produksi nasional juga terus meningkat lebih besar dari permintaan. 

"Kondisi ini menyebabkan pangsa pasar Indocement turun dari 26,1 persen menjadi 25,3 persen," ucapnya.

Pada tahun lalu, tambah Cristian, perseroan lebih fokus dalam penjualan dalam negeri. Hal ini sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan klinker untuk memasok unit penggilingan dan pabrik semen dalam negeri.

"Oleh karena itu penjualan ekspor semen dan klinker di 2017 menurun 57,9 persen atau sebesar 225 ribu ton. Di mana pada 2017 hanya mampu melayani 164,4 ribu ton dan 2016 masih tinggi 309,4 ribu ton," tandasnya.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.