Sukses

Informasi Umum

  • Tentang PerusahaanPT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk adalah salah satu produsen semen di Indonesia. Perusahaan ini merupakan bagian dari perusahaan bahan bangunan asal Jerman yang bernama Heidelbergcement Group.
  • Didirikan1975

    Logo

    Logo Indocement terdiri dari lingkaran dengan warna biru yang di dalamnya terdapat tulisan "TIGA RODA" yang disusun dalam bentuk setengah lingkaran di bagian atas dan "SEMEN" yang disusun dalam bentuk setengah lingkaran di bagian bawah.

    Selain itu, di tengah lingkaran biru terdapat lingkaran berwarna merah yang ukurannya lebih kecil yang di dalamnya terdapat gambat tida roda berwarna putih yang saling bersentuhan.

    Kemudian pada bagian bawah dari lingkaran biru terdapat tulisan "INDOCEMENT HEIDELBERGCEMENT GROUP" berwarna biru. Tulisan tersebut menunjukkan bahwa Indocement merupakan bagian dari perusahaan bahan bangunan terkemuka asal Jerman yaitu Heidelbergcement Group.

     

    Catat Laba Bersih Rp 586,57 Miliar

    PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) mencatat kinerja positif sepanjang semester I 2021. Kinerja positif ini ditunjukkan dari pertumbuhan pendapatan dan laba bersih.

    PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk membukukan pendapatan naik 7,96 persen pada semester I 2021 menjadi Rp 6,66 triliun. Pada periode sama tahun sebelumnya Rp 6,17 triliun.Demikian mengutip dari keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Minggu (1/8/2021).

    PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk mencatat penjualan naik dari Rp 5,65 triliun pada semester I 2020 menjadi Rp 6,06 triliun. Penjualan beton siap pakai naik menjadi Rp 473,57 miliar pada semester I 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 464,54 miliar. Penjualan agregat naik menjadi Rp 7,55 miliar pada semester I 2021 dari periode enam bulan pertama 2020 sebesar Rp 362 juta.

    Beban pokok pendapatan naik 6,46 persen dari Rp 4,29 triliun pada semester I 2020 menjadi Rp 4,57 triliun pada semester I 2021. Dengan demikian, laba bruto tumbuh 11,39 persen dari Rp 1,87 triliun pada semester I 2020 menjadi Rp 2,09 triliun.

    Perseroan mencatat beban usaha naik dari Rp 1,46 triliun menjadi Rp 1,48 triliun pada semester I 2021. Perseroan mencatat kenaikan biaya keuangan menjadi Rp 21,26 miliar pada semester I 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 6,25 miliar.

    Selain itu, pendapatan keuangan turun menjadi Rp 122,63 miliar pada semester I 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 214,32 miliar. Pendapatan keuangan tercatat Rp 33,14 miliar pada enam bulan pertama 2021 dari periode sama tahun sebelumnya rugi Rp 36,84 miliar.

    PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk mencatat laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tumbuh 24,79 persen menjadi Rp 586,57 miliar pada semester I 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 470,02 miliar.

     

    Strategi Indocement Tunggal Prakarsa Untuk Perkuat Pangsa Pasar

    PT Indocement Tunggal Perkasa Tbk (INTP) mengungkapkan pangsa pasar untuk produk semen meningkat, dari 25,5 persen pada 2019 menjadi 25,8 persen pada 2020.

    Presiden Direktur PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, Christian Kartawijaya mengatakan, pangsa pasar Indocement di Jawa dan Luar Jawa mengalami pertumbuhan dari tahun lalu.

    Di Jawa meningkat 70 bps dari 34,1 persen menjadi 34,8 persen dan Luar Jawa meningkat 80 bps dari 14,5 persen menjadi 15,3 persen. Peningkatan pertumbuhan Luar Jawa terutama berasal dari Pulau Sumatera yang disebabkan tingginya aktivitas pembangunan infrastruktur, salah satunya proyek tol Trans Sumatera.

    "Jadi kita mulai melihat Sumatera adalah next island yang selanjutnya setelah Jawa yang akan berkembang dengan lebih baik. Karena Trans Sumatera sudah dibuat oleh Pak Jokowi,” kata Christian dalam video konferensi, Jumat (19/3/2021).

    Perseroan kemudian merespons kondisi ini dengan membangun terminal semen. “Ini adalah usaha kami, kami membuat terminal semen. Jadi memudahkan kami untuk menjual semen. Dan kami sudah lakukan itu di Sumatra," ujar Christian.

    Christian melihat pembangunan di Sumatera memiliki multiplier effect ke depannya. Oleh karena itu, perseroan telah mempersiapkan lahan untuk pembangunan terminal semen sejak empat tahun lalu.

    "Saya melihat ini ada multiplier effect, efek domino yang akan membuat pembangunan disana akan berkembang. Itulah sebabnya Indocement sudah tiga-empat tahun lalu sudah membeli tanah dan sudha membangun terminal di Lampung dan terminal di Palembang,” ujar Christian.

    Dengan begitu, Christian mengungkapkan perseroan bisa memperluas pangsa pasar di dua daerah tersebut. Sebelumnya, Christian mengaku perseroan tak bisa menjual semen curah di daerah tersebut.

    "Supaya kita bisa memperkuat pangsa pasar kita di dua daerah tersebut, untuk membuat kita punya market share bisa naik sedikit di Sumatera, yang tadinya kita nggak bisa jual semen curah, sekarang kita bisa jual semen curah,” kata dia.

    Selain itu, perseroan juga memutuskan untuk merelokasi salah satu terminal apungnya yang terletak di Samarinda, Kalimantan Timur ini direlokasi ke Konawe, Sulawesi Tenggara.

    Relokasi ini mempertimbangkan kondisi pasar di Sulawesi yang terus bertumbuh. Perseroan juga merilis produk semen Rajawali untuk penetrasi pasar semen di kelas curah dengan kualitas bagus dan harga cukup kompetitif.

    Di samping itu, perseroan juga mulai memperkenalkan semen ramah lingkungan dengan kualitas tinggi. Pada 2021, perseroan mengalokasikan capex Rp 1,1 triliun atau naik 10 persen dari tahun lalu.