Sukses

Bursa Asia Sentuh Level Tertinggi dalam 8 Bulan

Stimulus di Jepang berdampak positif untuk pergerakan bursa Asia.

Liputan6.com, Tokyo - Bursa saham Asia menguat ke level tertinggi dalam delapan bulan pada perdagangan saham Jumat pekan ini. Laju bursa saham Asia juga mencatatkan kenaikan selama sepekan. Penguatan tersebut seiring bursa saham Amerika Serikat (AS) yang menguat, dan mengesampingkan sentimen serangan di Prancis.

Sekitar 73 orang tewas saat menghadiri perayaan Bastille Day di Nice, Prancis pada Kamis waktu setempat. Analis menilai sentimen tersebut tak berdampak ke bursa saham Asia, meski yen sempat menguat usai rilis kabar tersebut.

"Saya rasa tidak berdampak besar ke pasar saham Asia," ujar Kaneo Ogino, Direktur Global-info di Tokyo, seperti dikutip dari laman Reuters, Jumat (15/7/2016).

Pada perdagangan saham Jumat pekan ini, indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,2 persen pada awal perdagangan.

Selama sepekan, indeks saham acuan regional di Asia tersebut naik lebih dari empat persen. Indeks saham Jepang Nikkei menguat 0,8 persen. Indeks saham Jepang ini telah menguat lebih dari 9 persen dalam sepekan.

Penguatan bursa saham Jepang itu ditopang usai perdana menteri Jepang Shinzo Abe menyatakan akan memberikan stimulus.

"Ada aliran dana yang masuk dalam pekan terakhir ini. Saya melihat aksi beli sentiap hari ini. Ini ada harapan dari Abenomics," ujar Logan Best Vice President of Securities INTL FCStone Financial.

Indeks saham Australia pun naik 0,3 persen. Penguatan bursa saham Australia itu didorong dari saham energi dan bank. Sedangkan indeks saham Korea Selatan Kospi menguat 0,4 persen.

Di pasar uang, dolar Amerika Serikat (AS) sedikit bergerak lebih rendah terhadap yen ke level 105,34. Sementara itu, mata uang Inggris pound naik 0,6 persen ke level US$ 1.3417. Bank sentral Inggris atau Bank of England secara mengejutkan tetap mempertahankan suku bunga.

Sementara itu, euro turun 0,1 persen terhadap yen menjadi 117,1. Akan tetapi. euro cenderung menguat lebih dari lima persen dalam sepekan. Di pasar komoditas, harga minyak Brent turun 0,9 persen menjadi US$ 46,96 per barel. Sedangkan harga minyak Amerika Seriakt susut 0,9 persen menjadi US$ 45,28. (Ahm/Zul)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini