Sukses

Bursa Saham Asia Merosot Jelang Pertemuan The Fed

Indeks saham MSCI Asia Pacific susut 0,1 persen seiring pelaku pasar menunggu hasil pertemuan bank sentral AS dan Jepang.

Liputan6.com, Tokyo - Sebagian besar bursa saham Asia melemah pada perdagangan saham Selasa pekan ini menjelang pertemuan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve. Sementara itu, dolar AS cenderung melemah.

Indeks saham MSCI Asia Pasific sedikit berubah. Indeks saham acuan regional ini turun 0,1 persen pada pukul 09.08 waktu Tokyo. Diikuti indeks saham Jepang Topix tergelincir 0,2 persen. 

Indeks saham Australia/ASX 200 berfluktuasi sedangkan indeks saham Selandia Baru/NZX 50 menguat 0,4 persen.Sementara itu, di pasar keuangan indeks dolar AS tergelincir seiring mata uang Jepang yen dan mata uang Korea Selatan won menguat. Di pasar komoditas, harga minyak diperdagangkan mendekati level terendah dalam dua bulan ke level US$ 44 per barel.

"Trader hanya duduk di sela-sela menunggu untuk melihat apa yang akan terjadi. Pertemuan bank sentral AS dan bank sentral Jepang merupakan peristiwa penting yang akan menentukan apakah reli ini dapat menguat lebih tinggi lagi. Bila kita melihat The Fed mendorong kembali kenaikan suku bunga pada 2016 dan bank sentral Jepang meningkatkan stimulus maka berdampak positif untuk bursa saham," ujar Analis IG Markets Ltd Angus Nicholson, seperti dikutip dari laman Bloomberg, Selasa (27/10/2015).

Sebelumnya euforia menyambut langkah-langkah kelonggaran oleh China memudar pada Senin pekan ini. Hal itu seiring investor kembali fokus pada alasan yang mendasari suku bunga dipangkas oleh bank sentral China sejak November. Pemangkasan suku bunga lantaran permintaan merosot di domestik dan global.

Pada pekan ini, pelaku pasar fokus terhadap hasil pertemuan The Federal Reserve terutama soal kenaikan suku bunga. Selain itu, hasil pertemuan bank sentral Jepang pada 30 Oktober. Pelaku pasar menanti kebijakan stimulus moneter ke depannya. Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) tergelincir 0,3 persen menjadi US$ 43,86 per barel. Harga minyak tersebut menjadi level terendah sejak 27 Agustus 2015.(Ahm/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.