Sukses

Mengenal Kecanggihan Inovasi MR dari CEO MR Factory, Oscar Olarte

Teknologi mixed reality dapat menggabungkan dunia nyata dan dunia virtual sehingga keduanya dapat berinteraksi secara real-time. MR berada di titik perpaduan antara Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR)

Liputan6.com, Bali - Dalam dunia industri broadcasting terutama pembuatan konten, inovasi terus berkembang dengan cepat. Saat ini yang tengah gencar dikembangkan adalah teknologi yang menggabungkan augmented reality dan virtual reality.

Teknologi yang menggabungkan keduanya hadir dengan kemampuan menggabungkan dunia fisik dengan elemen-elemen virtual. Inovasi dalam bidang teknologi tersebut adalah Mixed Reality (MR).

Pemanfaatan teknologi ini sangat beragam pada berbagai bidang, mulai dari pendidikan, bisnis, dan pemanfaatan utamanya dalam industri game.

Sesuai penamaannya, teknologi mixed reality dapat menggabungkan dunia nyata dan dunia virtual sehingga keduanya dapat berinteraksi secara real-time. MR berada di titik perpaduan antara Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR).

Dalam AR, elemen digital ditambahkan ke dunia nyata, sementara dalam VR, pengguna sepenuhnya terbenam dalam lingkungan digital. Mixed Reality membawa pengalaman yang lebih mendalam, memungkinkan interaksi antara lingkungan fisik dan digital dalam satu ruang.

Dalam dunia industri, MR digunakan untuk desain produk yang lebih baik dan efisien. Para pegiat industri kreatif dapat menggunakan MR untuk membuat model 3D interaktif dari produk yang sedang mereka desain.

Ini memungkinkan mereka untuk memvisualisasikan produk dalam skala penuh dan melakukan perubahan secara real-time. Tim desain dapat berkolaborasi secara virtual dalam ruang MR untuk merancang produk bersama-sama, meskipun mereka berada di lokasi yang berbeda.

Seperti yang dipaparkan oleh Oscar Olarte, CEO & Co-Founder, MR Factory bahwa MR mampu meningkatkan proses pembuatan konten juga brand application.

"Saat ini salah satu inovasi yang penting adalah bagaimana cara membuat tayangan untuk multi perangkat dengan teknologi multi layer," ujar Oscar Olarte dalam acara Asia Pacific Conference for Media, Advertising and Marketing (APMF) 2024 di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali Jumat 3 Mei 2024.

 

Simak Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Efektivitas Penggunaan Teknologi MR

Oscar yang berbicara pada sesi bersama Sutanto Hartono, Managing Director of Emtek, CEO of SCM & Vidio dalam materi Beyond The Box: Unleashing TV Content Breakthroughs juga menekankan tujuan ulang tentang konten setelah pengambilan gambar untuk menghadirkan personalisasi dan lokalisasi dengan menggunakan teknologi Artificial Intellegence.

Lebih lanjut dikatakan Oscar, teknologi MR mampu menghemat biaya dan meningkatkan kecepatan, kuantitas produksi dan kualitas serta meningkatkan kreativitas.

“Ini adalah tujuan kami, untuk memberikan apa yang diinginkan sutradara,” kata Oscar M. Olarte.

Dalam kesempatan itu Oscar juga menampilkan video tentang simulasi kerumunan. "Saya bekerja dengan Victor Pellit seorang CEO untuk menggunakan teknologi ini di real time virtual production. Jadi kami bisa mengadaptasi seluruh kerumunan pada siulasi kerumunan," ujar Oscar.

MR sendiri merupakan sebuah rumah produksi yang berbasis di Madrid daftar klien perusahaan ternama mulai dari Canon hingga M&C Saachi. MR Factory mendasarkan produksi pada teknik produksi virtual.

Dilansir dari unrealengine.com, Sistem MR Factory mengandalkan teknologi dari Brainstorm dan Epic Games. Intinya adalah InfinitySet, rangkaian virtual lengkap dan solusi grafis 3D waktu nyata dari Brainstorm, yang didukung oleh mesin eStudio, dan Unreal Engine untuk latar belakang 3D berkualitas tinggi.

Brainstorm membantu MR Factory mengintegrasikan kedua produk ke dalam jalur yang lancar sehingga menghemat waktu dan uang dengan penyaringan hijau di studio. Pengaturan ini berfungsi untuk semua jenis proyek film atau video, termasuk film layar lebar dengan pengambilan gambar panjang dan pengambilan gambar lanjutan.

Namun teknik produksi virtual seperti itu bukan hanya tentang menghemat waktu atau menghindari pascaproduksi. Memiliki kemampuan untuk melihat hasil akhir saat masih berada di studio memberikan lebih banyak kebebasan kepada sutradara dan pekerja kreatif lainnya untuk membentuk film sesuai keinginan mereka.

Meskipun banyak tim produksi yang masih baru mengenal konsep ini, nilai produksi real-time dengan green-screening—produksi yang lebih cepat dan peningkatan peluang kreativitas, dipercaya mampu memberi manfaat lebih pada industri.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.