Sukses

Jejak Budaya Tionghoa di Batavia yang Jadi Akar Bahasa Betawi

Pada masa lalu, orang-orang Tionghoa datang ke Batavia dengan membawa budaya, bahasa, dan tradisinya. Interaksi antara masyarakat Tionghoa dan pribumi menciptakan pertukaran budaya yang kaya, termasuk pengaruh bahasa Hokkien dalam dialek Betawi

Diperbarui 06 Mei 2025, 23:03 WIB Diterbitkan 09 Mei 2025, 04:00 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Bahasa Betawi memiliki kekhasannya tersendiri yang sekaligus menjadi identitas dan pembeda dengan budaya lainnya. Siapa sangka, akar bahasa Betawi ternyata menyimpan jejak budaya Tionghoa masa lampau.

Mengutip dari Seni & Budaya Betawi, beberapa kata dalam bahasa Betawi adalah produk akulturasi dari masyarakat Tionghoa yang bermigrasi ke Batavia. Akulturasi tersebut terjadi karena tingginya intensitas interaksi antara masyarakat Tionghoa dan pribumi, sehingga lahirlah bahasa unik Betawi yang bercampur dengan Hokkien.

Pada masa lalu, orang-orang Tionghoa datang ke Batavia dengan membawa budaya, bahasa, dan tradisinya. Interaksi antara masyarakat Tionghoa dan pribumi menciptakan  pertukaran  budaya  yang  kaya, termasuk pengaruh bahasa Hokkien dalam  dialek Betawi. Beberapa kata dalam bahasa Betawi yang mendapat pengaruh dari bahasa Hokkien adalah gue, lo, hingga kongsi.

Selain itu, terdapat kata mio yang dalam bahasa Hokkien berarti saya. Kata ini digunakan oleh masyarakat Betawi keturunan Tionghoa untuk  menyebut diri mereka sendiri.

Adapun kata kongsi dalam bahasa Hokkien berarti berbagi atau membagi. Masyarakat Betawi kerap menggunakan kata ini dalam percakapan sehari-hari.

Demikian pula dengan sapaan gue dan lo yang sangat identik dengan bahasa orang perkotaan. Kata ini sebenarnya berasal dari bahasa Hokkien yang digunakan oleh komunitas Tionghoa di Jakarta.

 

2 dari 2 halaman

Gua

Kata gua (我) merupakan serapan untuk menyebut kata ganti orang pertama tunggal, sedangkan lu (汝) digunakan untuk kata ganti orang kedua tunggal. Dalam masyarakat Betawi, penggunaan kata-kata ini telah menjadi bahasa sehari-hari yang digunakan untuk berinteraksi dengan masyarakat sekitar dari berbagai kalangan.

Dalam perkembangannya, dialek Betawi memiliki ciri khas yang unik. Dialek mereka kerap dianggap keren oleh sebagian orang, sehingga semakin populer dan dipandang sebagai bahasa gaul perkotaan.

Popularitas bahasa ini juga dipengaruhi oleh tingginya budaya populer di Jakarta, seperti musik, film, dan media sosial. Dialek khas bahasa Betawi tak hanya digunakan oleh masyarakat setempat, tetapi juga kalangan artis dan selebriti lokal dalam karya-karya mereka, sehingga membuatnya semakin populer.

Penulis: Resla

EnamPlus