Sukses

Mata Maling, Jajanan Jadul Solo Berbahan Kulit Melinjo

Meski sama-sama terbuat dari melinjo, mata maling berbeda dengan emping.

Liputan6.com, Solo - Kota Solo memiliki banyak jajanan legendaris yang masih tetap eksis hingga sekarang, salah satunya mata maling. Mata maling atau moto maling terbuat dari kulit melinjo berwarna merah.

Meski sama-sama terbuat dari melinjo, mata maling berbeda dengan emping. Keduanya sama-sama renyah, tetapi mata maling tak memiliki cita rasa pahit sedikit pun.

Dalam bahasa Jawa, mata maling berarti mata pencuri. Tak seburuk makna dari namanya, camilan ini justru memiliki rasa yang sangat lezat.

Mata maling memiliki sensasi rasa pedas manis. Camilan ini terasa semakin istimewa karena harus melalui proses pembuatan yang tak sederhana.

Mengutip dari surakarta.go.id, selain melinjo, camilan ini juga dibuat dengan menggunakan beberapa bumbu, seperti garam, bawang putih dan cabai. Proses pembuatannya dimulai dari memisahkan kulit melinjo dari isinya.

Kemudian, kulit tersebut dijemur hingga kering. Konon, proses penggorengan mata maling harus dilakukan dua kali.

Setelah digoreng garing, kulit melinjo ditiriskan selama satu hari. Hal ini dilakukan agar minyak di kulit melinjo benar-benar hilang. Setelah kering, kulit melinjo digoreng kembali dengan bumbu khusus untuk mendapatkan rasa yang diinginkan.

Jika tidak ingin repot membuatnya, kamu bisa menemukan camilan mata maling di beberapa tempat di Kota Solo. Mata maling bisa ditemukan di lapak jajanan tradisional gerbang utama Pasar Gede sebelah timur.

Mata maling dijual dengan harga relatif murah sekitar Rp10.000 saja. Selain pedas manis, rasa lain yang ditawarkan adalah rasa original.

 

Penulis: Resla Aknaita Chak

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.