Sukses

Melihat 5 Reksa Dana Saham yang Mampu Bertahan di Kuartal III

Sejumlah manajer investasi memilih sektor saham barang konsumsi dan konstruksi sehingga turut membantu kinerja reksa dana saham.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cenderung melempem sepanjang 2015. Hal itu berdampak terhadap kinerja reksa dana terutama reksa dana saham yang juga ikut melemah. Namun, ada sejumlah reksa dana saham yang mampu dapat bergerak bertahan di tengah IHSG tertekan.

Berdasarkan Bursa Efek Indonesia (BEI), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) susut 12,27 persen secara year to date (Ytd) ke level 4.585 pada penutupan perdagangan saham Rabu 25 November 2015. Pelemahan IHSG ini berdampak terhadap industri reksa dana termasuk saham.

Mengutip tim riset Bareksa, Kamis (26/11/2015), industri reksa dana terutama reksa dana saham mengalami tekanan sejak September lalu. Hampir dua per tiga dari 143 produk reksa dana saham mengalami koreksi hingga double digit.

Bahkan secara keseluruhan, industri reksa dana saham terkoreksi sebesar 19,05 persen dalam setahun.Kondisi ini secara tidak langsung terimbas oleh ekonomi melambat di Indonesia ditambah ketidakpastian ekonomi dunia. Keadaan diperparah dengan penyerapan anggaran pemerintah yang rendah.

Padahal ini belanja pemerintah itu diharapkan mampu mendorong laju ekonomi yang melambat.Ekonomi melambat telah memukul kinerja sejumlah perusahaan. Penurunan kinerja ini dibayar oleh turunnya harga efek, dan selanjutnya ikut memukul kinerja portofolio reksa dana saham.

Akan tetapi, ternyata masih ada 54 reksa dana saham yang mencatatkan kinerja di atas Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebagai acuannya. Dari sejumlah reksa dana itu, ada lima reksa dana saham yang terbaik berdasarkan barometer Bareksa.

Kelima reksa dana itu adalah Schroder Dana Prestasi Plus, Schroder Dana Prestasi, Schroder 90 Plus Equity Progresif, Sinarmas Saham Unggulan dan Danareksa Mawar Konsumer 10.

Menurut analis tim Bareksa, kelima produk reksa dana saham terpilih lantaran punya kemiripan dalam alokasi portofolonya. Kelima produk reksa dana itu memiliki satu saham bank. Di antara lima reksa dana itu, Danareksa Mawar Konsumer memiliki porsi saham perbankan yang banyak.

Selain memilih saham bank, empat dari lima produk reksa dana saham tersebut juga memiliki porsi saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) yang cukup besar.

Kepemilikan saham PT Unilever Tbk ini menjadi salah satu penahan koreksi yang dialami empat reksa dana tersebut. Selama setahun, saham PT Unilever Tbk naik 19,5 persen dari periode 30 September 2014 di kisaran Rp 31.800 per saham.

Saham penahan koreksi lainnya yaitu saham-saham sektor konstruksi seperti PT PP Tbk (PTPP) dan PT Waskita Karya Tbk (WSKT). Namun, hanya produk Schroder Dana Prestasi dan Simar Saham Unggulan yang memiliki porsi besar untuk sektor konstruksi dibandingkan tiga reksa dana saham lainnya.

Berdasarkan data Bareksa, Schroder Dana Prestasi memilih untuk mengoleksi saham PT Waskita Karya Tbk. Sedangkan Simas Saham Unggulan memiliki koleksi saham PT PP Tbk. (Ahm/Igw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.