Sukses

Siaga Level III, Ini Dia Catatan Letusan Gunung Ibu dari Tahun ke Tahun

Sejak awal tahun, Gunung Ibu telah mengalami erupsi sebanyak 20 kali, menjadikannya salah satu gunung paling aktif di Indonesia saat ini.

Liputan6.com, Jakarta - Gunung Ibu secara administratif termasuk wilayah Kecamatan Ibu Utara, Kabupaten Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara. Gunung tersebut memiliki ketinggian 1.340 m di atas permukaan laut.

Menurut sejarahnya, Gunung Ibu diketahui meletus pertama kali pada bulan Agustus-September 1911 dengan letusan eksplosif di bagian tengah kawahnya. Letusan berikutnya terjadi pada bulan Desember 1998 setelah jeda selama 87 tahun, ketika sumbat lava terbentuk menutupi dasar kawah bagian dalam.

Gunung Ibu meletus pertama kali pada Agustus-September 1911. Belum ada penjelasan mengenai jenis dan dampak dari letusan gunung ibu.

Letusan berikutnya terjadi 87 tahun kemudian, yakni pada Desember 1998 yang menimbulkan sumbatan lava. Semburan terjadi secara berkala, berlangsung selama 45-60 detik dan selang waktu 5-15 menit.

Gunung Ibu di Halmahera Barat, Maluku Utara, kembali menunjukkan aktivitas vulkanik yang signifikan pada Mei 2024. Sejak awal tahun, Gunung Ibu telah mengalami erupsi sebanyak 20 kali, menjadikannya salah satu gunung paling aktif di Indonesia saat ini.

Pada 28 April 2024, Gunung Ibu tercatat mengalami delapan kali gempa letusan, dua kali gempa guguran, 43 kali gempa hembusan, enam kali gempa harmonik, satu kali gempa tornillo, 451 kali gempa vulkanik dangkal, delapan kali gempa vulkanik dalam, dan 22 kali gempa tektonik jauh.

Pada tanggal 20 Mei, gunung ibu erupsi sangat hebat yang terekam seismogram dengan amplitudo maksimum 28 milimeter dan durasi sementara ini lebih kurang 2 menit 37 detik. Sebanyak 1.560 warga dari tujuh desa di Kecamatan Tabaru, Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara, terpaksa harus mengungsi.

Tujuh desa tersebut yakni Desa Duwono, Desa Tokowoko, Desa Goin, Desa Sangadji Nyeku, Desa Tuguis, Desa Soa Sangadji, dan Desa Tiga Sodara telah berada di lokasi pengungsian.

Pemkab Halmahera Barat melalui Badan Penanggunagan Bencana Daerah (BPBD), TNI, dan Polri terus memberikan pelayan kebutuhan pengungsi, baik logistik maupun kebutuhan lainnya di posko pengungsian.

Bahkan, pihak TNI membuka pelayan dapur umum di posko utama pengungsi agar terus memberikan kebutuhan makan para pengungsi selama berada di posko pengungsian.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Catatan Letusan

Berikut catatan letusan Gunung Ibu dari tahun ke tahun:

Agustus-September 1911

Gunung Ibu diketahui meletus pertama kali pada bulan Agustus-September 1911. Saat itu, belum ditemukan penjelasannya. untuk jenis dan efek letusan.

Desember 1998

Saat itu, warga Desa Duono dan Desa Going yang terletak 5-6 km dari puncak mendengar suara dentuman dari puncak gunung yang disusul kepulan asap.

3 Kali Letusan di Tahun 1999

Pada tahun 1999 Gunung Ibu meletus sebanyak 3 kali. Letusan pertama terjadi pada bulan Januari. Sebulan kemudian, tepatnya Februari, letusan kembali terjadi.

Titik letusan diketahui berada di sudut utara-timur laut dasar kawah. Pada bulan Maret, Gunung Ibu kembali meletus. Saat itu frekuensi letusan mulai berkurang dibandingkan sebelumnya

Mei - Oktober 2001

Pada tahun 2001, tepatnya pada Mei-Oktober 2001, data satelit menunjukkan aktivitas vulkanik di Gunung Ibu.

Mei - Agustus 2004

Tanggal 31 Mei - 29 Agustus 2004 teramati asap kawah tipis berwarna putih pekat membubung hingga ketinggian sekitar 50-150 meter dari puncak. Kubah lava yang tumbuh di dalam kawah kemungkinan akan terus bertambah. Saat itu aktivitas Gunung Ibu berada pada level waspada (level II).

April 2008

Pada tanggal 4 dan 5 April 2008, gempa berkekuatan maksimum 48 mm dan durasi 470 detik. Gempa erupsi Gunung Ibu berlanjut hingga tanggal 20 April 2008. Terhitung tanggal 21 April 2008 pukul 16.00 WIB, status operasional Gunung Ibu dinaikkan dari Waspada (Level II) menjadi Siaga (Level III)

Agustus 2019

letusan kembali terjadi dengan ketinggian letusan bervariasi 200-800 meter. Letusan abu vulkanik bergerak ke arah selatan.

 

Penulis: Belvana Fasya Saad

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.