Sukses

Masuk Musim Hujan, Awas Semarang Banjir

Wali Kota Semarang Hevearita G Rahayu menyebutkan faktor-faktor penyebab banjir Semarang.

Liputan6.com, Semarang - Baru memasuki  musim hujan, sejumlah wilayah di Kota Semarang mulai tergenang banjir. Genangan muncul seperti di Kaligawe dan sejumlah wilayah lainnya. 

Wali Kota Semarang, Hevearita G Rahayu meminta kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarang, terutama di sungai atau saluran air. 

"Pemerintah Kota Semarang sudah memetakan potensi bencana dan antisipasi kesiapan menghadapi musim hujan," kata Wali Kota Semarang, Hevearita G Rahayu yang kerap disapa Mbak Ita.

Data di lapangan, unit pelaksana teknis daerah (UPTD) dan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang masih menemukan sampah yang menyumbat drainase.

"Sampah juga dapat menghambat kinerja pompa pengendali banjir," kata Wali Kota Semarang.

Secara khusus mbak Ita meminta bantuan warga agar mulai memilah sampah dari rumah tangga. Tidak hanya mengurangi volume sampah, namun pemanfaatan kembali atau penjualan sampah yang bisa didaur ulang juga bisa menambah pendapatan.

"Untuk menggairahkan masyarakat, kita buat juga program dan lomba terkait 'drainase sae' dan lomba Lampah Kita (Kelola Sampah di Lingkungan Kita-red)," katanya.  

Mengantisipasi potensi genangan tersebut, Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang telah berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) dan Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN).  

"Termasuk di flyover Madukoro ada crossing yang perlu diperbesar karena disana ada genangan," imbuhnya. 

Selain dengan BBWS, Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang sudah intens mengeruk sedimentasi. Termasuk Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperkim) yang memperbaiki drainase baik di tengah kota seperti di Jalan Depok, Jalan Pemuda, Jalan Erlangga dan sebagainya.

"Juga crossing di beberapa jalan harus kita perlebar diameternya. Ini upaya-upaya agar tidak terjadi genangan utamanya di jalan protokol kota Semarang," katanya.

Banjir yang terjadi di kawasan Kaligawe belum lama ini, diduga pompa pengendali banjir rusak karena sampah kayu yang mengganggu kinerja mesin pompa. Kepala BBWS Pemali Juana, Harya Muldianto mengatakan, kendala tersebut dikarenakan rusaknya propeller atau baling-baling di pompa akibat tersumbat potongan-potongan kayu.

"Beberapa minggu lalu ada propeller yang rusak karena nyangkut kayu sudah kami perbaiki, dan kami sudah dipasang kembali, sudah normal dan bisa bekerja kembali," kata Harya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.